60

1.4K 160 42
                                    

"ADARA MAIN YUK!!" teriak Chanyeol dari arah luar.

"RA ORANG GANTENG DATANG NIH" kalau ini teriakan Kai.

Ceklek.

"ADARA--- Eh--om Yunho" Chanyeol langsung nyengir tanpa dosa.  Ternyata di dalam ada papanya Dara Chanyeol kira tidak ada makanya ia berteriak.

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Chanyeol langsung mendorong Sehun agar di depan.

Sehun mendorong Kai agar ke depan, lalu Kai mendorong Suho berlanjut Suho mendorong Kris alhasil terjadilah aksi dorong mendorong di pintu.

"Masuk aja masuk gak usah dorong-dorongan" ujar Yunho ramah.

Bruk!

Sontak Kai, Sehun, Chanyeol, Suho dan Kris terjatuh bertumpuk kareka dari belakang di dorong oleh Luhan.

"Anyink! berat kehed!" Suho berteriak karena laki-laki itu berada di paling bawah.

"Caplang bangun monyet! suka gak sadar sama badan lo ya!" ini Sehun.

Adara tertawa ngakak melihat kelakuan teman-temannya itu, bisa-bisanya mereka begitu Adara heram kenapa betah berteman dengan orang seperti mereka.

Gagal sudah rencana menjaga imej di depan om Yunho padahal Sehun sudah berusaha mati-matian menjaga imejnya di depan papa Adara.

Mereka semua pun sudah berdiri kembali walaupun Suho yang masih tertatih-tatih jalannya, bayangkan saja Suho ini kan sebelas dua belas dengan Adara sama-sama mungil lalu di timpa oleh manusia-manusia modelan Sehun, Kai, Chanyeol dan Kris jadi... ya seperti itulah kurang lebih penderitaan Suho saat ini.

Kompak mereka pun salim pada Yunho lalu duduk di tempat yang telah tersedia.

"Nih buat lo Ra" Luhan memberikan satu keranjang buah-buahan yang dibeli hasil patungan.

"Taro aja di meja Han".

Adara dan Luhan sudah akur sekarang, Luhan sudah meminta maaf pada Adara tadi pagi saat mengantar Yunho Adara pun dama mereka berdua sudah saling meminta maaf atas kesalahan masing-masing dan berjanji jika hal seperti itu tidak akan terulang lagi.

Kai celingak-celinguk mencari Abian sang abang, ke mana gerangan abangnya itu kok tidak ada? Kai ingin bertanya tapi sungkan karena ada om Yunho.

"Nih pesenan lo! ngadi-ngadi emang kalo minta sesuatu" Suho memberikan pembalut pesanan Adara dengan sedikit kesal.

Masa bodo lah ada om Yunho juga biar sekalian om Yunho tahu gimana kelakuan Adara yang sebenarnya.

"Hihi kamsha tengkiu!" Adara nyengir tanpa dosa. Tidak tahu saja jika sebenarnya yang membelikan itu Sehun bukan Suho.

"Tengkiu ndasmu!" ujar Suho dengan kekesalan yang tidak dapat disembunyikan.

"Dara titip apa sayang? Udah di bayar belum?" tanya Yunho.

"Pembalut pa, gak usah dibayar lah kan Suho bilang dia orang kaya cicitnya Bill Gates" jawab Adara santai.

Yunho menganga mendengar jawaban putrinya itu. Ajaib sekali. Kebanyakan perempuan pasti malu titip beli barang privat macam pembalut tapi Adara ini benar-benar berbeda sekali.

Adara simpan kantong kresek berisi pembalut itu di samping tempat tidurnya. Nanti sajalah Adara ganti pembalutnya. Tadi Adara minta pembalut pada dokter Irene tapi sayangnya hanya ada satu dan langsung Adara pakai jadi Adara minta belikan saja pada Suho.

Nanti sore Abian datang membawa pakaian Adara yang sengaja ia simpan di kost-an laki-laki itu plus dengan dalamannya. Adara tidak malu sama sekali toh Abian pernah melihat lebih dari itu. Abian pernah melepaskan pakaian dalam Adara dari tubuhnya, membuatnya polos bahkan.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang