New Moon (I) (BTS)

2.9K 158 10
                                    

Suasana malam ini terasa begitu sunyi. Padahal jam baru menunjukan pukul 11 malam tapi sepertinya orang-orang sudah asik bergelung dengan selimut mereka masing-masing. Berbeda dengan Victor. Pemuda cantik ini baru saja menyelesaikan pekerjaannya disebuah toko kue dipersimpangan jalan. Setelah mengunci pintu toko Victor pamit pada teman-temannya lalu lekas berjalan pulang. Rumahnya hanya beberapa blok saja dari toko kue tempatnya bekerja. Jadi dia pulang dengan berjalan kaki. Selain sehat juga bisa sekalian berhemat. Omong-omong payday masih beberapa hari kedepan dan uang yang ia miliki didompet hanya cukup untuk makan. Jika ia paksakan untuk naik bus maka dia akan kehilangan uang untuk jatah makannya selama satu hari. Jadi mau tak mau dia harus berjalan kaki jika tidak ingin kelaparan keesokan harinya.

Victor berjalan pelan sambil menenteng tas ranselnya yang berisi baju seragam kerjanya. Juga beberapa kue yang tersisa tadi ditoko. Victor hidup sendirian di dunia yang kejam ini. Sejak ia membuka matanya beberapa tahun yang lalu Victor kehilangan ingatannya. Dia bahkan tidak mengenali dirinya sendiri. Hanya cincin berukirkan huruf V yang ada didalam genggaman tangannya. Sedangkan nama Victor itu adalah pemberian dari nenek Danielle, orang yang menemukan dan merawatnya kala itu. Hanya saja nenek Danielle sudah meninggal beberapa bulan lalu. Setelah kematian nenek Victor pergi meninggalkan desa dan mengadu nasib ke kota.

"Akh, dingin. Aku menyesal tidak membawa jacketku. Kupikir malam dimusim panas tidak akan sedingin ini."

Victor menggesekan kedua tangannya untuk mendapatkan rasa hangat. Cuaca sungguh aneh belakangan ini. Musim panas namun udara terasa begitu dingin pada saat malam hari.

Tanpa Victor sadari sedari tadi ada dua sosok yang mengawasinya dari puncak sebuah gedung bertingkat yang menjulang tinggi disekitarnya. Dua pasang mata berwarna semerah darah itu mengikuti pergerakan Victor tanpa berpaling sedikitpun. Kulit mereka terlihat pucat dan bersinar tertimpa cahaya bulan. Satu sosok yang memiliki surai warna hitam terlihat lebih tinggi dari rekannya yang memiliki surai warna abu-abu. Keduanya berdiri tegak dipuncak menara gedung. Sama sekali tidak memiliki kekhawatiran akan jatuh dari atas sana.

"Apa yang akan kau lakukan Jk? Kita sudah menemukannya. Bukankah sebaiknya kita harus segera membawanya kembali sebelum musuh kita mengetahuinya? Apalagi sebentar lagi bulan baru akan muncul. Itu kesempatan kita untuk mengembalikannya seperti semula." tanya si surai abu-abu pada rekannya.

"....."

"Jk?"

"Berhentilah mengoceh James. Aku hanya sedang berpikir. Aku sebenarnya tidak yakin dengan semua ini. Melihatnya bisa berperilaku dan menjalani hidup yang normal membuatku berpikir dua kali untuk merubahnya kembali seperti kita. Kita ini makhluk abadi yang tidak mempunyai jiwa. Aku hanya berpikir dia sudah mendapat kesempatan untuk memulai hidupnya dari awal. Tidak seperti kita yang harus menderita dalam keabadian yang tak berujung," ujar JK.

Yang dipanggil James menoleh padanya dengan raut wajah yang tidak terbaca. "Apa kau tidak ingat apa yang sudah ia tulis disurat itu? Dia ingin kau menemukannya dan merubahnya kembali. Apa kau sudah lupa pengorbanannya untukmu? Kau tau kurasa dia dalam hatinya dia masih menantimu menjemputnya. Apa yang terjadi sebenarnya padamu? Apa kau tidak merindukannya?"

"Aku merindukannya. Sangat merindukannya. Aku hanya tidak ingin merusaknya kembali untuk menjadi makhluk haus darah seperti kita. Dia terlihat bahagia dengan kehidupannya yang sekarang. Mungkin dia bisa memiliki keluarga yang normal. Istri yang cantik dan anak-anak yang manis. Apa kau mengerti maksudku?"

"Berhentilah berpikir yang tidak-tidak. Bulan baru akan terjadi tiga hari dari sekarang dan tidak akan mucul lagi hingga beberapa puluh tahun yang akan datang. Kau akan menyesalinya jika kau tidak segera mengambil keputusan. Aku pergi."

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang