Suasana dihalaman istana terlihat mencekam. Tak lama usai mendengar Nayoung mengakui kejahatannya, Kapten Song dan Shin mengibarkan bendera peperangan. Ternyata selama ini mereka berada dibawah kendali Nayoung. Kapten Song adalah kakak dari Nayoung yang selama ini selalu berada dipihaknya secara diam-diam. Sedang mengenai Kapten Shin tidak ada yang tahu apa alasan darinya ikut membelot.
Kapten Park terlihat sangat geram melihat penghianatan yang dilakukan oleh kedua rekannya itu. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa mereka akan membelot.
"Sebenarnya apa yang ada dipikiran kalian? Jadi selama ini kalian diam-diam sudah merencanakan untuk melakukan kudeta?!" Kapten Park tidak bisa membendung kemarahannya.
"Hahaha! Kalian memang benar-benar bodoh! Sama seperti Raja kalian. Apa kalian tidak berpikir selama ini mengapa kami berdua selalu ada disekitar Yang Mulia Ratu Nayoung? Akting kami hebat bukan? Kalian bahkan sangat mempercayai kami selama puluhan tahun." ucap Kapten Song dengan angkuhnya.
"Keparat! Tega-teganya kau berkhianat pada Raja Jeon yang telah berbaik hati pada kalian! Dan juga kau Kapten Shin! Kupikir kau adalah orang yang jujur dan dapat kupercaya. Ternyata kau sama saja seperti orang itu. Kenapa kau melakukan ini?! Kau sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri!"
Kapten Shin hanya diam mendengar luapan kekesalan Kapten Park. Raut wajahnya dingin dan datar. Sama sekali berbeda dengan apa yang biasanya dia perlihatkan.
"Apa rasanya dikhiananti oleh sahabatmu sendiri park? Apa kau merasa sakit hati? Akh, kurasa lebih dari itu. Kau itu hanya anjing peliharaan Raja yang bisanya cuma mengemis dan mengikuti perintah dari Raja bodohmu itu. Betapa menyedihkannya," Kapten Song kembali melontarkan kata-kata hinaan.
Rahang Jimin mengeras mendengar sang ayah dihina. Hampir-hampir saja ia maju menyerang sebelum pundaknya ditahan oleh sang ayah.
"Jungkook-ah! Untuk apa kau terus berada dipihak raja bodoh itu? Kemarilah nak. Ibumu membutuhkanmu." Kapten Song berteriak memanggil Jungkook yang berdiri disamping Namjoon.
Tubuh Jungkook bergetar. Ia benar-benar merasa tertekan sekarang. Mengapa ibunya bisa bertindak nekat seperti itu? Lalu apa yang harus dia perbuat sekarng? Disatu sisi adalah ayahnya disisi lainnya adalah ibunya. Dia tidak bisa jika harus disuruh memilih. Sejahat-jahatnya Nayoung, dia tetaplah ibunya.
Melihat kegalauan Jungkook, Jimin mendekat dan merangkul pundaknya. "Jungkook-ah, jangan dengarkan mereka. Kau adalah Putra Mahkota Golden Moon Pack. Kau adalah harapan dan kekuatan rakyat Golden Moon Pack. Jangan kau ikuti jalan sesat yang ibumu ambil. Ingatlah Taehyung yang masih berjuang didalam sana. Jangan kecewakan dirinya. Kau adalah adik kebanggaannya. Ingatlah itu," Jimin mengingatkan Jungkook. Ia tahu sekarang Jungkook sedang dalam kebimbangan. Sebagai teman dia akan berusaha membuat Jungkook tetap pada jalan seharusnya.
"Hyung, aku bingung." keluh Jungkook.
"Kau tidak perlu memikirkannya. Jadilah seorang Putra Mahkota yang dapat dibanggakan oleh seluruh rakyatmu."
Jungkook memejamkan matanya berusaha untuk lebih menenangkan diri. Jimin benar. Tidak seharusnya dia mengambil jalan yang salah. Dia adalah putra mahkota Golden Moon Pack. Dialah yang seharusnya menjadi ujung tombak pasukannya saat ini.
"Terima kasih hyung. Kau sudah menyadarkanku. Aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian."
Jimin tersenyum. Ia senang Jungkook mau mendengarkannya. "Bagus. Sekarang, ayo kita tumpas para pemberontak itu."
Kapten Song dapat melihat Jungkook yang kini menatap tajam padanya. Ia tertawa kecil. Ternyata keponakannya memilih untuk tetap berada disisi sang raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionCOMPLETED!! Kumpulan cerita (BTS) dengan berbagai macam genre. Dengan Taehyung sebagai cast utama disetiap ceritanya. (My first book. Maaf kalau tulisannya masih berantakan. Borahae. 💜)