Taehyung berlarian disepanjang trotoar. Ia sudah telat untuk bertemu dengan temannya yang bernama Park Jimin. Salahkan saja atasannya dikantor. Seharusnya Taehyung sudah pulang sejam yang lalu namun tiba-tiba saja kepala divisinya menyuruhnya mengecek kembali laporan penjualan yang disusun oleh juniornya. Katanya dia tidak percaya dengan pekerjaan yang dibuat oleh anak baru. Berakhir ia harus lembur selama dua jam dan molor dari waktu pertemuannya dengan Jimin.
"Itu dia."
Akhirnya Taehyung melihat plang cafe yang menjadi tempat pertemuannya dengan Jimin. Sudah pasti sekarang bocah mochi itu akan merajuk padanya karena telat.
Taehyung membuka pintu cafe dan karena terburu-buru tidak sengaja ia menabrak seseorang yang hendak keluar dari cafe.
"Ah!!!"
Kopi yang dibawa orang itu tumpah membasahi coat yang Taehyung pakai. Taehyung mengutuk dirinya sendiri karena tidak berhati-hati.
"Mianhae." orang yang Taehyung tabrak mengucap maaf padanya.
"Ani, ini aku yang salah. Gwenchanna." kata Taehyung sambil mengibas-ngibaskan coatnya yang basah.
Pria yang menabrak Taehyung mengambil sesuatu dari dalam tas yang ia tenteng. Sebuah saputangan.
"Biar aku bersihkan."
"Tidak usah. Aku tidak apa-apa." Taehyung menolak. Namun sepertinya pria itu tetap melakukannya. Taehyung jadi membiarkannya sedangkan pria itu mengelap saputangannya ke coat yang ia pakai sambil sedikit menunduk karena dia lebih tinggi sedikit dari Taehyung. Taehyung jadi tidak bisa melihat jelas wajahnya.
"Cha, sudah selesai. Untung coatmu berwarna hitam jadi noda kopinya tidak terlihat jelas."
"Gomawo."
Pria itu kemudian menegakkan badannya. Uwah. Pupil mata Taehyung membesar. Lelaki didepannya ini sungguh tampan sekali. Dengan postur tubuh yang tinggi, tatapan mata yang tajam juga dimple yang terbentuk saat ia tersenyum. Sungguh sempurna untuk ukuran seorang pria. Lihat otot dadanya yang tercetak jelas dikaos sweater hitamnya itu. Pasti pria ini suka berolahraga. Taehyung jadi membandingkan dengan dirinya yang kurus kerempeng.
"Eum, halo?" pria itu mengayunkan tangannya didepan wajah Taehyung.
"Eh." Taehyung tersadar dari lamunannya. Ia jadi sedikit tersipu karena malu ketahuan melamun.
"Mianhae karenaku coatmu jadi basah." pria itu kembali meminta maaf.
"Gwenchanna. Aku sendiri yang tidak berhati-hati tadi. Aku yang seharusnya meminta maaf."
Pria itu tersenyum hingga memperlihatkan dimplenya. Taehyung lemah dengan orang-orang yang berdimple seperti itu. Hatinya jadi meleleh.
"Sepertinya kau sedang terburu-buru. Apa kau ada janji dengan seseorang?" tanya pria itu lagi. Omomg-omong mereka sudah menyingkir dari depan pintu cafe karena mereka menutupi jalan keluar masuk orang dicafe itu.
"Iya. Kau benar. Aku lupa." Taehyung mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe mencari keberadaan Jimin. Dimana makhluk gemoy itu berada?
Ting!
Pesan masuk ke ponsel Taehyung. Taehyung mengeceknya. Dari Jimin.
Kim Taehyung! Kau terlalu lama! Aku ada urusan dengan Hoseok hyung jadi aku pulang lebih dulu. Lain kali saja kita bertemu lagi. Bye!
Ternyata Jimin sudah pulang. Wajar saja Taehyung membuatnya menunggu hampir dua jam. Siapa yang mau menunggu selama itu? Kalau Taehyung yang ada diposisinya pastilah dia kan marah-marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionCOMPLETED!! Kumpulan cerita (BTS) dengan berbagai macam genre. Dengan Taehyung sebagai cast utama disetiap ceritanya. (My first book. Maaf kalau tulisannya masih berantakan. Borahae. 💜)