52

1.5K 208 46
                                    

Pagi ini Abian memulai harinya dengan tidak bersemangat, setelah mengiyakan permintaan putus dari Adara Abian langsung menyesal.

Berpikir keras apa penyebab Adara meminta putus, mungkin saja dirinya ada salah, tapi semakin Abian berpikir malah ia semakin pusing.

Selama ini hubungannya dengan Adara selalu baik-baik saja, mereka tidak pernah bertengkar sekalipun.

Abian berpikir.... apakah karena Siwon makanya Adara meminta putus? Apa Adara merasa bersalah karena gara-gara Adara dirinya harus berkali-kali dipukuli oleh anak buah Siwon.

Tapi.. Abian sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, Abian tidak akan menyerah hanya karena ia dipukuli.

Abian pandangi ponselnya, ada satu pesan masuk dari Adara, pukul tiga dini hari perempuan itu mengirimnya pesan Abian tahu karena laki-laki itu tidak tidur semalaman, menebak-nebak apa kesalahannya sampai-sampai Adara meminta putus.

Pesan tersebut belum tersentuh sama sekali, Abian belum membuka apalagi membaca apa pesan yang Adara kirimkan.

Abian belum berani, ia takut jika pesan itu berisi pengakuan Adara. Perempuan itu mengaku tidak pernah mencintainya dan Abian takut jika ia membuka pesan tersebut akan semakin tahu fakta-fakta yang sebenarnya. Tentang ia yang tidak pernah ada di hati Adara.

"Ra... apa salah aku?" tanya Abian pada ponsel couplenya yang menampilkan wallpaper mereka berdua.

"Kalau papa kamu yang jadi alasan kita putus, aku gak bisa terima" Abian melirih.

Menegakan posisi duduknya, Abian masukan kembali ponselnya ke dalam kantong celana. Ia duduk dengan tenang, menunggu Yunho selesai sarapan.

"Bi, kayanya gak semangat banget hari ini. Ada masalah ya?" tanya Yunho tiba-tiba.

Terkesiap, Abian terkejut dengan suara Yunho, ia langsung menoleh ke samping dan benar saja majikannya itu berdiri di sampingnya dengan senyum yang tidak pernah hilang di wajahnya.

Entah perasaan Abian atau bukan Yunho ini sering tersenyum ketika bersamanya, berbicara santai kepadanya seperti calon mertua kepada calon menantu berbeda sekali jika kepada yang lain sikap Yunho akan berubah seratus delapan puluh derajat.

Yang jadi pertanyaan Abian kenapa Yunho hanya santai kepadanya? Abian tahu Yunho siapa, Yunho termasuk ke dalam jajaran orang-orang tersukses di Asia bahkan sangat berpengaruh dalam perekonomian negara dan Yunho sangat santai padanya, pada Abian yang notabenya hanyalah seorang supir.

"Eh bapak" Abian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tersenyum canggung.

"Langsung berangkat pak?" tanya Abian tak mengindahkan pertanyaan Yunho sebelumnya.

Yang langsung Yunho angguki seraya berkata, "Iya, saya ada rapat penting pagi ini".

Baik, Abian mengangguk lalu berjalan ke arah mobil yang sudah ia panaskan itu.

Diikuti Yunho dari belakang.

"BANG ABI! WOY!" yang tadinya Abian hendak membukakan pintu mobil untuk Yunho pun sampai urung melakukan niatnya.

Dilihatnya, Kai si adik hitamnya itu berlari ke arahnya dengan mobil di belakang yang mengikuti.

Heran, padahal sebenarnya Kai bisa saja duduk manis di mobil tidak perlu berlari dari depan pagar sampai ke halaman.

"Kai? Ngapain lo kesini?" tanya Abian to the poin.

"Bang, Adara dia--".

"Gue gak peduli, bukan urusan gue!" Abian buru-buru memotong perkataan adiknya itu.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang