42

1.4K 151 27
                                    

"Kak Abi kapan pulang sih?! ini udah sore tau! Dara tuh laper?!"

Tanya seseorang di sebrang sana dengan nada merajuk, orang itu kesal karena Abian tak kunjung pulang padahal hari sudah semakin sore, sebentar lagi maghrib.

"Mau kak Abi pesenin dulu? Kakak gak tau jam berapa pulangnya, masih ada tugas dari bos" Abian menjawab, tidak tega karena kekasihnya itu terus merengek.

Ya, Adara Dirgantara. Siapa lagi memang yang selalu merengek pada Abian selain perempuan itu.

"Dara makan sendiri dong?! Gak mau ah, Dara mau makan sama kak Abi, makanya kak Abi harus cepet pulang!".

Ucap Adara kukuh, Adara ingin Abian cepat-cepat pulang pokoknya. Tidak mau tau.

"Kakak usahain pulang cepet ya, tapi gak janji soalnya ada harus bantuin pak Yunho dulu".

"Ck! Hih kakak minta ijin ke sama dia pulang cepet! bilang gini pak istri saya di rumah mau lahiran saya boleh ijin pulang cepet gak, gitu!".

Adara mengajarkan ajaran sesat pada Abian, jangan tanya darimana Adara pandai mengarang karena sudah pasti dari Siwon, papa-nya itu sering sekali mengarang cerita. Jadi Adara meniru.

"Mana bisa begitu! ngaco aja kamu" kata Abian dengan sewot pada pacar semprulnya itu.

Tapi Abian senang, Adara sudah kembali ceria lagi tidak banyak melamun seperti kemarin-kemarin.

"Ya makanya kak Abi cepetan pulang! kalo pak Yunho gak ngijinin kabur aja kalo pak Yunho marah nanti Dara marahin balik, lagian pak Yunho itu kejam banget deh masa kak Abi jam segini belum boleh pulang juga. Bos macam apa dia dasar memperbudak itu namanya!" Sungut Adara berapi-api.

Abian dibuat tertawa oleh kelakuan Adara yang sangat ceplas-ceplos itu, Adara-nya ini memang beda dari yang lain.

"Kakak kerja buat kamu juga Ra, buat masa depan kita".

"Awas aja kalo kak Abi pulang gak bawa uang banyak!".

Ucap Adara asal, perempuan itu bicara apa saja asal bisa memperpanjang durasi mengobrolnya dengan Abian.

"Iya, nanti kakak bawa uang yang banyak. Buat kamu, nanti kakak beliin kamu pesawat sama mansion kalo perlu" tutur Abian tak kalah asalnya.

"Wah bagus tuh! pokoknya nanti kalo kita udah nikah Dara mau tinggal di mansion yang mewaaahhh banget. Dara mau nanti kamar kita tuh kaya princess-princess kerjaan ya! pokoknya kamar kita tuh super mewah!".

Cerocos Adara panjang lebar yang lagi-lagi membuat Abian tertawa juga dua orang yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka itu merasa bahagia sekaligus terharu karena bisa mendengar suara Adara.

Yunho dan Adera, mereka saling pandang dan tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.

Mereka bisa mendengar karena memang Abian meloudspeak panggilannya, Abian menelpon Adara di taman belakang mansion Yunho.

Andai saja mereka bisa mendengar kecerewetan Adara ditengah-tengah mereka pasti akan sangat indah sekali.

Namun sayangnya Yunho maupun Adera hanya bisa menatap Adara dari kejauhan.

"Iya sayang, makanya sekarang kakak harus kerja keras buat mewujudkan semua harapan kamu, jangan ngerengek nyuruh pulang mulu makanya!".

Bukan tanpa alasan Abian mengatakan hal itu karena setiam satu jam sekali Adara itu menelponnya menanyakan kapan Abian pulang.

"Ish! kak Abi nyebelin bodo lah pokoknya kalo maghrib belum pulang juga Dara gak bakal bukain pintu! biar tidur diluar sekalian!".

Pip.

Setelah Adara mengatakan itu ia langsung memutuskan panggilan, Abian biasa saja ini sudah yang kesekian kalinya Adara bersikap seperti itu, menyuruhnya untuk cepat-cepat pulang dan berakhir dengan Adara yang merajuk namun satu jam kemudian Adara menelponnya lagi dan lagi-lagi melakukan hal serupa.

Abain kembali masukan ponselnya kedalam kantong celananya, biar saja Adara marah ketika pulang nanti Abis janji akan memeluk gadis itu supaya tidak marah lagi.

Sedangkan di balik tembok Adera dan Yunho saling pandang dengan banyak pertanyaan didalam otaknya.

Pertanyaan mereka sama Abian dan Adara tinggal bersama?

🍬🍬🍬

Ceklek..

"KAK ABI YA AMPUN AKHIRNYA KAK ABI PULANG JUGA! DARA KANGEN BANGET! VALID NO DEBAT POKOKNYA".

Teriakan Adara yang begitu melengking sungguh memekikan telinga siapapun yang mendengarnya.

Adara yang kepalang senang karena Abian akhirnya pulang ia refleks berteriak dan langsung berhambur ke pelukan laki-laki itu.

"Lama banget deh kerjanya!" ketus Adara namun walau begitu ia tetap mengeratkan pelukannya pada Abian, menyembunyikan wajahnya di dada laki-laki itu. Padahal mereka masih didepan pintu.

Abian terkekeh, ia membalas pelukan gadisnya seraya mengusap punggung Adara dengan lembut.

"Kak Abi bau matahari deh! kerja apasih kakak?" komentar Adara setelah melepaskan pelukannya.

Abian membimbing Adara untuk masuk kedalam dan kembali menutup pintu.

Menaruh kantong kresek yang berisi makanan pemberian Yunho tadi.

Seketika mata Adara langsung berbinar melihat ada logo restoran terkenal dikantong kresek yang Abian bawa itu.

"Wih, kak Abi bawa makanan banyak banget deh" katanya girang, Adara langsung mengambil alih kantong kresek itu mengeluarkan semua isinya dari sana.

"Asik! kita pesta makanan kak!" kata Adara lagi, gadis itu begitu bahagia hanya karena melihat makanan.

"Tapi kok kak Abi belinya banyak banget deh, gak sayang uangnya? Ini kan restoran elit kak makanannya pasti mahal-mahal, kakak kok boros banget sih!".

Abian berjalan mendekati Adara ia baru saja keluar dari kamarnya dalam keadaan bertelanjang dada dan hanya ada handuk yang melilit pinggangnya.

Adara menelan ludahnya bulat-bulat,Abian sangat-sangat err.. Adara jadi takut khilaf sekarang saja Adara ingin menyerang laki-laki itu.

"Itu bukan kakak yang beli Ra, tapi majikan kakak dia yang beliin, kamu taro di piring gih nanti abis kakak mandi kita makan sama-sama".

"Wih pak Yunho baik banget, Dara mau deh punya papa kaya pak Yunho, papa Dara soalnya gak peduli sama Dara, dia sibuk sama istrinya " tutur Adara.

Abian mendengkus padahal tadi secara terang-terangan Adara mengatakan jika Yunho itu kejam, memperbudak Abian tapi sekarang setelah tahu mereka dibelikan makanan Adara langsung bilang jika Yunho adalah orang baik.

"Yaudah kakak mandi dulu" lalu berjalan ke arah dapur karena kamar mandinya berada di dapur.

"Kak Abi!" panggilanya.

Abian langsung membalikan badannya, "Apa Ra?" tanyanya.

"Dara juga belum mandi tau, kita mandi bareng aja yuk!" ajaknya seraya menaikturunkan kedua alisnya.

"Mandi bareng Ndasmu! jangan ngadi-ngadi!" peringat Abian kemudian laki-laki iti langsung pergi meninggalkan Adara yang saat ini tertawa kecil.

"Becanda sayangku ih! ngambekan deh" Adara tertawa sendiri setelah mengatakan hal itu.

Sembari menunggu Abian mandi Adara pergi ke kamar untuk menyiapkan baju yang akan dipakai Abian, Adara sedang memerankan sosok istri idaman.




TBC.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang