39

1.3K 156 37
                                    

"Pulang sana lo ke habitat lo item!" Adara mengusir Kai dari kost'nya Abian karena Abian sudah datang setelah kurang lebih dua jam Abian pergi ke apotek.

Entah kemana dulu Abian sampai selama itu padahal apotek jaraknya tidak terlalu jauh. Oh mungkin Abian pergi ke apotek yang ada di timur tengah makanya lama. Begitu pikir Adara.

"Gak tau diri banget lo anjir giliran bang Bian pulang gue di usir-usir, sialan juga lo Ra!" ucap Kai jengkel.

"Ya suka-suka gue lah, keberadaan lo disini juga gak penting-penting banget kok! ganggu ketentraman rumah tangga gue sama kaka Abi aja!" Adara berujar.

Sepertinya Adara sudah kembali sehat, buktinya Adara sudah cerewet lagi.

Hampir saja Kai menoyor kepala Adara jika saja Abian tidak menatapnya dengan tajam. Nyali Kai mendadak ciut seketika dan berakhir dengan Kai yang mengusap kepala perempuan itu namun ternyata tatapan abangnya itu semakin tajam seolah siap membunuh Kai saat itu juga.

"Cewek lo gak tau terimakasih amat bang, udah gue jadiin babu sama dia, eh sekarang dia malah usir gue" Kai mengadu pada Abian dengan sedikit bumbu-bumbu drama walaupun Kai tahu Abian pasti akan lebih membela Adara daripada dirinya.

"Kan tugas lo disini emang itu! ngelayanin gue seperti princess, lo lupa kalo gue ini princes disini?" tanya Adara dengan wajah angkuh..

Kai mendengkus, ia mengalah sajalah pada Adara soalnya Adara ada pawang nya, yang tak lain adalah Abian, abang Kai sendiri.

"Princess tinggal di kost'n mana ada, dimana-mana juga Princess mah tinggalnya di istana!" sahut Kai dengan nada jengkel yang tak bisa disembunyikan.

"Iya, nanti kalo gue udah nikah sama kak Abi gue tinggal di mansion minta kakek buat beliin, mau apa lo" balas Adara tak mau kalah.

"Halah, kaya bakal nikah aja sama abang gue, gak bakal gue restuin! liat aja lo nanti. Apalagi lo durhaka gini sama gue!".

"Dih! gue sih gak butuh restu dari lo! gue sama kak Abi bakalan tetep nikah, wleee!" ucap Adara ketus seraya memeletkan lidahnya.

Abian memijat pelipisnya yang terasa pening melihat perdebatan yang tersaji didepannya itu.

"Ssstt, udah-udah ah ribut mulu" Abian melerai keduanya.

"Adik kakak yang item itu mulai duluan!" Adara tak mau disalahkan.

"Tuh kan bang, cewek lo ngatain gue mulu, heran" Kai pun sama tak mau disalahkan karena ia merasa jika dirinya itu adalah korban kekejaman mulut Adara.

"Udah-udah! kalian berdua sama-sama salah!" kata Abian tegas.

Adara mempoutkan bibirnya kesal membuat Abian gemas, laki-laki itu terkekeh seraya mengacak rambut gadisnya, sedangkan Kai mendengkus sebal mendadak jadi nyamuk dirinya itu disana berada ditengah-tengah orang yang sedang kasmaran.

Untung saja Kai tidak jomblo jadi tidak ngenes-ngenes amat lah.

"Lagian lo kemana dah bang beli vitamin doang ampe dua jam buset" Kai berkomentar mengenai Abian yang lama sekali pergi ke apotek.

"Katanya bentaran doang, bentar apanya anjir sampe dua jam. Gue dijadiin dayang sama si Dara disuruh ini itu!" yang tadinya hanya sekedar berkomentar sekarang naik level jadi nyinyir, Kai benar-benar kesalahan bukan main karena Adara betulan menjadikannya dayang.

Abian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mengundang tanya Adara serta Kai, "Gimana ya jelasinnya" tutur Abian.

"Maksud kak Abi?" Adara bertanya, matanya memicing tajam, ia curiga, "Kak Abi gak macem-macem kan di apotek? Awas loh kalo kakak lama karena godain mbak-mbaknya dulu!".

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang