The Beginning of The End (IV)

1.1K 157 80
                                    

HAEEE...

APA KABAREEE???

MET BERHARI MINGGU!!!!

HARI INI MINGGU YANG MENDUNG DAN SEDIKIT GERIMIS....

COCOK BUAT BERSANTAI SAMBIL MEMBACA... KARENA ITU AKU UP SEKARANG 😄😄😄😄😄

JANGAN LUPA BUAT KASIH VOTE YA...

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

JANGAN LUPA BAHAGIA JUGA 💜💜💜

LANGSUNG AJA!!!

CEKIDOOOT SKIDIPAPAP!!!!!!!



((((((*****))))))



"Masuklah."

Yoongi membuka pintu apartemennya dan menyuruh Taehyung untuk masuk. Namun Taehyung hanya diam saja sambil terus berpegangan pada lengan baju Yoongi. Sepertinya Taehyung masih trauma dengan kejadian yang baru saja dia alami. Dia masih menampakan wajah syok dan bungkam. Terpaksa Yoongi menuntunnya untuk masuk.

Setelah berada didalam Taehyung didudukan disofa. Yoongi sendiri hendak beranjak ke dapur untuk membuat teh hangat untuk Taehyung. Tapi Taehyung tidak juga mau melepaskan cekalannya.

"Aku hanya ke dapur sebentar untuk membuatkanmu teh," ujar Yoongi menjelaskan.

Taehyung mendongak menatapnya dengan kedua matanya yang merah dan bengkak bekas menangis. Melihat itu Yoongi menjadi tambah merasa kasihan.

"Aku tidak akan lama. Aku janji," Yoongi berucap lagi.

Akhirnya Taehyung melepaskan pegangannya dilengan baju Yoongi. Yoongi menepuk kepalanya pelan lalu pergi ke dapur.

Dia memasak air karena memang tidak ada air panas ditempatnya. Sambil menunggu air matang sesekali Yoongi mengintip mengecek Taehyung. Hanya kepalanya yang terlihat menyembul dibalik sofa. Dia disana sama sekali tidak berpindah dari posisinya seinci pun.

Setelah selesai membuat teh hangat, Yoongi membawanya pada Taehyung. Saat dia menghampirinya Taehyung terlihat sedang menatap kosong kedepan. Yoongi menyodorkan cangkir berisi teh itu pada Taehyung. Taehyung sedikit terkejut, tapi kemudian dia menerimanya.

"Minumlah. Katanya aroma teh ini bisa membuatmu tenang," ujar Yoongi.

Taehyung mencoba menyesapnya. Tapi dia lupa jika itu panas. Ia sedikit menjerit saat bibirnya menempel dibibir cangkir.

"Ah!"

"Hati-hati! Itu panas! Paboya!" Yoongi berseru. Dia segera mengambil cangkir itu dari tangan Taehyung. Takut Taehyung akan menumpahkannya.

Ditaruhnya cangkir itu dimeja. Ia kemudian mendekatkan diri kepada Taehyung yang menutup mulutnya dengan tangan karena bibirnya terasa terbakar. Yoongi meraih tangannya lalu menyingkirkannya.

"Apa bibirmu terluka? Biar kulihat," ujarnya.

Yoongi menarik wajah Taehyung mendekat. Diperhatikannya bibir Taehyung lamat-lamat.

"Lihat, bibir bawahmu memerah. Kenapa kau ceroboh sekali?" kata Yoongi.

"Ma-maaf..." suara lirih Taehyung terdengar.

Tanpa sengaja tatapan mata mereka bertemu. Dengan jarak wajah yang hanya sejengkal, Yoongi dapat merasakan deru napas Taehyung yang masih sedikit tersengal. Begitupun Taehyung. Dia juga mendengar suara napas Yoongi yang sedikit berat.

Keduanya saling bertatapan dalam diam. Saling menyelami dalamnya tatapan masing-masing.

Perlahan Yoongi mendekatkan wajahnya lebih dekat pada Taehyung. Semakin dekat dan dekat dan akhirnya kedua bibir itu bertempelan. Yoongi memagut Taehyung lembut. Merasakan bibir merah yang sebenarnya meresahkannya sejak tadi.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang