"Mau kemana kamu?!" tanya Yoona saat melihat Adara sudah rapih seperti akan pergi.
Adara mendengkus, menatap Yoona sekilas lalu melengos begitu saja melewati perempuan hamil itu.
"Dara! saya tanya kamu mau kemana?! Jangan kurang ajar kamu!" ucap Yoona dengan nada marah saat pertanyaannya tidak ditanggapi oleh Adara.
Adara menghentikan langkahnya lalu berbalik, memandang Yoona penuh kebencian, "Bukan urusan tante! gak usah ikut campur urusan saya!" kata Adara pada ibu tirinya itu.
Yoona lantas langsung berdiri, berjalan ke arah Adara perempuan itu mengambil ancang-ancang untuk memanpar Yoona dan secepat kilat Adara menahan lengan perempuan itu sebelum sampai mendarat ke pipinya.
"Akhh... Lepasin! kamu gila ya?!" Yoona meringis kesakitan saat Adara mencengkram kuat pergelangan tangan ibu tirinya.
Bukannya melepaskan Adara malah semakin kuat mencengkram pergelangan tangan Yoona, menatap ibu tirinya yang kesakitan Adara tersenyum iblis.
Wajah Yoona memucat saat melihat Adara tengah menyeringai ke arahnya.
"Sakit ya?" tanya Adara dengan wajah polos namun cengkramannya kian mengerat.
"Lepasin saya! kamu gila Adara!" Yoona marah, wajahnya memerah.
"Kalau aku bunuh anak haram tante ini gimana? Biar nanti dia masuk neraka terus di surga mama aku sama adik aku ngetawain mereka, asik ya kayanya" Adara berucap seperti itu dengan santai sekali, seperti bukan hal besar.
"Kamu jangan macam-macam! saya bakal laporin perbuata kamu sama papa kamu!" ancam Yoona.
Mendengar ancaman Yoona Adara bukannya takut perempuan itu malah tertawa layaknya psikopat, "Uuuhh takuttt" kata Adara dengan nada seolah meledek, "Sebelum tante ngadu ke papa tante udah aku kirim ke neraka duluan!" setelah mengatakan itu Adara langsung melepaskan cengkramannya.
"Kalau masih mau hidup jangan ikut campur urusan aku!" setelah mengatakan itu Adara pergi namun lagi-lagi tertahan saat Yoona berteriak.
"DASAR SINTING! GAK TAU DIRI, KAMU ITI CUMA NUMPANG DI RUMAH SAYA! SAYA BISA USIR KAMU KAPAN AJA!".
Adara lagi-lagi berbalik, "Aku gak peduli tuh, rumah jelek ini bahkan gak ada setengah dari kamar pembantu di mansion keluarga mama aku" balas Adara.
"Dasar gak punya sopan santun! kamu gak pernah diajarin buat ngehormatin yang lebih tua ya?!".
"Lah tante gak pernah diajarin gimana caranya ngehormatin anak majikan ya?! Gak perlu ngajarin aku sopan santun, tante aja gak sopan! masa anak majikan mau ditampar? Pembantu macam apa coba".
"KURANG AJAR KAMU ADARA!" Yoona berteriak lagi, ia merasa harga dirinya telah diinjak-injak oleh bocah SMA itu.
"Gak usah teriak-teriak tante! makin keliatan kampungnya! dan tapi apa? Tante manggil aku Adara?! Berani banget, dulu tante manggil kakek sama nenek aku nyonya besar kan? Harusnya tante panggil aku nona muda".
Yoona semakin tidak terima harga dirinya diinjak-injak oleh Adara, membalas kata-katapun pasti ia kalah karena Adara punya sejuta caci maki yang akan di keluarkan lagi.
Adara mendekati Yoona dan reflkes perempuan hamil itu mundur ke belakang.
"Kenapa? Tante takut sama aku? Pengecut banget sih beraninya kalo ada papa doang" Adara tersenyum remeh.
Lalu..
"Akhh...sakit.."
Kepala Yoona tertarik ke belakang karena Adada menjambak rambut ibu tirinya itu. Masa bodo dengan kemarahan papanya nanti Adara hanya ingin menyiksa Yoona sampai puas, sebelum ia pergi dari dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"