HATE (Namtae)

1.1K 120 89
                                    

HAE GAESSS...

SELAMAT MALAM...

SUDAH TIDURKAH KALIAN?

MAAF AKU TELAT UP 🙈🙈🙈🙈

UDAH BIASA KAN YA 🤣🤣🤣🤣🤣

KALI INI AKU DATANG DENGAN NAMTAE... TAPI KALI INI TEMANYA BROTHERSHIP YA...

PENGEN SEKALI2 BUAT YG BROTHERSHIP LAGI.

UDAH LANGSUNG AJA PENCET VOTENYA!!!

CEKIDOOOOT!!!!!!!




(((((((*****))))))







Matahari sudah turun keperaduannya saat Taehyung melangkahkan kaki ke dalam apartemennya. Dibukanya pintu apartemen yang selalu menyambutnya dingin. Sepi tidak ada siapapun. Seperti biasanya. Atau tidak.

"Taehyung-ah!"

Seorang pemuda berlesung pipi menyambut kedatangan Taehyung dengan senyuman lebar. Taehyung sedikit terkejut dengan keberadaannya. Tubuhnya sempat menegang tapi dia berusaha merubah ekspresi mukanya dengan balas tersenyum.

"Namjoon hyung? Kapan tiba? Kenapa tidak mengabariku? Aku kan bisa menjemputmu dibandara," ucap Taehyung sambil memberikan pelukan pada Namjoon yang baru saja dia temui setelah tiga tahun dia pergi mengejar impiannya dinegeri asing.

"Aku tidak mau merepotkanmu. Lagi pula kau juga baru tiba bukan? Bagaimana perusahaan? Berjalan dengan baik?" tanya Namjoon.

"Yah, seperti itulah hyung. Tidak ada yang menarik. Oh ya, bagaimana bisa kau ada disini? Kenapa tidak menginap dirumah utama? Kau sudah bertemu appa?" Taehyung berjalan menuju dapur diikuti oleh Namjoon.

"Yah, aku sudah menghubunginya. Dia juga yang memberikanku nomor password apartemenmu. Mungkin besok aku baru akan menemuinya. Kau tau kan jika hubungan kami belumlah kembali seperti semula. Dengan dia sudah tidak mengusirku lagi saja aku sudah merasa beruntung," Namjoon bersandar pada dinding dapur sambil memperhatikan Taehyung yang sedang mengambil minum dikulkas.

"Tidak ada orangtua yang akan benar-benar membenci anaknya hyung. Apalagi kau sebenarnya adalah kesayangan appa. Dia tidak benar-benar marah padamu. Dia hanya kecewa mungkin."

Sama sepertiku yang kecewa padamu.

Namjoon terdiam. Sedikit menelisik pada pernyataan Taehyung barusan. Rasanya seperti Taehyung menyindirnya secara halus.

Menggelengkan kepalanya Namjoon kembali memperhatikan Taehyung. Adiknya itu terlihat semakin kurus. Pipinya saja tirus tidak gembil seperti dulu. Gurat-gurat lelah juga terlihat diwajahnya saat mereka baru berjumpa tadi.

Namjoon tersenyum sendu. Inikah yang terjadi akibat keegoisannya menolak mengambil alih perusahaan dan memilih mengejar impiannya sebagai seorang produser dan song writer? Membiarkan adiknya yang seharusnya masih menikmati masa-masa remajanya, mengorbankan diri demi keegoisannya?

Terkadang Namjoon merasa menyesal. Tapi apa daya, semuanya sudah terlanjur terjadi. Kini dia hanya bisa berusaha keras agar semua pengorbanan ini sia-sia. Dia harus membuktikan keberhasilannya pada sang ayah mewujudkan impiannya yang menurut ayahnya dulu tidak berguna.

"Taehyung-ah," panggil Namjoon.

"Ne?" Taehyung berbalik menghadap sang kakak sambil memegang gelas berisi air dingin.

"Aku... minta maaf," ucap Namjoon pada akhirnya.

"Hyung..."

"Karena keegoisanku akhirnya sekarang kau lah yang harus mengambil alih perusahaan diusiamu yang masih cukup muda. Sedangkan aku yang memang sejak awal sudah dipersiapkan sebagai penerus malah membangkang. Aku minta maaf karena sudah menyusahkanmu," Namjoon berucap dengan sepenuh hatinya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang