55

1.5K 177 23
                                    

Terhitung sudah satu minggu Adara masih belum juga siuman, gadis itu masih nyaman menutup matanya, semua keluarga Hartawan saling bergantian menjenguk Adara.

Abian, laki-laki itu setia menemani kekaishnya, tidur di rumahsakit, hanya keluar saat hendak makan saja selebihnya Abian habiskan waktunya di kamar tempat Adara di rawat.

"Kamu gak pulang Bi? Istirahat dulu di rumah nanti malah kamu yang sakit" ujar Yunho yang baru saja pulang dari kantor, laki-laki itu langsung ke rumahsakit untuk menemani Abian menjaga Adara.

Satu minggu terakhir ini Yunho juga menginap di rumahsakit, membawa pekerjaannya ke sana dan Sandara yang setiap hari membawakan baju ganti untuk sang suami.

Yunho menjalankan aktifitas seperti biasanya, hanya saja ia tidak pulang ke mansion melainkan ke rumahsakit.

"Percuma juga saya pulang kalo pikiran saya masih ada di sini pak" ucap Abian tanpa mengalihkan pandangannya dari Adara.

Abian setia di samping gadisnya, tidak pernah Abian lepaskan genggaman tangannya pada Adara.

"Keluarga dari pihak almarhumah bu Taeyeon gak di kasih tahu kalo Adara masuk rumahsakit pak?" kini Abian yang bertanya.

"Kira-kira kalau saya kasih tahu mereka, saya masih bisa lihat Adara lagi gak?" Yunho malah balik bertanya.

"Maksud bapak?" Abian tidak paham.

"Saya bukannya gak mau kasih tahu mereka, tapi saya takut Abian, saya takut mereka akan membawa Adara pergi dan saya tidak bisa melihat putri saya lagi, selama ini saya hanya bisa melihat Adara dari jauh, saya gak berani buat nunjukin diri di hadapannya karena saya takut, saya takut Adara akan benci sama saya, saya gak mau di benci Adara" ujar Yunho panjang lebar.

"Saya dulu diancam oleh keluarga Taeyeon kalau saya berani nunjukin diri di depan Adara mereka bakal buat Adara benci saya, keluarga Taeyeon sangat membenci saya Abian".

Yunho mendekat, dia duduk di samping Adara bersebrangan dengan Abian.

Cup.

Yunho kecup kening Adara cukup lama.

"Bangun sayang, ini papa" Yunho berbisik lirih.

"Ini papa, papa kandung Dara, bangun ya nak, hmmm" lagi, Yunho berbisik lagi.

Abian melihat Yunho perihatin, pasti berat untuk Yunho menjalani hidupnya selama ini, hanya bisa melihat anaknya sendiri dari kejauhan sekalipun menampakan diri hanya berani memperkenalkan diri sebagai majikan dari pacarannya bukan sebagai papa.

Sekarang Yunho berani mengakui siapa ia sebenarnya namun dengan cara seperti ini, dalam keadaan Adara yang sekarat tidak tahu kapan Adara bangun dan mengetahui fakta yang sebenarnya.

"Semenjak Adara pulang dari rumah bapak hari itu, Adara jadi sering bilang kalau dia mau jadi anak bapak, kenapa dia gak terlahir sebagai anak bapak aja tapi ternyata Adara memang betul anak bapak, keinginan Adara terwujud" Abian terkekeh saat mengingat kebersamaannya dengan Adara saat berada di kostnya.

Abian pupus Air mata yang lancang keluar secara ilegal itu alias tanpa ijin.

Abian rindu Adara, sangat. Adara rindu tingkah ajaib pacarnya itu, Adara rindu kecerewatan Adara, Abian rindu Adara dengan drama quennya, Abian rindu semua hal yang ada dalam diri Adara.

Termasuk kelakuan Adara yang sangat Astagfirullah selalu memancing Abian untuk berbuat dosa.

"Adara itu drama queen banget anaknya, random, suka gak jelas, kita lagi deketan ngajak video call, di tinggal pergi beli makanan doang spam chat, lagi makan tiba-tiba nyanyi, lagi diem tiba-tiba teriak, temennya lagi diem diisengin" Abian tertawa namun air matanya lagi-lagi keluar tak dapat ia cegah.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang