"Kita putus saja."
Taehyung terhenyak mendengar ucapan Jungkook, kekasihnya. Tangannya bergetar. Hatinya menepis berusaha menolak apa yang baru saja ia dengar. Tangannya terulur hendak menyentuh jemari Jungkook namun Jungkook menghindarinya.
"Apa maksudmu Jungkook? Aku salah dengar kan? Kau bercanda kan? Jangan bercanda seperti ini Jungkook. Kau membuat hatiku sakit."
"Maaf Tae. Sayangnya aku tidak bercanda. Aku bosan denganmu. Selama tiga tahun kita berpacaran hubungan kita hanya berjalan ditempat. Kurasa sebaiknya kita berpisah saja." Jungkook berucap dengan wajah didatarnya.
Taehyung terisak. "A-apa maksudmu? Jadi semua ini hanya karena aku tidak mau bercinta denganmu? Kau tau kan kenapa aku melakukannya? Aku hanya ingin memberikannya pada suamiku nanti. Dan kau juga menyetujuinya? Lagipula kita masih sekolah Jungkook-ah. Aku tidak menyangka kau bisa berbuat seperti ini padaku. Ternyata kesabaran dan ketulusanku tidak ada artinya untukmu. Yang kau pikirkan hanya seks dan seks saja. Kipikir kau sudah berubah karena mau berpacaran denganku yang seperti ini. Hahaha... ternyata aku saja yang bodoh. Baiklah jika itu maumu. Terima kasih atas semuanya. Semoga kau bahagia dengan pasanganmu kelak." Tutur Taehyung panjang lebar. Hatinya teriris sembilu melihat perlakuan Jungkook padanya. Padahal hari ini adalah hari kelulusan mereka diSHS. Seharusnya menjadi hari yang penuh dengan kebahagiaan tapi ternyata hatinya dihancurkan begitu saja oleh pria yang ia cintai.
"Ya, aku juga berharap kau bahagia. Selamat tinggal Taehyung."
Jungkook berlalu meninggalkan Taehyung yang menangis terisak sambil menatap punggungnya yang menjauh. Melupakan semua impian yang sudah mereka rangkai bersama. Yang ternyata isinya hanyalah omong kosong.
"Kau jahat Jungkook-ah."
***
Seoul, 5 tahun kemudian.
Jungkook masih berkutat dengan laporan dimeja kerjanya. Belakangan ini banyak masalah terjadi diperusahaan yang ia pimpin. Setelah abojinya menyerahkan seluruh tampuk kepemimpinan padanya setelah ia lulus kuliah otomatis dialah yang harus menyelesaikan semua persoalan itu sendiri. Abojinya hanya memantau dari jauh karena dia ingin menikmati masa tuanya. Dan sekarang dia terjebak dengan banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh anak buahnya yang tidak becus bekerja. Hampir saja dia kehilangan investor besar karena kelalaian sekertarisnya yang salah menginfokan padanya jadwal pertemuan dengan kliennya tersebut. Beruntung sang klien masih mau mamaafkannya. Jika tidak Jungkook sudah akan rugi besar karena kehilangan salah satu investor utamanya.
Jungkook melonggarkan ikatan dasinya. Kepalanya berdenyut nyeri. Sudah sejak beberapa hari belakangan dia kerja lembur. Hal itu membuatnya hampir gila jika saja dia tidak melampiaskannya dengan minum. Dan beruntungnya dia juga memiliki Namjoon sebagai wakilnya yang bisa membantunya mengatasi semua masalah yang terjadi diperusahaan.
Tok tok tok
"Masuklah."
Jungkook menyenderkan badannya kekursi. Berusaha merilekskan badannya yang lelah. Namjoon masuk saat ia sedang memijat pangkal hidungnya.
"Kau baik-baik saja?" Namjoon mengambil duduk didepan bosnya. Dia tahu Jungkook kelelahan. Tapi Namjoon tidak bisa berbuat banyak karena ia pun sama dengan Jungkook. Niat Namjoon kemari ingin mengajak Jungkook melepas penat sejenak. Seperti biasanya.
"Kurasa aku bisa mati muda jika terus begini. Bagaimana denganmu? Apa Tuan Park masih mau bekerja sama dengan kita?" Tanya Jungkook dengan mata yang terpejam.
"Beruntunglah kita. Beliau masih memberikan kesempatan untuk memperpanjang kontrak kerjasama dengan kita. Jika tidak habislah sudah." Namjoon menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionCOMPLETED!! Kumpulan cerita (BTS) dengan berbagai macam genre. Dengan Taehyung sebagai cast utama disetiap ceritanya. (My first book. Maaf kalau tulisannya masih berantakan. Borahae. 💜)