"Jangan macem-macem! kak Abi cuma boleh nikah sama Dara!".
Semuanya terkejut dan langsung menoleh pada suara tersebut.
Abian mendongakan kepalanya saat mendengar suara Adara pun kakek dan papa Adara yang tengah duduk di sofa juga langsung mendekati tempat tidur Adara.
"Bi, itu barusan suara Adara?" tanya Yunho.
Abian menggeleng, "Saya gak tahu pa" jawabnya, itu memang benar suara Adara tapi ketika Abi lihat mata Adara masih terpejam.
"Ra..." Abian mencoba memanggil namun tubuh Adara tidak bergerak sedikitpun.
Tapi--tunggu barusan Abian bilang apa sampai Adara bisa bersaksi seperti tadi.
Ah! ia ingat! Abian bilang jika ia akan menikah dengan perempuan lain.
Baik, Abian akan coba lagi.
"Ra, kalo kamu gak bangun kakak bakal nikah sama cewek lain!" Abian kembali membatin.
"Kak Abi jangan macem-macem!".
"Bi! itu Adara ngomong lagi!" Yunho kembali terkejut namun sayangnya mata Adara masih terpejam.
"Ra! bangun! jangan ngadi-ngadi ya kamu!" Abian mengguncangkan tubuh Adara.
Yunho dan tuan Hartawan menatap Abian ngeri.
Abian jadi berpikir apa Adara sebenarnya sudah bangun? Tapi Pacarnya itu hanya pura-pura, tapi-- dokter Irene sendiri yang bilang jika keadaan Adara mengkhawatirkan.
Ah! Abian pusing! Adara ini memang suka sekali ngadi-ngadi, ia heran.
Tidak sedang sakit, tidak sedang sehat ada saja kelakuan Adara yang membuat Abian geleng-geleng kepala karena tingkah ajaibnya.
Tolong nanti ingatkan Abian untuk membuat novel yang berjudul Adara anak ajaib.
"ADARA BANGUN!"
Perlahan tapi pasti mata Adara terbuka, pelan-pelan Adara menggerakkan tangannya.
"Dara...." Yunho tak dapat menahan rasa bahagianya saat Adara berhasil membuka mata.
"Ra-- ini kakak" Abian kembali menggenggam tangan Adara dan menciuminya.
Adara masih belum membuka suara, ia melihat satu persatu orang-orang yang ada di ruangannya.
Ada Abian, pak Yunho dan--satu lagi entah siapa Adara tidak tahu.
Tapi, satu pertanyaan Adara, di mana papanya?
Adara kembali menatap mereka satu persatu berangkali Adara salah melihat.
Namun tetap saja masih sama, Adara tidak menemukan Siwon di sana.
Ingin rasanya Adara bertanya "Papa aku mana?" tapi lidah Adara terasa kelu.
Kenapa papanya tidak ada saat Adara pertama kali membuka mata? Apa Adara tidak penting lagi untuk papa? Apa papa betul-betul sudah tidak sayang pada Adara? Kalau begitu untuk apa Adara bangun lagi? Kenapa Adara tidak mati saja?! Adara mau mati!
Adara bangun dengan harapan orang yang pertama kali ia lihat adalah papa, papa memeluknya, bahagia karena Adara bangun tapi sayang itu semua hanya mimpi baginya, karena kenyataannya saat pertama kali Adara membuka mata malah orang lain yang ia lihat.
"Pa-pa ma--na kak?" tanya Adara dengan susah payah.
"Ini papa sayang, ini papa hmm, Dara ada yang sakit bilang sama papa nak" itu Yunho yang menjawab.
Tidak salah kan? Yunho memang papanya Adara.
Adara melirik Yunho bingung, "Papa Siwon mana kak Abi?" Adara bertanya lagi tanpa mengindahkan ucapan Yunho.
