Pada saat Adara pulang kerumah papa-nya ternyata sudah duduk manis di sofa, menyambutnya.
"Anak papa udah pulang, sini sayang duduk" katanya setelah melihat kedatangan sang putri seraya menepuk sampingnya agar Adara duduk disana.
Tanpa banyak bicara Adara menurut, ia duduk disamping papa-nya.
"Ra, ada yang mau papa omongin ke Dara" katanya seraya mengusap rambut putrinya.
"Apa pa?" tanyanya sebagai formalitas saja, toh Adara sama sekali tidak kepo dengan apa yang hendak disampaikan papa-nya.
"Papa pulang sebenarnya mau minta ijin ke Dara, papa ada dinas ke luar negeri selama dua minggu--".
"Oh yaudah gak pa-pa, Dara kan udah biasa ditinggal sendiri" memangkas ucapan sang papa yang belum sepenuhnya merampungkan kalimatnya.
"Kapan pa berangkatnya?" tanya Adara, entah papa-nya berbohong atau betulan ada dinas ke luar negeri Adara tidak tahu dan Adara juga tidak mau tahu.
Tertohok, Siwon merasakan nyeri di ulu hatinya. Perkataan Adara sangat menohok hatinya, menatap putrinya dengan tatapan sendu Adara balas menatap Siwon putrinya itu menatapnya dengan raut wajah datar.
"Papa gak tega kalau ninggalin Dara sendirian, untuk sementara Dara tinggal sama mama Yoona dulu ya?" pinta Siwon memohon.
Yang mana Adara saat itu juga langsung menggeleng, tertanda ia menolak permintaan sang papa.
"Sampai kapanpun Dara gak mau tinggal di rumah itu!".
"Dara, mau sampai kapan Dara begini terus hmm? Dara belajar menerima mama Yoona ya? Mau gimanapun juga mama Yoona istri papa, mama Dara juga".
"Dia istri papa, bukan mama Dara, mama Dara cuma satu dan mama Dara udah bahagia di surga" katanya kekeuh.
Adara tidak sudi menerima Yoona sebagai mamanya, sampai kapanpun. Lebih baik papa-nya menikah dengan perempuan lain daripada dengan Yoona.
"Papa harus lakuin apa supaya Dara mau nerima papa kaya dulu lagi hmm? Papa mengakui kalo papa salah, tapi apa Dara benar-benar gak mau maafin papa?".
"Dara udah maafin papa" jawabnya tanpa menatap sang papa, "Tapi Dara gak akan bisa lupain apa yang papa lakuin dulu ke Dara juga mama, Dara bisa anggap semuanya selesai dengan satu syarat--" Adara menggantungkan kalimatnya.
"Syarat? Apa syaratnya, papa bakal lakuin semua apa yang Dara minta".
"Bener papa mau ngabulin permintaan Dara?" Adara bertanya untuk memastikan.
Yang langsung Siwon angguki detik itu juga tanpa ragu.
"Dara bakal anggap semuanya selesai kalau papa cerain tante Yoona dan papa minta maaf ke kuburan mama" kata Adara tanpa menatap papa-nya.
Deg.
Siwon tidak percaya dengan apa yang keluar dari mulut putrinya.
"Ra--" Siwon menyentuh bahu Adara yang langsung ditepis detik itu juga.
"Kenapa? Papa keberatan sama permintaan Dara?" tanyanya.
Siwon diam, lidahnya terasa kelu, mendadak ia tidak dapat berkata sepatah katapun.
"Sesusah itu ya papa buat minta maaf sama mama aku? Dan seberat itu papa buat cerain istri papa?" tanya Adara bertubi-tubi.
Siwon masih diam.
"Mama aku gak penting ya buat papa? Sampai-sampai papa enggan datang ke makamnya?" tanya Adara sekali lagi.
"Sekarang Dara tahu jawabannya" Adara hengkang dari hadapan sang papa, ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kamarnya.
Diamnya Siwon membuat Adara mengerti kalau apa yang Adara tanyakan tadi pada papa-nya itu adalah sebuah kebenaran.
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/236904631-288-k105460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"