67

1.4K 134 29
                                    

Ibu : Bi, Vella di jakarta sekarang, kamu temuin dia, selesaikan hubungan kalian baik-baik, kamu pergi gitu aja kemarin, setidaknya jelasin, kamu terima atau tolak perjodohan ini, ibu tidak memaksa.

Kening Adara berkerut sesaat setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh ibu Abian pada anaknya.

Adara bertanya-tanya apa hubungan Abian dengan si Vella-Vella itu? Apakah perempuan bernama Vella itu mantan pacar Abian atau perempuan yang hendak di jodohkan dengan Abian? Adara tahu jika Abian pernah akan dijodohkan oleh ibunya namun ia tidak tahu dengan siapa Adara juga tidak bertanya karena mengira masalahnya sudah selesai.

"Vella siapa?" Adara bertanya dengan nada dingin.

"Maksud kamu Ra?" Abian malah balik bertanya.

Abian baru saja selesai mandi ketika masuk ke dalam kamar hendak memakai pakaian langsung diberi pertanyaan aneh oleh Adara.

"SIAPA VELLA? HUBUNGAN DIA SAMA KAK ABI APA?!" teriaknya Adara marah, matanya sudah berkaca-kaca menatap Abian.

"Ra--".

"JAWAB! VELLA SIAPA?!".

"INI! SIAPA VELLA?" Adara memperlihatkan chat dari ibu Abian kepada anaknya.

Mata Abian membola saat membaca pesan yang ibunya kirimkan.

"Ra, kamu tenang dulu ya. Nanti kakak jelasin, kakak pake baju dulu" kata Abian, Adara melengoskan pandangan perempuan itu duduk di tempat tidur niatnya untuk sisiran pun Adara urungkan tidak peduli rambutnya berangkat sehabis keramas.

Abian mengambil pakaian seadanya, setelah selesai laki-laki itu langsung duduk di samping Adara refleks Adara sedikit menggeser tubuhnya memberi spasi dengan Abian.

"Ra--" Adara tepis tangan Abian yang hendak meraih tangannya untuk ia genggam.

"Jelasin siapa Vella" ucap Adara datar, bahkan menatap Abian pun Adara enggan.

"Kakak jelasin semuanya tapi kamu jangan potong sampai kakak bener-bener jelasin, hmm?".

Adara menganggguk sebagai jawaban, Abian menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Adara, saat pacarnya itu hendak menghindar Abian buru-buru menahannya.

"Dengerin, Ra. Ya, hmm" Abian menggenggam erat tangan Adara walaupun perempuan itu berusaha untuk melepaskan namun tak Abian hiraukan.

"Vella itu anak temennya ibu, dia seumuran sama kamu dan dulu waktu kecil sering main sama Kai" Abian mulai bercerita terlihat Adara yang mulai tidak nyaman, Abian peka langsung saja Abian mengangkat tubuh Adara mendudukkan perempuan itu di pangkuannya.

Abian bawa Adara ke dalam dekapannya, menyandarkan kepala perempuan itu agar bersandar di bahunya, Adara diam saja membiarkan Abian berbuat sesukanya.

"Karena usia kakak di atas mereka, kakak selalu di suruh sama ibu buat jagain mereka, nemenin mereka main, kakak anggap Vella sama kaya Kai, Vella udah kaya adik buat kakak" Abian genggam jemari Adara, sesekali Abian menciummi punggung tangan Adara di sela-sela ceritanya.

"Kakak gak gimana ceritanya dia bisa suka sama kakak--dengerin dulu!" Abian memperingatkan saat Adara hendak turun dari pangkuannya.

"Kakak gak pernah ada hubungan apa-apa Ra sama Vella gak pernah, percaya ya. Hmm, percaya sama kakak, kamu yang pertama Ra, gak ada yang lain selain kamu" kata Abian lirih seraya menghapus air mata yang keluar dari pelupikata gadisnya.

"Vella pernah bilang suka sama kakak tapi kakak gak pernah nanggepin serius, Vella masih SD bayangin aja Ra, masa iya kakak nanggeepin serius anak SD, setelah kakak lulus SMP kakak sama Kai mutusin buat pindah ke jakarta dan Alana pindah ke bandung ikut orangtuanya".

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang