90

1K 153 37
                                    

Satu minggu berlalu, kedua orangtua Abian sudah kembali ke jogja setelah tiga hari menginap di Mansion Yunho.

Semua sudah di tentukan, Abian dan Adara akan menikah setelah Adara selesai UN dan juga setelah menikah Abian akan bekerja di perusahaan cabang milik keluarganya, hitung-hitung sebagai pemanasan sebelum nanti Abian menggantikan posisi Suryo di perusahaan pusat.

Karena Kai tidak mau ikut campur masalah perusahaan jadi mau tidak mau Abian yang akan menggantikan posisi sang ayah kelak.

"Luhan!" Adara yang memanggil.

Merasa namanya dipanggil sang pemilik nama lantas menoleh.

Dilihatnya Adara yang tengah berjalan ke arahnya dengan membawa nampan yang berisi segelas susu.

"Apa, Ra?" Luhan bertanya setelah Adara ada di depannya.

"Lo udah buatin susu hamil Kania?" Adara balik bertanya.

Luhan menyeringit heran kenapa Adara bertanya namun kepalanya menggeleng, ia belum membuatkan susu ibu hamil untuk Kania.

Terdengar decakan malas dari bibir Adara ketika Luhan menggeleng.

"Nih, kasih ke calon istri lo" Adara menyerahkan nampan yang berisi segelas susu yang ia bawa pada Luhan.

"Hah?" seperti itu tanggapan Luhan.

Ada apa dengan Adara? Tidak ada angin tidak ada hujan perempuan itu membuatkan susu ibu hamil untuk Kania.

"Udah, bawa sana kasih ke si Kania" kata Adara tidak sabaran.

Luhan menelisik curiga, "Lo gak masukin apa-apa kan? Anak yang ada di perut Kania anak gue loh, Ra".

Adara mendengkus sebal lalu berucap "Kagak yaelah, gue gak masukin macem-macem kalo gak percaya lo minum aja sendiri".

Adara sudah baik hati padahal membuatkan susu ibu hamil untuk Kania, Adara merasa sedikit prihatin pada perempuan itu karena tidak ada yang memperhatikan kehamilannya bahkan Luhan pun hanya memperhatikan kehamilan Kania seperlunya saja.

Terbukti barusan Luhan lupa membuatkan susu untuk Kania, padahal susu itu penting untuk pertumbuhan janin yang ada di perut Kania.

Berbeda dengan Sehun yang begitu perhatian serta begitu menjaga Alana dan calon anak mereka, juga Sandara dan Yunho yang ikut serta menjaga kandungan Alana.

"Udah gih kasih, lain kali lebih perhatian lagi sama Kania, dia lagi ngandung anak lo itu! gue tau lo masih sakit hati sama penolakan dia, tapi gak sepatutnya lo limpahin semua itu ke calon anak kalian" setelah mengatakan itu Adara langsung pergi meninggalkan Luhan yang diam di tempat.

Perkataan Adara cukup menohoknya, Luhan memang tidak terlalu peduli pada kehamilan Kania, penolakan perempuan itu yang membuat Luhan bersikap demikian. Luhan masih sakit hati oleh penolakan Kania.

"Ra! makasih!" ucap Luhan sedikit berteriak dan Adara hanya melambaikan satu tangannya sebagai tanggapan.

Lalu kemudian Luhan berjalan menuju ke arah kamar Kania untuk memberikan susu buatan Adara.

Yang diam-diam tanpa mereka sadari Yunho melihat hal itu.

Yunho menyunggingkan senyum haru, ia terharu melihat perhatian diam-diam Adara pada Kania.

Selama Kania tinggal di mansionnya Yunho diam-diam memperhatikan dan ada yang menarik perhatiannya yaitu, perhatian Adara pada Kania yang dilakukan secara diam-diam.

Yunho merasa bangga pada putri kesayangannya itu, walaupun Adara tidak pernah akur dengan Kania, setiap kali mereka bertemu pasti ada cekcok namun diam-diam Adara memberikan perhatian manis pada perempuan itu.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang