47

1.2K 169 50
                                    

Satu minggu sejak kejadian itu Adara belum bertemu lagi dengan Abian, Siwon benar-benar mengawasi Adara lewat orang-orang suruhannya.

Adara hanya bisa tahu kabar Abian lewat telpon, setiap malam mereka melakukan video call, dan tentu saja Adara lakukan saat para penghuni rumah sudah terlelap.

Rumah tempat tinggalnya yang dulu sudah dijual oleh Siwon, sekarang Adara tinggal di rumah Kania, Adara tinggal disana. Di rumah keluarga kecil papa-nya.

Katanya hasil dari penjualan rumah itu akan Siwon gunakan untuk biaya kuliah dirinya dan juga Kania. Adara tertawa saja mendengar penjelasan papanya itu. Tidak tahu kenapa Adara tertawa saja. Mungkin karena sebentar lagi Adara berniat mengakhiri hidupnya? Iya, mungkin karena itu.

Tidak ada gunanya lagi Adara hidup di dunia ini, percuma saja. Dulu Adara bertahan hidup karena ingin membalaskan dendam namun ia buang jauh-jauh dendam dihatinya, Adara bertahan karena Abian yang meminta, tapi sekarang bahkan ia saja dijauhkan dari Abian jadi untuk apalagi dirinya hidup.

"Tambah lagi, yang banyak sarapannya" itu kata Siwon, mereka sedang sarapan bersama.

Ada Kania dan juga Yoona di sana.

"Hmmm" hanya Adara balas dengan gumaman saja.

Adara juga hanya bicara seperlunya saja dengan papanya itu.

Sebelum pindah ke rumah itu papanya bilang akan memberikan Adara kebahagiaan yang utuh dan seakan tidak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah Adara menurut saja.

Adara kira papanya itu benar-benar akan memberikan kebahagiaan yang utuh padanya namun ternyata Siwon memboyong Adara ke rumah istrinya.

Tidak habis pikir Adara dengan jalan pikiran papanya, oh atau mungkin maksud dari memberikan kebahagiaan yang utuh versi papanya itu adalah dengan memberikannya sebuah keluarga? Bukannya bahagia Adara malah merasa hidupnya seperti di neraka sekarang.

Menyantap Sarapannya dengan tidak selera, Adara hanya mengambil sedikit nasi putih dan kecap saja, bukan Adara tidak menghargai papanya namun saat ia hendak mengambil lauk Yoona selalu menatapnya dengan raut tak bersahabat.

Adara malas membuat drama di meja makan, makanya ia mencari aman saja. Mengambil nasi pun hanya sedikit mungkin hanya sekitar lima suapan jika ia makan dengan sebagaimana mestinya tapi Adara sengaja makannya di lama-lamakan agar papanya mengira Adara makan banyak.

Nasi putih dan kecap. Itu menu Adara makan selama satu minggu dan mungkin akan seperti itu selama ia tinggal di rumah itu.

Tidak jarang diam-diam Adara memesan online makanan yang ia inginkan, tanpa sepengatahuan Siwon tentu saja.

Tapi itu hanya akan bertahan sementara waktu karena uang simpanan Adara tinggal sedikit.

Adara sudah tidak bekerja di cafe lagi dan juga Adara sudah tidak berkeliling rumah tetangga di kompleknya, Adara benar-benar terkurung di rumah itu.

"Pa, Kania berangkat sama papa ya" pinta Kania manja, bermaksud untuk  memanas-manasi Adara juga Kania mengatakan itu sembari mencuri-curi pandang pada Adara ia ingin melihat ekspresi dari kakak tirinya itu.

Namun yang Kania dapatkan hanya ekspresi tidak peduli. Adara nampak biasa saja.

"Iya, papa anterin kamu sama kak Dara juga, kita berangkat sama-sama" ujar Siwon dengan lembut pada putrinya.

Siwon sekarang memanggil Adara dengan sebutkan kak karena bagaimanapun disana Adara adalah anak tertua. Kakaknya Kania dan Siwon ingin nanti Kania serta calon anak di perut Yoona memanggil Adara dengan sebutan kak.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang