3

2.5K 213 24
                                    

"Hun kamu tahu gak, kata temen-temen aku tadi Dara dipanggil ke ruang TU" Kania curhat kepada pacarnya itu.

Mereka berdua berada di taman belakang sekolah, setiap jam istirahat Sehun dan Kania selalu menyempatkan diri kesana untuk berduaan karena hanya disanalah tempat yang aman dari gangguan Adara.

Sehun diam mendengarkan seraya mengusapi rambut Kania dengan sayang, dalam hati ia berkata 'oh' jadi itu alasannya kenapa tadi ia bertemu dengan Adara didepan pintu ruang TU.

Tapi kenapa Adara bisa dipanggil kesana?

"Temen aku bilang, dia nunggak Spp selama tiga bulan" Kania bercerita lagi.

"Kok bisa dia nunggak Spp selama tiga bulan?" Sehun bertanya.

"Aku juga gak tahu, padahal papa tiap bulan selalu kasih uang buat uang sekolah".

"Oh, ya pantes aja kalo gitu mah uang nya dipake buat yang enggak-enggak kali" Sehun berujar.

Entah kenapa pikiran Sehun selalu negatif jika menyangkut Adara.

"Kamu kan tahu dia gimana anaknya, gak jelas gitu" ujar Sehun lagi.

Dalam hati Kania tersenyum, Kania selalu senang jika Sehun berbicara hal negatif tentang Adara.

Kania senang orang-orang selalu berpihak padanya, entah itu papa-nya, Sehun ataupun teman-teman seangkatan nya mereka semua berpihak pada Kania.

Memang seharusnya begitu, Kania disini adalah korbannya.

Adara yang tidak tahu diri selalu ingin memonopoli papa-nya lalu sekarang Sehun.

Cih! sedari kecil Adara selalu mendapatkan perhatian penuh dari sang papa sedangkan dirinya tidak.

Dara juga disayangi oleh kakek dan neneknya sedangkan dirinya? Tidak! bahkan kakek dan neneknya itu memebencinya, padahal Kania juga cucu mereka.

Jadi sekarang rasakan saja, Adara hidupnya menderita, ditinggal pergi oleh mama-nya lalu papa-nya yang sekarang lebih sayang pada Kania dapripada perempuan itu.

"Kamu jangan kaya Adara ya sayang" ucap Sehun tiba-tiba.

Kania menoleh menatap kekasihnya itu.

"Kamu jangan kaya dia, kamu harus jadi kalem, jaga sikap jangan urakan kaya dia, kamu itu perempuan" ucapnya lagi.

Kania menatap Sehun sambil tersenyum lalu kemudian mengangguk.

"Aku gak mungkin kaya dia, aku sama dia itu beda Hun, aku hidup dalam keluarga yang lengkap di didik buat jadi perempuan bermoral, sedangakan Adara? Mama-nya aja ninggalin dia" ujar Kania, kemudian perempuan itu memeluk Sehun.

Sehun terkekeh, laki-laki itu membalas pelukan gadisnya seraya menciumi pucuk kepala kekasihnya itu.

Tanpa mereka berdua sadari sedari tadi ada seseorang yang mendengarkan obrolan mereka dari awal sampai akhir.

Orang tersebut mengepalkan tangannya, merasa marah ia tidak terima dengan apa yabg mereka katakan tentang Adara.

🍬🍬🍬

Pukul dua siang Adara sudah pulang kerumah, biasanya sepulang sekolah ia akan ke makam mama-nya terlebih dahulu   namun hari ini Adara tidak melakukan itu, ia lelah dan ingin istirahat.


Setelah mengganti seragamnya dengan baju ruamahan Adara merebahkan dirinya di tempat tidur, menatap langit-langit mata Adara terpejam lalu sedetik kemudian kembali membuka matanya lagi.

Adara selalu sendirian dirumah, papa-nya sibuk dengan pekerjaan. Entah sibuk dengan pekerjaan atau sibuk bersama istri dan keluarga kecilnya.

Adara tahu papa-nya itu bohong jika mengatakan bahwa ia lembur dan tidak pulang. Papa-nya tidak pulang bukan karena lembur melainkan pulang ke tempat istrinya.

Adara tahu semua itu karena jika papa-nya pulang ke tempat istrinya Kania selalu sengaja memposting potret dirinya dan sang papa ke media sosial.

Adara sudah tahu lama, namun Adara memilih diam.

Daripada memikirkan yang membuatnya sakit, Adara lebih memilih memutar otaknya ia harus mendapatkan uang enam juta minggu depan untuk membayar tunggakan spp selama tiga bulan.

Adara bangkit, lalu berjalan ke arah lemari, membuka lemari tersebut dan mengambil uang tabungannya di bawah tumpukan baju-baju, lalu Adara kembali ke tempat tidur dan menghitung uang tersebut.

"Ck, kurangnya masih banyak banget lagi" Adara berdecak, uang tabungannya hanya ada satu juta lima ratus masih kurang empat juta lima ratus lagi.

Kalaupun Adara kerja sambilan memang siapa yang mau memberi kasbon sebanyak itu? Apalagi dirinya masih anak SMA.

Besok hari minggu biasanya Adara akan pergi ke rumah-rumah tetangganya untuk bekerja sebagai buruh gosok baju namun penghasilannya juga tidak seberapa.

Paling banyak ia dapat enam ratus ribu itupun jika banyak yang menggunakan jasanya jika tidak? Adara terkadang hanya akan dapat dua ratus ribu paling banyak.

"Pinjem duit ke siapa ya" ucapnya.

Mau tidak mau ia harus meminjam uang, tapi ke siapa? Ia saja di benci hampir oleh semua teman seangkatan.

Tidak mungkin jika Adara harus meminjam uang Wendy, ia sudah terlalu banyak merepotkan wanita itu.

Hanya ada satu orang yang mungkin mau meminjamkannya uang.

Suho, iya Suho.

Lalu Adara mengambil ponselnya dan segera menghubungi Suho.




TBC.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang