76

1.1K 169 72
                                    

"Saya, yang bertandatangan dibawah ini.


Rasta Dirgantara,
(Seoul 19 Maret 1965)

Dengan sadar dan tidak ada paksaan dalam membuat Pernyataan Surat Wasiat Waris atau Hibah Harta Saya, kepada cucu saya satu-satunya yaitu :

ADARA DIRGANTARA
(Los Angeles 13 maret 2002)

Dengan surat ini saya nyatakan bahwa saya menyerahkan 75% harta saya kepada cucu saya, yaitu diantaranya sebuah Mansion yang saya diami sekarang ini, seluruh aset perusahaan milik saya pribadi, pusat hotel serta seluruh cabang yang ada di Indonesia maupun Luar Negri, 13 Restoran dan juga 5 pusat perbelanjaan yang ada di Korea, Swiss dan Belanda  dengan syarat bahwa penerima waris tersebut sudah menikah, dengan ketentuan harta itu digunakan, untuk menyelesaikan semua permesalahan utang piutang saya jika ada dan 25% sisa harta akan saya wakafkan untuk pembangunan Masjid di Daerah-Daerah terpencil

Isi dari surat wasiat ini tidak bisa dirubah, diganggu gugat oleh alasan apapun.

Demikianlah surat pernyataan Wasiat waris atau hibah harta saya buat,dengan di saksikan oleh saksi-saksi yang saya percaya".

Adara langsung menganga setelah pengacara kakek Dirga selesai membacakan ah bukan setelah selesai, ketika namanya baru disebut Adara sudah menganga apalagi setelah mengetahui keseluruhan isi surat tersebut.

Itu.. Serius? Serius Adara mendapatkan itu semua dari kakek Dirga? Tidak salah kakek Dirga memberikan hampir seluruh hartanya kepada Adara? Padahal kan om Siwon lebih berhak...kenapa harus Adara?

Begitupun dengan Yunho dan juga Adera yang mendadak tak bisa berkata-kata berbeda dengan Siwon yang biasa saja karena sejak awal Siwon tau jika Adara yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Dirgantara.

"Nona Adara, silahkan tandatangan di sini" ujar pengacara tersebut pada Adara seraya menyerahkan dokumen yang dibacakannya barusan.

"Hah? Aku... tapi---" Adara melirik Kania sebentar, jelas sekali jika sekarang Kania tengah marah terlihat dengan tatapannya yang tajam seakan siap menghunus jantung Adara.

Adara melirik Siwon, laki-laki itu mengangguk sambil tersenyum seperti memberi kode jika Adara harus menandatangani dokumen itu.

Beralih pada Yunho, papa kandungnya itu menatap Adara dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ayo Dara, tanda tangan"  suara kakek Dirga mengintruksi karena Adara tak kunjung menandatangani dokumennya.

Ragu-ragu Adara ambil dokumen serta puplen yang disodorkan pengacara itu, ia baca-baca lagi isi yang ada di dalam dokumen tersebut barangkali ada yang terlewat atau pengacara kakek Dirga yang mengarang bebas.

Tapi... berkali-kali Adara baca dari atas sampai bawah isinya tetap sama, sama persis dengan apa yang pengacara Kakek Dirga bacakan.

Akhirnya, walaupun Adara sedikit ragu untuk menerima warisan sebanyak itu dari kakek Dirga Adara bersedia menerima, karena percuma saja ia tak bisa menolak, kakek Dirga itu keras kepala sekali orangnya, kalau kakek Dirga sudah bicara A maka harus A tidak boleh diganti menjadi B apalagi C.

Kakek Dirga memberi bukan Adara meminta apalagi mengemis dan Adara akan menjaga amanat yang kakek Dirga berikan sebaik mungkin.

"Adara..." lagi-lagi suara kakek Dirga mengintruksinya.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang