97

866 127 26
                                    

"Pa... hiks...hiks, kak Abi pa, kak Abi".

Saat ini Adara tengah menangis dipelukam Yunho, setelah Yunho mengatakan jika Abian mengalami kecelakaan tanpa pikir panjang Adara langsung berlari keluar sambil menangis histeris.

"SSssttt Dara berdo'a ya semoga Abian baik-baik aja" ujar Yunho seraya mengusap punggung putrinya.

"Ini semua gara-gara Dara pa, kak Abi kecelakaan gara-gara Dara hiks..hiks..."

Sekrang Adara menyesal, andaikan saja tadi Adara mau dengar penjelasan Abian pasti laki-laki itu tidak akan mengalami kecelakaan.

Seharusnya Adara percaya pada Abian, benar apa yang Sehun katakan seharunya Adara lebih percaya pada Abian daripada Kania.

"Pak Ali lebih cepet lagi nyetirnya!" kata Adara setengah kesal karena ia merasa pak Ali lambat sekali menjalankan mobilnya.

"Ini udah kencang Ra, kalo ngebut nanti kita juga kecelakaan!" tegur Yunho.

"Tapi kak Abi pa--".

"Dara tenang dulu, kata Sehun Abian udah dibawa ke rumahsakit udah ditanganin sama dokter".

Iya, Yunho tau kabar bahwa Abian kecelakaan dari Sehun, sewaktu Sehun dalam perjalanan pulang dari caffe tak sengaja laki-laki itu melihat kerumunan di tengah jalan karena penasaran alhasil Sehun turun dari angkotnya untuk mengecek dan ketika Sehun lihat ternyata yang ada di kerumunan orang-orang itu adalah Abian.

"Semuanya gara-gara Dara! Dara bisanya emang cuma nyusahin aja, dulu kak Abi susah gara-gara ngurusin Dara sekarang kak Abi kecelakaan juga gara-gara Dara!" perempuan itu terus menyalahkan dirinya sendiri.

Adara sungguh menyesal sekarang, kalau bukan karena ia yang keras kepala tidak mau mendengar penjelasan dara Abian maka hal ini tidak akan terjadi.

"Jangan ngomong kaya gitu Ra, ini namanya murni kecelakaan, musibah. Emang kamu pikir Abian mau kecelakaan kaya gini?".

"Tapi kak Abi kecelakaan gara-gara Dara pa! kalo aja Dara gak keras kepala kak Abi gak akan kecelakaan! pokonya semua ini salah Dara pa hiks..hiks..."

Tangisan Adara semakin hebat bahkan setelan kantor yang belum sempat Yunho ganti pun sekarang sudah basa terkena air mata perempuan itu.

"Ini udah takdir Ra, jangan salahin diri kamu sendiri, lebih baik sekarang Dara berdo'a semoga Abian baik-baik aja, hmm".

Yunho mendekap putrinya dengan penuh kasih sayang, di usapnya punggung Adara supaya tenang, sesekali Yunho mengecup pucuk kepala Adara seraya terus memberikan kata-kata penenang untuk sang putri.

"Pa, kak Abi..." Adara melirih, tangisannya sudah tidak sekencang tadi namun tetap saja bahu Adara masih bergetar.

"Sebentar lagi kita sampai, Dara sabar ya sayang, Abian pasti baik-baik aja".

Adara mengangguk, semakin mengeratkan pelukannya pada sang papa, ia mencoba mensugesti dirinya sendiri dengan perkataan Yunho.

Abian pasti baik-baik saja. Adara tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sesuatu yang serius terjadi pada Abian.

🍬🍬🍬


Sesampainya di rumahsakit Adara langsung berlari masuk ke dalam, meninggalkan Yunho yang sekarang tengah mengejarnya seraya berteriak memanggil namanya.

Saat ini Adara tidak dapat berpikir jernih pikirannya terus tertuju pada Abian, Adara ingin segera melihat keadaan laki-laki itu.

"ADARA TUNGGUIN PAPA! RA!".

Tidak Adara hiraukan teriakan papanya itu bahkan Adara mengabaikan tatapan-tatapan aneh dari orang-orang.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang