Pukul delapan pagi Abian terbangun karena cahaya matahari yang menyelinap masuk ke sela-sela jendela.
Melirik ke samping, Abian tersenyum melihat Adara yang tertidur membelakanginya.
Sekarang tidak tidur sendirian lagi, dia sudah punya istri.
Rasanya seperti mimpi, gadis yang ia jumpai di atas jembatan hendak melakukan aksi bunuh diri itu sekarang sudah resmi menjadi istrinya.
Adara--gadis yang sudah menarik perhatiannya sejak pertemuan pertama mereka.
"Ra" panggil Abian pelan, membangunkan istrinya, untuk mengajak sarapan.
"Sayang" panggilnya lagi karena panggilan pertama tidak mendapat tanggapan, nampaknya Adara tidak terusik sama sekali dengan panggilan Abian.
Terbukti, wanita itu masih erat memeluk guling nya.
"Sayang, bangun".
"Ck, Dara masih ngantuk pa! jangan bangunin Dara dulu, masih pagi juga udah dibangunin aja!" kata Adara kesal tanpa membuka matanya.
Lantas Abian terkekeh mendengar perkataan Adara, sepertinya Adara tidak sadar kalau yang membangunkannya itu Abian bukan Yunho.
Mungkin Adara masih belum terbiasa atau mungkin lupa kalau dirinya sudah menikah.
Tadi malam mereka langsung tidur, tidak melakukan apa-apa, tidak ada malam pertama yang romantis atau semacamnya, mungkin efek kelelahan lah yang menyebabkan hal itu.
"Ya sudah kalau Dara masih ngantuk" kata Abian sambil mengusap rambut sang istri.
Cup.
Abian memberikan kecupan pertama pada kening di pagi hari.
Membenarkan letak selimut Adara lalu kemudian Abian turun dari tempat tidur, pertama-tama Abian membuka semua gorden agar cahaya matahari masuk sepenuhnya ke dalam kamar dan setelah itu Abian melangkahkan kakinya ke kamar mandi.
Setelah Abian masuk ke kamar mandi barulah Adara membuka matanya karena merasa silau, Adara mendengkus sebal.
"Papa kebiasaan banget suka buka gorden pagi-pagi! gak tau anaknya masih ngantuk kali!" ujarnya kesal.
Karena Adara masih sangat mengantuk Adara tidak langsung bangun melainkan menarik selimut tebalnya sampai kepala, menutup seluruh tubuhnya dan kembali melanjutkan tidur nyenyak nya.
Beberapa saat kemudian Abian keluar dari kamar mandi, badannya sudah kembali terasa segar, melirik ke arah tempat tidur Abian lihat istrinya itu masih tidur.
Berjalan ke arah meja rias, Abian menyisir rambutnya, setelah itu Abian keluar dari kamar.
"Kok sendirian Bi, Dara mana?" adalah Yunho yang bertanya ketika melihat menantunya itu datang seorang diri tanpa anaknya.
Beberapa anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan untuk melakukan ritual sarapan.
Sepertinya yang lain juga bangun terlambat karena Abian lihat hanya ada Yunho, Sandara dan Adera sedangkan yang lain seperti Sehun, Alana, Kania dan Luhan belum kelihatan batang hidungnya.
"Belum bangun pa, katanya masih ngantuk" jawab Abian jujur lalu dirinya duduk di salah satu kursi yang masih kosong.
"Dara kalau hari libur bangunnya siang Bi, jam 12 baru bangun dia" Adera menimpali.
Abian meringis mendengar hal itu, masa sih Adara seperti itu? Perasaan dulu Adara tidak begitu waktu masih tinggal di rumah lama, kalau hari libur justru Adara bangun lebih pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"