"Hun, semalem papa telpon aku, katanya dia besok pulang, pulangnya ke rumah aku, seneng deh papa pulangnya ke rumah kami bukan rumah Adara" Kania curhat pada pacarnya itu.
Menyandarkan kepalanya di bahu Sehun, saat ini Sehun sedang berada dikelas Kania duduk di kursi milik teman sebangku Kania.
"Bukannya om Siwon dua minggu ya di luar negeri?" tanya Sehun.
"Enggak kok, sebenernya papa disana cuma satu minggu kalo kerjaan banyak tapi kerjaan disana cuma sedikit jadi besok udah bisa pulang, papa bilang dua minggu ke Adara supaya papa bisa pulang ke rumah kami, mama kan lagi hamil" Kania menjelaskan.
Sehun menganggukan kepalanya, pikirannya menerawang memikirkan Adara yang sudah dua hari tidak ada kabar.
Rumahnya kosong, kemarin pagi-pagi Sehun datang ke rumah Adara namun tidak ada siapa-siapa disana, Sehun udah mencoba menelpon gadis itu namun tidak ada jawabannya.
Kata teman sekelasnya pun Adara sudah dua hari tidak masuk sekolah, tanpa keterangan.
"Nanti Adara bakal tinggal sama kita, aku males deh harus tinggal sama dia, pasti nanti dia manja banget sama papa".
"Emang kenapa? Rumah Adara mau dikemanain?" tanya Sehun memancing.
"Papa mau jual rumah itu buat biaya kuliah aku, perusahaan papa lagi ada masalah jadi keuangan keluarga kita lagi goyang, kalo terus-terusan kaya gini papa bisa bangkrut makanya papa rencana mau jual rumah Adara" Kania menjelaskan panjang lebar.
"Kalo Adara gak mau tinggal sama kalian gimana?" Sehun bertanya lagu.
"Ya mungkin papa bakal cariin kost-kostan buat dia, dia bebas tinggal dimana aja yang jelas rumah itu bakal tetep papa jual".
Sehun menganggukan kepalanya mengerti, tenyata seperti itu ya.
"Kalian emang sengaja mau buat Adara menderita ya?" pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Sehun.
Kania langsung menjauhkan kepalanya dibahu Sehun, menatap kekasihnya itu tajam, "Maksud kamu apa?!" tanyanya marah.
Sehun mengangkat bahunya acuh "Menurut kamu?".
"Kamu nyalahin kita atas apa yang terjadi sama Adara?!".
"Gak nyalahin kok tapi sejauh ini yang aku lihat ya kaya gitu, kamu selalu cerita papa kamu gini papa kamu gitu, bohongin Adara supaya om Siwon bisa nginep dirumah kamu lama biarin Adara sendirian dirumahnya selama berhari-hari, itu udah jadi contoh kecil kalo kalian emang sengaja mau buat Adara menderita" ucap Sehun panjang lebar.
"Yang salah itu dia bukan kita! kalo Adara mau tinggal sama kita dari dulu juga gak akan ada istilah papa aku atau papa dia! aku sama mama udah welcome ke dia tapi dia-nya malah gak tahu diri!" ucap Kania menggebu-gebu.
Sehun tertawa meremehkan membuat Kania semakin marah "Dulu sewaktu kalian masih kecil bukannya Adara pernah tinggal sama kalian tapi dia gak betah?" tanya Sehun menyeringai.
"KAMU GAK USAH SOK TAHU KAMU SEHUN!" sentak Kania tajam "KAMU SAMA SEKALI GAK TAHU APA-APA TENTANG KELUARGA AKU!".
Sehun semakin tertawa, menatap remeh pada kekasihnya itu "Lo lupa tiap hari lo selalu ceritain tentang keluarga lo ke gue? Waktu kecil papa lo gak pernah ada buat lo karena lebih mentingin Adara sama mama-nya dan sekarang lo sama mama lo bales dendam dengan cara nguasain om Siwon untuk kalian, dengan begitu secara gak langsung lo mengakui kalo mama lo itu dulu S.E.L.I.N.G.K.U.H.A.N!" jelas Sehun panjang lebar seperti junior miliknya, sengaja Sehun menekankan kata selingkuhan di akhir kalimat.
Sehun bahkan mengubah bahasanya, yang tadinya aku-kamu menjadi lo-gue.
"MAMA AKU BUKAN SELINGKUHAN!" peringat Kania, mereka bersitegang, untung dikelas hanya ada mereka berdua tidak ada siapapun lagi karena anak-anak yang lain sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Oh, istri kedua ya? Poligami? Setahu gue poligami itu atas persetujuan istri pertama, bukan diem-diem, kaya maling aja" ujar Sehun tak berperasaan.
"Berengsek!" umpat Kania "Kamu brengsek Sehun!".
"Lo yang ngajarin gue buat jadi brengsek! lo cuci otak gue sama anak-anak yang lain supaya benci sama Adara! jual kesedihan ke semua orang seakan-akan lo pihak paling tersakiti padahal kenyataannya lo sama mama lo perusak! membuat Adara dibenci semua orang, pinter banget lo playing victim!".
"Hun, kamu becanda kan?" tanya Kania berkaca-kaca.
"Emang keliatannya gue lagi becanda?".
"SEHUN! kamu harus minta maaf sama aku cepet!".
Sehun tergelak, lalu bersedih "Minta maaf? Atas dasar apa? Yang ada harusnya kalian yang minta maaf ke Adara, kalian udah buat hidup Adara menderita selama ini".
"Kamu belain Adara? Dia dan mama-nya dulu yang buat aku sama mama menderita Sehun!".
"Kalo mama lo gak jadi selingkuhan kalian akan menderita!".
"KAMU MINTA MAAF ATAU KITA PUTUS?!"
"Oh mau putus? Yaudah putus aja".
Wajah Kania berubah pias, terkejut dengan jawaban Sehun yang terlampau santai.
Kania tersenyum, meraih lengan Sehun namun ditepisnya oleh laki-laki itu "Hun, aku cuma becanda barusan, aku emosi, aku gak beneran minta putus kamu gak usah anggap itu serius ya" ujar Kania melembut.
"Selama ini kalo kita berantem lo selalu ngancam minta putus, kalo lo mau kita putus ayo, gue gak keberatan" balas Sehun tenang.
"Aku gak mau putus Sehun, aku gak mau putus dari kamu, gak mau. Jangan bilang kaya gitu Hun, aku sayang banget sama kamu" Kania memohon, air matanya sudah berderai.
"Maafin aku Kania" ucap Sehun, laki-laki itu meraih lengan Kania menggenggamnya.
"Aku udah maafin kamu Sehun, aku juga minta maaf ya" balasnya lembut, oh Kania salah paham.
"Maaf, aku gak bisa lanjutin hubungan ini, kita putus ya, aku harap kamu ngerti" Segi melanjutkan kata-katanya yang sempat tertunda dan disela oleh Kania membuat perempuan itu salah paham dengan permintaan maaf Sehun.
"Aku gak mau Sehun!" kata Kania kekeuh, "Aku gak mau putus sama kamu!" bahkan Kania menahan lengan Sehun yang hendak pergi dari kelasnya.
Sehun menggeleng, melepaskan cekalan tangan Kania "Maaf Kania" setelah mengatakan itu Sehun langsung pergi dari sana.
Meninggalkan Kania yang sudah terisak.
"Jangan gila Adara!".
"Lepasin,aku mau mati aja! kamu gak usah ikut campur!".
"Kamu mau mati? Ayo kita mati sama-sama! kamu udah janji gak akan pernah ninggalin aku! kalo kamu mau mati ayo, ayo kita mati sama-sama!".
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"