When We First Met (II)

957 137 63
                                    

Sebelum membaca biasakan klik vote ya gaesss 😁😁😁😁

Setelah membaca juga jangan lupa komennya aku tunggu 😆😆😆😆

Langsung aja deh

Cekidoooottt!!!!

*




*




*




*

Taehyung benar-benar terkejut dengan apa yang baru ia lihat dan saksikan. Ia benar-benar berada dijaman Joseon. Semua yang Jimin katakan adalah kebenaran. Dia tidak membohonginya sama sekali.

Sepanjang perjalanan 'pulang?' Taehyung terpana dengan pemandangan disekelilingnya. Tidak ada riuh ramai perkotaan. Hanya ada hutan dan pegunungan yang sunyi. Begitupun saat ia mulai memasuki desa. Hanya ada rumah-rumah kuno yang ia lewati. Semua orang berjalan kaki dengan baju-baju tradisional. Bahkan sapi-sapi berjejer dijalanan. Tidak ada sama sekali terlihat modernisasi dimanapun. Tidak mungkin kan semua ini hanya tipuan?

"Wuah, apa ini desa haraboji dan halmoni pada jaman dahulu. Sungguh berbeda sekali dengan yang aku tahu," gumam Taehyung.

"Kau bicara apa?" Jimin yang berjalan sambil menggandeng tangannya menoleh begitu mendengar suara Taehyung yang bergumam pelan.

"Ah aniyo. Aku hanya... bingung."

Mendengar itu Jimin langsung mempercepat langkahnya. Jimin pikir Taehyung harus segera diperiksa oleh tabib. Perangainya sungguh sangat aneh.

Mereka berdua sampai disebuah pagar rumah yang cukup besar. Taehyung lagi-lagi tertegun. Sepertinya ia mengenali pagar rumah ini. Bukankah ini pagar rumah kakek dan neneknya?

Jimin langsung membawa Taehyung masuk. Didalam mereka disapa oleh beberapa orang yang berada disana. Sepertinya mereka adalah para pekerja yang ada dirumah itu karena mereka terlihat sangat menghormati Taehyung dan Jimin yang bahkan jauh lebih muda dari mereka.

"Seokjin hyung! Seokjin hyung!" Jimin berteriak memanggil seseorang.

"Seokjin?" tanya Taehyung bingung. Siapa lagi pemuda bernama Seokjin?

"Seokjin Hyung adalah kakakmu. Kau tunggu disini. Biar aku mencarinya dulu."

Jimin meninggalkan Taehyung diteras rumah. Ia berlari masuk kedalam untuk mencari orang yang bernama Seokjin. Ia duduk ditepi teras sambil memandang sekeliling. Rumah kakeknya ini tidak banyak berubah. Hampir sama dengan apa yang ada dimasa depan. Hanya beberapa bagian saja yang terlihat berbeda. Mungkin karena sudah ada perbaikan sebelumnya.

Orang-orang yang lewat disana menunduk memberikan hormat pada Taehyung. Taehyung membalasnya dengan anggukan kikuk. Ia bingung harus berbuat apa. Jadi lebih baik ia diam dan menunggu seperti yang diperintahkan Jimin

Tak lama terdengar suara berdebum dari arah lorong. Terlihat Jimin sedang menyeret seorang pemuda yang sepertinya sedikit lebih tua darinya. Taehyung langsung berdiri menyambut mereka.

"Kenapa kau menyeretku seperti ini Jimin-ah? Tidak bisakah kita berjalan seperti biasa saja?" ujar pemuda yang Taehyung pikir adalah Seokjin.

"Tidak bisa hyung. Kau harus segera mengecek Hansung. Dia aneh sekali. Dia lupa denganku bahkan namanya sendiri pun dia tidak ingat. Coba kau tanyakan saja padanya," ucap Jimin sambil menunjuk pada Taehyung yang membatu.

Pemuda bernama Seokjin itu memandangi Taehyung dari ujung rambut sampai kaki. Tidak ada yang aneh. Hanya saja wajah dan tubuhnya terlihat sangat kucal karena baru saja kering dijalanan setelah tenggelam sebelumnya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang