With You (Yoontae)

1.7K 165 79
                                    

"Satu, dua, tiga, empat,...." Taehyung kecil menapaki jalan bersalju ditengah dinginnya malam. Langkah kakinya begitu ceria sama sekali bertentangan dengan kondisinya sekarang yang tidak mengenakan alas kaki. Dia juga hanya memakai sehelai kaos tipis dan juga sweater yang sudah usang. Pastinya tidak bisa mengusir hawa dingin yang merasuk ketulang.

Sekarang adalah malam natal. Malam dimana banyak keluarga merayakannya bersama dirumah. Seharusnya begitu juga dengan Taehyung. Namun nasibnya begitu sial diusia yang masih terbilang kecil yaitu delapan tahun Taehyung dibuang oleh orang tuanya dijalanan. Sejak itulah ia berusaha menghidupi dirinya sendiri.

Jika ia lapar maka ia akan mendekati para pedagang yang ada dipinggir jalan untuk meminta makanan. Terkadang banyak orang baik hati yang memberinya uang ataupun makanan. Tapi tak jarang pula orang-orang mengusirnya karena penampilannya yang lusuh.

Sudah dua tahun dia hidup dijalanan. Tanpa teman dan tanpa tahu kemana orangtuanya pergi. Tapi Taehyung tidak putus asa. Dia adalah anak kecil yang penuh semangat. Dia tidak pernah mengeluh walaupun hidup yang ia jalani begitu berat. Dia percaya suatu saat Tuhan akan memberikannya kebahagiaannya sendiri. Oleh karena itu dia tidak pernah menyalahkan siapapun bahkan orangtuanya karena sudah membuangnya kejalanan.

"Uh, dinginnya. Seandainya saja sepatuku masih muat kupakai. Ah, tapi jika begitu aku tidak bisa memberikannya pada Beomgyu. Dia lebih membutuhkannya dari pada aku," Taehyung tersenyum saat memikirkan Beomgyu, anak kecil yang juga hidup dijalanan sama sepertinya. Bedanya Beomgyu masih memiliki seorang ibu disisinya. Mereka juga tidak tidur dijalanan seperti Taehyung karena mereka tinggal disebuah kamar kecil yang mereka sewa. Nyonya Choi Yena, ibu Beomgyu sempat meminta Taehyung untuk tinggal bersama mereka namun Taehyung menolak. Selain kamar mereka begitu kecil Taehyung juga tidak ingin menambah beban mereka dengan tinggal disana. Taehyung hanya akan mampir kesana sesekali saja.

Terakhir kali itulah ia memberikan sepatunya pada Beomgyu karena sepatu Beomgyu sudah sangat rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Taehyung memberikannya dengan ikhlas pada Beomgyu apalagi sepatunya itu sudah sedikit sempit untuknya karena dia sudah bertumbuh selama dua tahun ini. Beomgyu tentunya sudah menolak pemberian Taehyung ini tapi Taehyung memaksa dengan sedikit berbohong. Dia bilang dia masih punya sepatu lainnya. Padahal tidak. Untuk makan saja susah dari mana dia bisa punya sepatu lain?

Karena itu pula Taehyung tidak pernah mampir lagi kerumah Beomgyu karena dia takut jika Beomgyu melihatnya tidak mengenakan alas kaki maka Beomgyu akan mengembalikan sepatu itu padanya. Taehyung tahu jika Yena tidak memiliki cukup uang untuk membelikan Beomgyu sepatu baru, jadi sebagai yang lebih tua Taehyung memilih untuk mengalah. Dia tidak ingin adik kecilnya itu kedinginan dimusim dingin ini. Betapa mulianya hati Taehyung kecil ini.

Kruyuuuk~~~

Perut Taehyung tiba-tiba berbunyi. Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Sejak pagi Taehyung belum makan. Kemarin dia hanya makan roti pemberian dari seorang wanita cantik yang kebetulan bertemu dengannya disebuah taman. Wanita itu selain cantik juga baik hati. Dia membelikan Taehyung beberapa roti dan juga air. Sebenarnya rotinya cukup banyak untuk ia simpan namun Taehyung malah membaginya pada anjing kecil yang ada dijalanan. Ia merasa kasihan pada anjing itu yang terlihat seperti menangis. Oleh karena itu Taehyung membagi rotinya pada si anjing kecil.

"Aku lapar. Tapi dijam segini mana ada toko buka. Lagipula ini hari natal pasti banyak orang lebih memilih berada dirumah untuk menghabiskan waktu dengan keluarganya. Aku harus cari makan dimana?"

Jalanan sudah sepi. Taehyung kebingungan. Ia sempat berpikir untuk mendatangi rumah Beomgyu namun diurungkannya. Akhirnya ia hanya berjalan pelan sambil memegangi perutnya yang terus berbunyi.

Saat ia masih asik berjalan sambil melamun tiba-tiba Taehyung mencium sesuatu yang wangi. Sontak ia mendongakan kepalanya dan mencoba mengendus bau yang menggugah selera itu.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang