78

1K 148 42
                                    

Suasana makan malam di Mansion Yunho kali ini berjalan dengan tenang, sesuatu hal yang sangat langka karena semenjak Adara tinggal di sana tidak pernah ada ketenangan, pasti ada saja hal yang Adara lakukan menimbulkan kebisingan.

Namun kali ini sedikit berbeda, Adara menikmati makam malamnya dengan tenang, ah tidak, Adara hanya mengaduk-ngaduk makanan tidak memakannya, wajah perempuan itu pucat sekali namun belum ada yang menyadari hal tersebut.

Adara ambil gelas yang berisi air putih di depannya, gelas itu milik Yunho karena milik Adara sudah habis dan ia malas menuangnya.

Dan gerakan Adara barusan terlihat oleh Yunho, lalu kemudian Yunho menoleh, "Ra kok makanannya gak dimakan?" tanyanya ketika melihat makanan Adara masih belum berkurang sedikitpun.

Hanya bentuknya saja yang sudah berantakan karena Adara aduk-aduk tadi.

"Kamu sakit?" kali ini Yunho melihat wajah putrinya yang pucat, sontak yang berada di sana pun menghentikan makannya, Adera yang hendak menyuap saja tidak jadi karena pertanyaan papanya pada sang adik.

"Dara gak enak badan, pa" jawabnya lemah.

Lalu Adara menyingkirkan piringnya kemudian menidurkan kepalanya di meja.

"Dara makan dulu sedikit, terus abis itu kita ke dokter, ya" ucap Yunho seraya mengusap surai putrinya itu.

Adara menggeleng, "Makanannya gak enak, pait".

"Dara mau makan apa sayang? Mami masakin, mau?" tanya Sandara lembut.

Lagi-lagi Adara menggeleng, "Gak mau mami, mulut Dara pait".

"Satu suap aja ya sayang, terus kita ke dokter, hmm" Yunho berusaha membujuk.

"Kok bisa sakit sih dek, perasaan tadi masih baik-baik aja deh" kalau ini Adera.

Yang heran, kenapa tiba-tiba adiknya itu mendadak sakit padahal tadi sepulang dari mansion Dirga adiknya itu masih bertingkah, bahkan semangat sekali unboxing paket 12.12.

"Ya mana Dara tau! emang penyakit datangnya ijin dulu apa!".

Walaupun badan sedang tidak fit tapi Adara masih tetap bisa ngegas.

Warbiyasah memang.

"Padahal cuma nanya, maen gas aja".

"Udah Adera! adik kamu lagi sakit, jangan diajak berantem!".

Adera pun mendadak mingkem setelah mendapat SP satu dari papanya.

Adara coba memejamkan matanya namun tiba-tiba sesuatu dalam perutnya minta di keluarkan.

"Hoek...Hoek...."  Adara buru-buru beranjak dari tempat duduknya lalu berlari ke arah wastafel yang letaknya persis dibelakang mereka.

"Hoek...Hoek..." Berusaha mengeluarkan isi dalam perutnya namun tidak keluar apa-apa, hanya cairan bening karena Adara belum makan apa-apa sejak tadi siang.

Kecuali sarapan tadi itu pun hanya roti saja.

Tapi---Adara baru ingat jika tadi ia membeli seblak level sepuluh dan memakannya sampai habis, padahal perut Adara belum kena nasi sejak pagi.

Ah, pasti maagnya kambuh lagi, Adara tepok jidat menyesali kebodohannya, kalau Yunho tau pasti Adara akan dimarahi.

"Kenapa sayang? Pusing lagi?" tanya Yunho yang saat ini tengah memijat tengkuk sang putri.

Adara mengangguk sajalah, kalau ia cerita yang sebenarnya pasti akan diceramahi.

Jangan salah walaupun Yunho sangat menyayangi dan dan memanjakan Adara tapi kalau Adara berbuat salah apalagi menyangkut kesehatan Yunho akan tetap menceramahinya panjang kali lebar kali tinggi dan luas.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang