114

1K 93 10
                                    

Hoek....hoek...

Adara terus memuntahkan isi dalam perutnya, semua makanan yang tadi Adara makan hampir semuanya keluar.

"Kenapa, Ra?" tanya Abian khawatir.

Abian memijat leher Adara sambil membersihkan muntahan Adara di wastafel, Abian tidak merasa jijik sama sekali melakukan hal itu.

"Gak tau kak Abi... Dara tiba-tiba mual....hoek....hoek..." Adara kembali muntah.

Menyentuh kening sang istri, kening Abian berkerut, "Gak panas, tapi wajah kamu pucat banget Ra".

"Kamu makan apa tadi?" tanya Abian lagi.

"Dara gak makan yang aneh-aneh kak Abi, cuma makan nasi sama rendang doang" jawabnya jujur, Adara memang hanya makan itu saja saat makan malam tadi.

Aneh.

Padahal Adara sering makan pakai rendang tapi tidak pernah muntah-muntah seperti ini.

Adara bersandar pada dinding, sedikit memejamkan matanya, tiba-tiba saja kepalanya mendadak pusing dan juga Adara sedikit mengantuk, memang akhir-akhir ini Adara gampang sekali mengantuk.

"Masih mual?" Abian bertanya seraya mengelap pinggiran bibir Adara yang basah bekas mencuci bekas muntahnya.

Adara menggeleng, "Enggak, tapi Dara ngantuk" jawabnya.

Laki-laki itu mengangguk paham kemudian segera membopong tubuh istrinya, membawanya keluar dari kamar mandi.

"Mau dibuatin teh manis anget gak?" tanyanya  setelah menidurkan tubuh Adara.

"Enggak, Dara mau tidur aja, kak Abi jangan kemana-mana" pinta Adara.

Abian patuh, dirinya langsung naik ke tempat tidur lalu membawa Adara ke dalam pelukannya.

Adara mulai memejamkan matanya, Abian merapikan anak rambut yang menghalangi wajah cantik sang istri.

Mengusap dahi Adara yang berkeringat, mungkin efek muntah-muntah barusan Adara jadi keringetan.

Cup.

Abian berikan kecupan singkat di sana.

Menatap wajah istrinya, Abian merasa kalau Adara itu mirip seperti anak kecil ketika sedang tertidur seperti ini, wajahnya cantik dan menggemaskan ini pasti akan membuat orang yang tidak mengenalnya itu tidak percaya kalau Adara sudah menikah.

"Akhir-akhir ini kamu aneh banget, Ra" ucap Abian pelan bahkan nyaris seperti bisikan.

Adara memang aneh, tapi akhir-akhir ini keanehan Adara lebih aneh lagi, Abis belum pernah menghadapi keanehan istrinya yang sekarang.

"Apa jangan-jangan kamu isi ya, Ra".

Ah tapi kecil kemungkinannya, terhitung sudah satu bulan lebih mereka tidak melakukannya.

Setelah menikah kegiatan olahraga ranjang mereka memang berkurang dibandingkan sebelum menikah.

Mungkin Adara hanya masuk angin biasa, besok ia akan membawa istrinya itu ke dokter untuk mengecek.

🍬🍬🍬

"ADARA JANGAN LARI, RA!" Abian berteriak.

Setelah memastikan mobilnya terkunci Abian langsung berlari menyusul Adara yang sudah lebih dulu masuk ke dalam, mereka baru saja pulang dari rumah sakit tadi Abian mengajak istrinya itu periksa walaupun Adara sempat menolak tapi akhirnya Adara menurut juga karena diceramahi oleh Yunho, Sandara dan Adera, kalau Abian tidak perlu disebut lagi karena suaminya itu sudah berceramah sejak tadi pagi.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang