"Masih marah?".
Abian bertanya, memecah keheningan yang tercipta diantara mereka, sepanjang perjalanan Adara tutup mulut, wajahnya ditekuk maksimal.
"Gak tuh biasa aja" jawabnya tanpa menoleh.
Abian langsung mentupu mulutnya rapat-rapat, pikirnya mungkin Adara masih kesal padanya, jadi lebih baik Abian diam, nanti saja Abian akan meminta maaf jika mood Adara sudah membaik.
Adara bersedekap dada, matanya memandang lurus ke jalanan, ia kesal, bete pada manusia bernama Kai yang sialnya adalah adik pacarnya sendiri.
Adara tidak tahu kenapa bisa sekesal ini padahal ini hanya masalah sepele, karena Abian menjemputnya pakai mobil bukan motor, sepele sekali bukan? Ah tapi karena masalah sepele itu Adara jadi sangat kesal.
"Dara capek deh kak Abi" katanya tiba-tiba.
"Capek kenapa? Mau istirahat aja hari ini? Gak usah ke cafe dulu" tawar Abian.
Adara langsung menggeleng "Adara capek hidup kaya gini mulu, Dara gak bisa nikmatin masa muda karena sibuk cari uang" Adara langsung menunduk.
Adara baru sadar selama ini ia tidak punya teman, ah ada tapi hanya sedikit, dirinya terlalu sibuk mencari pundi-pundi rupiah untuk biaya sekolah.
Apalagi sekarang Adara harus benar-benar menabung untuk biaya kuliahnya, walau Adara sendiri tidak yakin apakah bisa dirinya kuliah tahun ini?
Adara berjanji pada Wendy jika mereka akan berkuliah dikampus yang sama, kampus pilihan mereka atuh pada universitas yang sama ditempat Abian yang mana kampus itu termasuk kedalam jajaran kampus elit dan membutuhkan biaya yang sudah pasti tidak sedikit, sedangkan uang tabungannya saja sudah habis untuk membayar spp sekolah plus mencicil hutangnya pada Suho.
"Gak bisa ya Dara hidup normal aja kaya orang-orang? Dara juga pengen main kak Abi".
Abian diam, ia fokus menyetir, setia mendengarkan keluh kesah Adara, satu tangannya Abian gunakan untuk menyetir sedangkan satu tangannya lagi Abian gunakan untuk menggenggam tangan kekasihnya.
"Dara ini sebenarnya anak kandung papa bukan sih kak?".
Entah darimana Adara punya pemikiran seperti itu, tiba-tiba saja terlintas di otaknya bagaimana jika Adara ini bukan anak kandung papa-nya?
"Haha Dara ngomong apaan sih, iyalah Dara ini anak kandung papa masa bukan" Adara yang bertanya dia sendiri juga yang menjawab.
"Kak Abi!" mendadak kesal, dirinya berkicau sedangkan Abian malah diam saja.
"Hmmm" Abian hanya membalasnya dengan anggukan.
Semakin keki Adara dibuatnya, lalu Ada pukul bahu Abian dengan cukup keras membuat laki-laki itu memekik kaget plus sakit "Aw! Ra kamu Kenapa sih kok kakak di pukul?".
"Tau ah kak Abi nyebelin! udah! kak Abi jangan ngomong sama Dara!".
Abian melongo seketika, perasaan tadi Abian diam saja kan?
"Mau ka cafe gak?" Abian bertanya sekali lagi, barangkali pacarnya itu tidak ingin ke cafe dulu.
"IYALAH PAKE NANYA!" jawab Adara sewot.
"Ya biasa aja kali gak usah ngegas" balas Abian.
"Berisik! fokus nyetir aja deh kak!".
Setelah itu Abian langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"