36

1.4K 165 31
                                    

Satu minggu berlalu, Adara sudah mulai sehat kembali hanya saja seluruh badannya masih terasa lemas, belum bisa beraktifitas seperti biasa.

Untung ada Abian, laki-laki itu dengan sabar mau merawat Adara, menyiapkan semua keperluannya.

Seperti sekarang Adara yang tengah disuapi oleh Abian, perempuan itu duduk bersandar ditempat tidur, ngomong-ngomong Adara masih berada di kost'an Abian.

"Panasnya udah turun, nanti kalo badan kamu udah enakan, kita kerumah kamu ya buat ambil barang-barang kamu disana" Abian berujar seraya merapikan helaian rambut Adara yang menghalangi wajah cantik kekasihnya itu.

Menatap Abian dengan raut bingung lalu Adara bertanya, "Maksud kak Abi?" tanyanya dengan wajah sayu.

"Mulai sekarang kamu tinggal disini ya, sama kakak" jawab Abian.

Satu kerutan muncul di dahi Adara, perempuan itu masih tidak mengerti, "Kakak gak akan biarin mereka nyakitin kamu lagi Ra, kamu tinggal disini sama kakak, kamu bilang mau tinggal sama kakak kan?".

"Tapi papa gimana?".

"Masalah papa kamu biar nanti kakak yang pikirin ya, yang paling penting kita bawa barang-barang kamu dulu kesini, kamu mau kan?".

Adara langsung mengangguk, iya. Adara lebih nyaman tinggal dikost'n Abian daripada dirumahnya sendiri.

Rumahnya sudah seperti neraka bagi Adara, tidak ada kehangatan, tidak ada cinta yang Adara dapatkan dari sang papa.

Di sini, di kost'n Abian Adara merasakan kenyamanan yang tidak pernah Adara temukan ketika dirumahnya.

Andai saja Adara dulu memilih tinggal bersama nenek dan kakeknya mungkin sekarang Adara sudah hidup bahagia, mendapatkan kasih sayang dan kehangatan dari mereka.

Adara menyesal sudah meninggalkan mereka, Adara merindukan kakek dan neneknya yang mungkin sekarang merindukannya juga.

"Kenyang kak" kata Adara saat Abian menyodorkan sendok berisi bubur ke mulutnya.

"Tinggal dikit Ra, abisin ya? Kemarin juga kamu makannya gak abis" bujuk Abian.

Adara menggeleng, menutup mulutnya rapat-rapat, "Kenyang kak Abi" katanya dengan wajah memelas.

"Yaudah, tapi nanti makannya harus di abisin ya? Biar kamu juga cepet sembuh. Bentar lagi kamu UN loh" ujar Abian lalu menaruh mangkok bekas nya bubur nya di nakas kemudian memberikan segelas air putih pada Adara.

Adara hanya mengangguk saja mengiyakan ucapan Abian seraya menerima gelas berisi air putih yang Abian berikan lalu meneguknya sampai Janis setengah.

Berbicara tentang sekolah ia sendiri tidak tahu akan melanjutkan sekolahnya atau tidak, mengingat ia sudah lama tidak masuk tanpa keterangan. Adara tidak yakin sekolah masih mau menerimanya.

Juga Adara sudah membuang jauh-jauh mimpinya untuk berkuliah, jika Adara masih bisa bersekolah setelah lulus nanti Adara akan mencari pekerjaan saja.

Adara tidak akan kuliah karena terhalang biaya.

Lagipula hidup Adara sudah hancur, tidak ada gunanya juga dia berkuliah, sekarang Adara hanya perlu fokus mencari uang untuk hidup, menunggu kematian menjemputnya.

Iya, Adara hanya perlu fokus pada itu saja, fokus pada hidupnya sampai nanti suatu saat ia akan mati, menyusul mama dan adiknya.

"Kuliah kak Abi gimana? Kakak udah lama bolos kan?" tanya Adara.

Ia merasa bersalah pada Abian, gara-gara Abian merawatnya laki-laki itu sampai harus bolos kuliahnya.

Benar ternyata apa yang Kania katakan, Adara ini hanya bisa menyusahkan orang-orang terdekatnya saja. Adara ini hanya pembawa sial.

"Gak usah mikirin itu ya, kakak udah bilang kok sama temen buat ijin beberapa hari".

"Dara nyusahin kak Abi aja ya bisanya? Setiap Dara sakit pasti kak Abi yang rawat sampai Dara sembuh dan kak Abi harus bolos kuliah gara-gara Dara" kata Adara sambil menatap Abian dengan rasa bersalah.

Abian yang notabenya orang luar mau merawat Adara, laki-laki itu peduli padanya. Sedangkan papa-nya sendiri? Papa-nya itu hanya sibuk bersama pekerjaan dan keluarga kecilnya saja.

Tidak memperdulikan Adara, tidak tahu Adara atau sehat, yang papa-nya bisa lakukan hanyalah memberi Adara uang setelah itu pergi lagi dengan dalih pekerjaan.

Padahal Adara tidak butuh uang papa, Adara hanya butuh kasih sayang dan perhatian papa-nya.

"Dara janji kak, ini terakhir kalinya Dara nyusahin kak Abi, setelah ini Dara akan coba lebih mandiri lagi biar gak nyusahin kakak terus"..

"Ra, kok kamu ngomongnya gitu sih? Kakak gak pernah merasa disusahin sama kamu, kakak ngelakuin ini karena kakak sayang sama kamu, Ra" ujar Abian.

"Dara malu sama kak Abi" kata Adara lalu menunduk, "Dara selama ini selalu bikin kak Abi susah, Dara malu kak Abi ngerepotin kak Abi terus-terusan".

"Ra, kakak sayang sama kamu. Kakak bakal ngelakuin apapun demi kebaikan kamu, jangan pernah ngomong kaya gitu lagi, kamu sayang sama kakak kan?" Abian bertanya dan Adara langsung mengangguk.

"Kalo kamu sayang sama kakak, jangan pernah ngomong hal kaya gitu lagi, kakak gak suka dengernya".

"Kak Abi!!!".

Adara langsung berhambur ke pelukan laki-laki itu, memeluknya erat. Abian balas pelukan gadisnya itu seraya mengusapi punggung Adara.

"Dara sayang banget sama kak Abi, maafin Dara udah berbuat salah" lanjutnya dalam hati.

Abian terkekeh seraya membalas "Kakak juga sayang sama Dara, janji jangan tinggalin kakak ya? Apapun yang terjadi jangan pernah pergi, kita harus sama-sama terus".

Adara mengangguk dalam pelukan, "Dara janji gak akan ninggalin kak Abi".

"Jangan pernah berpaling ya Ra, jangan buat kakak kecewa".

Deg.

Adara terdiam, merasa tertohok dengan ucapan laki-laki itu.

Bagaimana jika Abian tahu kalau Adara pernah berciuman dengan Sehun, walaupun Adara tidak membalasnya.

Tapi jika Abian tahu, apa laki-laki itu akan kecewa padanya?

Adara takut, ia takut menyakiti Abian, semakin mengeratkan pelukannya pada laki-laki itu.

"Maaf Dara udah buat kak Abi kecewa".









TBC.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang