Insiden Pagi (JinTae/JinV)

2.3K 151 18
                                    

Seokjin masih asik bergelung diranjangnya yang hangat. Cahaya matahari yang mauk melalui jendela kamarnya tidak dia hiraukan. Badannya masih cukup lelah setelah bekerja lembur semalam. Setidaknya beri dia waktu satu jam lagi untuk bangun. Toh hari ini adalah hari minggu. Jadi tidak akan ada yang mengganggu waktunya beristirahat. Atau begitulah seharusnya.

PRANG!!!!!

Seokjin terhenyak dari tidurnya hingga terduduk. "Ugh," kepalanya terasa pening karena gerakannya yang bangun tiba-tiba. Diintipnya ranjang sebelahnya. Kosong.

"Kemana Taehyung? Apa dia dikamar mandi?" Seokjin masih tidak menyadari bahwa tadi yang dia dengar adalah suara piring yang pecah hingga sebuah teriakan menyadarkan Seokjin sepenuhnya.

"AKKHH!! Hyuuung!!"

Secepat kilat Seokjin bangkit dari ranjangnya dan berlari menuju sumber suara. Dibukanya pintu kamar dan yang pertama dia lihat adalah Taehyung yang terduduk dilantai dapur dengan telapak tangan yang meneteskan darah segar. Juga ada pecahan piring bertebaran dimana-mana. Tanpa babibu Seokjin menghampiri Taehyung dan meraih tangannya yang terluka. Membawanya pelan melewati pecahan piring ke wastafel. Disiramnya telapak tangan Taehyung dengan air mengalir.

"Ukh," Taehyung meringis perih. Sepertinya lukanya cukup dalam karena tidak berhenti mengeluarkan darah.

"Apa yang terjadi? Mengapa tanganmu sampai terluka seperti ini. Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menyentuh area dapur jika aku tidak ada. Berbahaya Taehyung-ah. Sekarang lihat tanganmu ini. Kenapa kau tidak mendengarkan peringatanku." Seokjin memarahi Taehyung yang masih menangis. Taehyung menggigiti bibirnya takut sambil sekuat tenaga menahan airmatanya yang tidak mau berhenti mengalir. Seokjin jika marah menakutkan.

Melihat kekasihnya yang ketakutan Seokjin menghela napas. Dirinya hanya sedikit panik juga khawatir. Ditambah dengan keadaannya yang baru bangun tidur. Pintar sekali taehyung membuat kekasih tampannya ini emosi.

"Maaf," cicit Taehyung. " Aku tadinya ingin membuatkan sarapan untuk kita berdua. Aku pikir tidak akan terjadi apa-apa karena kemarin aku sudah belajar pada Yoongi hyung. Tapi ternyata aku masih saja ceroboh. Maafkan aku."

Mendengar penuturan Taehyung membuat hati Seokjin menghangat. Dia mengulas senyum tipis. Dirinya memang tidak bisa berlama-lama marah pada kekasih kecilnya ini.

Seokjin mengeringkan tangan Taehyung dengan tisu lalu membawanya duduk dimeja makan. Seokjin mengambil kotak p3k yang ada dilaci dapur dan membawanya ke meja makan. Dengan lembut Seokjin mengobati luka Taehyung.

"Cha, sudah selesai. Kau diam disini. Biar aku membereskan dulu kekacauan didapur."

Setelah menaruh kotak p3k kembali ketempatnya Seokjin membersihkan pecahan piring yang berserakan dilantai. Setelah sekiranya bersih dan aman Seokjin menaruh sapunya dan menghampiri Taehyung. Taehyung sudah berhenti menangis. Hanya masih terdengar sedikit sesengukan.

"Maafkan aku hyung. Aku tidak bermaksud membangunkanmu. Aku tau semalam kau baru tidur jam 3 pagi. Makanya aku berinisiatif membuatkanmu sarapan. Tapi sekarang aku malah merepotkanmu" keluhnya sambil menunduk tidak berani menatap kearah Seokjin.

Seokjin mengelus surai dark brown Taehyung sambil tersenyum tipis. Diraihnya dagu Taehyung dan dibawanya untuk menatap matanya. "Aku tidak akan marah walau kau menghancurkan dapurku sekalipun. Aku hanya khawatir karena melihatmu terluka. Aku tidak ingin kau terluka sayang. Hatiku akan sakit melihat kau terluka. "

Dikecupnya kedua mata Taehyung yang sembab akibat menangis. Taehyung mengedipkan matanya lucu. Dan bibir merahnya itu. Ukh, Seokjin jadi ingin melahapnya sekarang juga.

"Lain kali jika ingin membuat sesuatu didapur minta tolong saja pada hyung ya. Aku tidak ingin melihatmu terluka lagi."

Taehyung mengganggukan kepalanya. "Sebenarnya aku tadi ingin membuat kejutan. Tapi malah gagal."

"Kau sudah sangat mengejutkanku tadi."

"Hehehe. Berarti sebenarnya kejutanku berhasil?"

"Berhasil. Berhasil membuatku hampir terkena serangan jantung."

"Maaf. Tidak akan aku ulangi lagi." raut wajah Taehyung kembali menyendu. Ada perasaan bersalah karena sudah membuat kekasihnya khawatir. Taehyung dan dapur memang bukan perpaduan yang cocok.

Seokjin membawa Taehyung dalam pelukannya. Ditepuk-tepuknya punggung yang lebih muda. Sekadar menyalurkan rasa nyaman agar Taehyung tidak lagi bersedih. Taehyung mengulas senyum dalam pelukan Seokjin sambil membalas pelukannya. Kekasihnya ini memang sangat bisa diandalkan untuk merubah moodnya yang jelek kembali baik.

"Wangi strawberry," ujar Seokjin disela-sela pelukannya. "Aku suka. Manis seperti dirimu."

Taehyung menduselkan wajahnya didada Seokjin karena malu. Jarang sekali Seokjin menggombalinya seperti ini. Karena pada dasarnya Seokjin adalah orang yang serius.

"Hyung gombal." bisiknya pelan tapi masih terdengar ditelinga Seokjin.

"Tapi kau suka kan?"

"Suka. Suka sekali."

"Hyung juga sukaaa sekali padamu."

Seokjin melepas pelukan mereka. Terlihat wajah Taehyung yang bersemu memerah.

"Kau lapar? Mau aku buatkan sarapan."

Taehyung menggeleng. "Napsu makanku menghilang sejak tadi. Tapi aku sekarang mengantuk karena lelah habis menangis."

"Kalau begitu mau menemani hyung melanjutkan tidur?"

"Call!"

Tanpa aba-aba Seokjin menggendong Taehyung ala bridal. Taehyung mengalungkan tangannya ke leher Seokjin. Keduanya pun kembali kekamar. Melanjutkan tidur yang tertunda akibat insiden pagi Taehyung.

The End.

Salam kenal!

Pendek ya? Aku lagi gabut soalnya.

See u next chap!

Borahae










Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang