Sacrifice (II)

1.4K 126 16
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat. Tibalah hari dimana seharusnya Taehyung menikah dengan Yoongi. Taehyung mengurung diri didalam kamar. Tidak mau keluar kamar sama sekali. Jungkook yang sedang bekerja jadi harus pulang karena Yuri menelponnya dengan panik. Yuri bilang dia mendengar Taehyung menangis didalam kamar namun ketika dipanggil dia tidak mau keluar juga. Dengan terpaksa Jungkook meninggalkan pekerjaannya. Ia begitu khawatir dengan Taehyung.

Jungkook dan Yuri berdiri didepan kamar Taehyung. Jam sudah menunjukan pukul 3 siang. Sampai sekarang Taehyung belum keluar kamar.

Jungkook mengetuk kamar Taehyung.

"Taehyung-ah? Kau didalam? Bisa tolong buka pintunya? Aku dan eomma khawatir padamu," Jungkook coba membujuk Taehyung namun tidak berhasil. Pintu itu masih bergeming ditempatnya.

"Bagaimana ini Jungkook-ah? Eomma khawatir padanya," rengek Yuri. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca karena sangat khawatir dengan keadaan Taehyung.

"Eomma jika kudobrak pintunya apa boleh?" tanya Jungkook meminta persetujuan.

Yuri menganggukinya tanpa ragu. "Dobrak saja. Eomma lebib khawatir pada Taehyung."

"Baik. Eomma mundurlah."

Jungkook mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu. Ia mundur beberapa meter. Namun saat ia berlari pintu kemudian terbuka. Jungkook jadi harus mengerem mendadak tepat didepan wajah Taehyung.

"Taehyung-ah..."

Taehyung keluar namun penampakannya sungguh mengkhawatirkan. Wajah yang memerah, rambut acak-acakan, mata yang bengkak dan sembab, terlihat jelas habis menangis. Yuri yang melihatnya lalu membawanya kedalam pelukan.

"Apa yang terjadi padamu nak? Kenapa kau begini? Eomma mengkhawatirkanmu?" ucap Yuri sambil mengelus pelan punggung Taehyung.

Taehyung ternyata masih sedikit terisak. Tadi dia mendengar percakapan Yuri dan Jungkook yang ingin mendobrak pintu karena itu ia membuka pintunya. Ia tidak ingin hanya karenanya mereka jadi merusak pintu rumah mereka sendiri.

"Eomma... eomma....hiks... eomma..."

"Iya sayang... eomma disini. Apa yang terjadi padamu nak? Kau mau menceritakannya pada eomma?" bujuk Yuri.

Jungkook memperhatikan mereka berdua dalam diam. Ia trenyuh melihat Taehyung yang seperti itu. Berbeda sekali dengan pertama kali mereka bertemu. Saat itu Taehyung masih bisa tersenyum dan bercanda dengannya. Namun sekarang keadaannya jauh dari kata baik-baik saja.

Yuri melepas pelukannya lalu berpaling pada Jungkook, "Jungkook-ah, bawa Taehyung ke ruang tengah. Eomma mau membuatkan susu hangat untuknya. Dia belum makan sejak pagi."

"Nde eomma."

Jungkook membawa Taehyung ke ruang tengah sedang Yuri pergi kedapur untuk membuatkan susu hangat untuk Taehyung. Yuri juga membawakan sedikit makanan untuk Taehyung. Ia khawatir jika Taehyung bisa jatuh sakit jika dia tidak makan apalagi dalam keadaan seperti ini.

Diruang tengah Jungkook sedang membersihkan jejak airmata Taehyung menggunakan tissu. Taehyung masih sedikit sesegukan. Jungkook menggenggam tangannya dan mengelusnya pelan.

Tak lama Yuri kembali dengan segelas susu dan juga makanan. Yuri mengambil duduk disebelah kiri Taehyung sedang Jungkook ada disebelah kanannya. Yuri menaruh makanan yang ia bawa diatas nakas.

"Taehyungie, makan dulu ya? Kau belum makan sejak pagi?" Yuri coba membujuk Taehyung.

Taehyung menggeleng. Ia sama sekali tidak bernapsu makan hari ini.

"Makan ya? Eomma takut kau akan sakit," bujuk Yuri. Namun lagi-lagi Taehyung menggeleng.

Jungkook mengulurkan tangannya untuk mengambil makanan yang Yuri taruh dinakas. Dengan pelan ia mulai menyendok makanan itu dan membawanya ke mulut Taehyung.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang