Memories (Extra Chap)

1.2K 123 124
                                    

HAI GAESSS!!!!! AKU DATANG LAGI... MUMPUNG LAGI JERNIH PIKIRANNYA SEJERNIH PARIT YANG ADA DIJEPANG... ASEK.

BERHUBUNG TADI AKU KEPIKIRAN SAMA KALIAN MAKANYA AKU UP SEKARANG. TADINYA MO BESOK PAGI TAPI TANGANNYA DAH GATEL PEN PUBLISH...HEHEHE

OH YA CERITA INI LANJUTAN DARI "MEMORIES (NAMTAE)" JADI KALO YANG BELOM BACA PART 1 BACA DULU YAAAA...

BTW JANGAN TANYA KENAPA TULISANNYA HURUF KAPITAL SEMUA... LAGI PENGEN AJA HIHIHI...

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE YA GAESS... VOTE ITU BERARTI KALIAN MENGHARGAI PENULIS... AKU PASTINYA BAKAL SANGAT BERTERIMA KASIH SAMA KALIAN KALAU KALIAN MAU VOTE...

DAN NANTI KALAU KALIAN SUDAH SELESAI BACA AKU TUNGGU KOMENNYA YA...

KALGIT LANGSUNG AJA!!!!!

CEKIDOOOOOT!!!!!!


*



*



*



*



*




Drrt... drrt...

Ponsel Taehyung bergetar. Ia melirik sekilas layar diponsel yang ia letakan diatas nakas sejak tadi. Tertulis nama Jimin disana. Meski enggan namun Taehyung segera mengangkat telpon itu. Karana Taehyung tau Jimin tidak alan berhenti menelpon sampai ia mengangkatnya.

"Halo, Jimin."

"Halo, tae. Bagaimana kabarmu? Mengapa kau tidak pernah menghubungiku terlebih dulu?"

"Kabarku baik Jimin. Aku hanya masih membutuhkan waktu untuk diriku sendiri."

"Tapi sampai kapan Tae-ah? Aku dan Seokjin hyung selalu mengkhawatirkanmu. Cepatlah kembali. Kami merindukanmu."

Taehyung meremat genggamannya pada ponselnya. Ia sangat ingin kembali ke Seoul tapi kenangan akan Namjoon selalu membayang-bayanginya. Rasanya sesak saat mengetahui bahwa kau tidak akan bisa lagi bertemu dengan orang yang tidak bisa kau temui lagi selamanya. Jadi untuk apa kembali? Ya setidaknya tidak untuk saat ini.

"Tae? Kau masih disana?"

"Ah, ne Jimin. Aku masih mendengarmu," Taehyung menghapus airmata yang tiba-tiba menetes.

"Kau...menangis?"

"Aniyo. Disini dingin. Hidungku tersumbat."

"Jangan membohongiku Tae. Aku tahu jika kau sedang berbohong. Aku mengenalmu bukan sehari dua hari. Jadi jujurlah padaku. Kau menangis kan?"

"Sungguh aku tidak menangis Jimin. Kau tidak dengar suaraku ini? Disini sedang turun salju jadi aku sedikit flu," Taehyung merubah suaranya menjadi sedikit lebih ceria.

"Disana turun salju? Apa kau memakai coatmu? Kau bawa sarung tangan kan? Lalu syalmu? Kau membawanya juga kan?"

"Tenanglah, aku sudah memakai semuanya. Aku hapal semua pesanmu sebelum pergi jadi kau jangan terlalu mengkhawatirkanku," Taehyung tertawa kecil. Sejak dulu Jimin memang selalu menjadi orang yang paling mengkhawatirkan dirinya. Bahkan Seokjin saja tidak sepanik itu. Seokjin lebih acuh walaupun sebenarnya ia juga khawatir. Tapi bisasanya ia akan mengirim Jimin untuk mengurusnya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang