"Kau kalah!!!!" Jimin, Jungkook dan Hoseok bersorak bersamaan. Mereka senang sekaligus lega karena bisa memenangkan game uno yang sedari tadi mereka mainkan selagi mengisi waktu luang dijam makan siang. Sedangkan disisi lain Taehyung cemberut dan menggerutu karena kalah.
"Tidak sah! Kalian bersekongkol untuk membuatku kalah kan!" sungutnya kesal.
"Ani, kau ini selalu saja mengelak jika kalah. Coba saja jika aku yang kalah, pasti kau sudah meledekku sepuas hatimu," sahut Jimin.
"Ugh! Kan aku sudah bilang kalau aku tidak bisa bermain uno! Tapi kalian memaksaku!"
"Kan kau yang tadi menawari taruhan padahal kami mulanya hanya ingin bermain-main saja. Jadi tidak ada alasan lagi. Pokoknya kau kalah!" seru Hoseok yang diangguki oleh Jimin dan Jungkook.
Jika sudah begini Taehyung hanya bisa pasrah. Lagipula sejak awal dia yang salah. Sudah tahu tidak bisa main tapi masih menawari taruhan. Dasar bodoh.
"Araso. Lalu sekarang aku harus apa?"
Jimin, Jungkook dan Hoseok nampak berpikir. Jimin menolehkan kepalanya kesana kemari kesekeliling cafetaria mencari bahan. Tiba-tiba matanya tertumbuk pada seseorang yang sedang menikmati makan siangnya sendirian tak jauh dari meja mereka. Ide cemerlang langsung terlintas dibenaknya. Ia lalu tersenyum lebar dan memberi kode pada Jungkook dan Hoseok bahwa ia sudah menemukan ide. Jungkook dan Hoseok mengangguk, kemudian mereka bertiga serempak menoleh pada Taehyung.
Taehyung yang semula cemberut sambil menumpu dahunya dengan tangan langsung beringsut mundur melihat tingkah ketiga sahabatnya.
"W-wae??" katanya gugup. Ia makin bertambah gugup saat melihat seringaian licik Jimin.
"Aku sudah tau kau harus melakukan apa," ujar Jimin.
"A-apa?" tanya Taehyung.
"Kau lihatkan pemuda yang duduk makan sendiri diarah jam delapan? Kau harus menghampirinya dan menyatakan perasaanmu padanya," Jimin menunjuk dengan dagunya.
Taehyung sedikit memutar tubuhnya agar dapat melihat pemuda yang Jimin maksud. What the hell!? Taehyung melotot, itukan Suga, mahasiswa senior paling angker yang ada dikampus. Angker itu maksudnya bukan hantu tapi lebih ke mengerikan. Suga jarang berbicara bahkan mungkin tidak pernah terlihat berbicara sama sekali. Tatapan matanya tajam setajam kucing sampai ada mitos kalau kau bertatapan dengannya maka kau akan mati mendadak saking takutnya. Lalu kulitnya yang pucat itu terlihat seperti mayat hidup. Pokoknya semua yang ada pada diri Suga itu menakutkan.
Taehyung langsung memalingkan wajahnya kembali. Ia menatap Jimin yang cekikikan bersama Jungkook dan Hoseok.
"Kenapa kau mengumpaniku pada malaikat pencabut nyawa? Kau ingin aku mati muda?!" ucapnya marah.
"Hei, hei, kau terlalu banyak menonton anime. Dia itu manusia biasa seperti kita. Semua yang kau dengar tentangnya itu hanya gosip. Kau pasti akan baik-baik saja. Sekarang segera bangun dan lakukan hukumanmu," Jimin memainkan alisnya mengusir Taehyung.
Dengan memelas Taehyung memohon pada Jimin, namun sepertinya Jimin tidak peduli. Ia malah asik meminum ice coffe latte miliknya. Begitupun Jungkook dan Hoseok, mereka hanya mengangkat bahunya tidak peduli.
"Aish!!! Lihat saja nanti! Jika aku mati betulan aku akan menghantui kalian! Lihat saja!!"
Taehyung bangkit dari duduknya lalu berbalik menghadap kearah meja Suga. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Sepertinya Jimin memang mau dia mati muda.
Ia kembali menoleh kepada Jimin meminta belas kasihan. Namun Jimin acuh tak acuh. Taehyung mengumpat tanpa suara yang dibalas dengan cekikikan oleh Jimin.
"Tenang Taehyung, kau pasti bisa. Ini hanya taruhan. Lagipula pastinya manusia itu tidak akan menanggapimu. Kau cukup nyatakan perasaanmu kemudian pergi dari sana. Kau pasti bisa," Taehyung bermonolog pada dirinya sendiri. Ia menarik napas panjang kemudian melangkah pelan menuju Suga.
Jimin, Jungkook dan Hoseok memperhatikannya menjauh. Mereka bertiga menertawai Taehyung yang terlihat sangat ketakutan.
Tinggal beberapa langkah lagi Taehyung sampai dimeja yang Suga duduki. Pemuda itu sepertinya sudah menyelesaikan makannya dan hanya duduk diam sambil bermain ponsel. Taehyung mengeratkan kepalan tangannya begitu ia tiba dihadapan Suga. Ia berdiri cukup lama karena sepertinya pemuda didepannya ini tidak menyadari keberadaannya. Taehyung sampai lelah berdiri dan pada akhirnya ia mencoba menarik perhatian Suga dengan berdehem.
"Ekhem!"
Shit!! Taehyung merutuki dirinya karena berdehem terlalu keras. Benar saja, Suga langsung mengalihkan perhatiannya kepada Taehyung. Ia hanya diam tidak berkata apa-apa. Hanya menatap Taehyung dengan tatapan tajamnya.
Taehyung menelan ludahnya keras. Tatapan mata Suga terasa seperti sinar x yang membuat tubuhnya membeku.
"E, anu, itu... Kim Taehyung. Namaku Kim Taehyung. B-bolehkah aku menyampaikan sesuatu padamu," kata Taehyung gugup.
Suga sama sekali tidak menanggapi apapun. Ia masih tetap diam dalam posisinya menatap Taehyung.
"I-itu, sunbae, aku... anu... itu..."
Taehyung merasa jiwanya seakan ditarik perlahan.
"A-aku mau mengakui sesuatu. A-aku... aku... Aku menyukaimu sunbae!"
Selesai! Taehyung lega sudah mengatakan hal itu. Ia bersiap memutar tubuhnya saat kata-kata Suga terdengar ditelinganya.
"Menarik. Aku terima."
Taehyung membelalakan matanya. Mulutnya ternganga seskan tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
"Su-sunbae? Kau bilang apa barusan? Aku salah dengar kan?" katanya coba menyakinkan diri.
Suga menyeringai membuat Taehyung menahan napasnya.
"Aku menerimamu. Jadi mulai hari ini kita adalah kekasih. Jadi mohon kerjasamanya, Kim Taehyung."
"Eomma!!!! Tolong aku!!!"
***
"Bagaimana hyung? Aku pintar kan?" Jimin terkekeh kecil pada pemuda pucat dihadapannya.
Pemuda itu hanya memberikan tatapan datar padanya.
"Hyung, cobalah untuk berekspresi sedikit. Aku tidak mau kau nanti malah menakuti Taehyung. Bocah itu penakut. Sudah susah-susah aku membuatnya menembakmu. Dia malah kabur nanti!" Jimin menggerutu.
Suga, si pemuda pucat menghela napasnya. "Oke, oke. Terima kasih sudah membantuku. Bayaranmu akan kukirim besok langsung kerumahmu."
"Yes!" Jimin mengepalkan kedua tangannya di depan dada tanda berhasil. "Akhirnya aku punya sepatu yang sudah lama kuincar. Terima kasih hyung. Oh ya, jaga baik-baik sahabatku. Jika nanti dia menangis akan kuadukan ke paman Min."
"Ara. Sekarang pergilah."
"Ne."
Dengan langkah riang Jimin meninggalkan Suga. Dia berjalan sambil menggoyangkan pinggulnya karena senang akan dapat hadiah sepatu incarannya dari Suga, sepupunya.
"Dasar anak itik."
Suga juga berlalu dari sana. Dia siap menjemput kekasih barunya dan mengantarnya pulang. Diam-diam Suga tersenyum tipis. Ia bahagia incarannya sekarang sudah sah menjadi kekasihnya walaupun caranya sedikit menipu dan memaksa. Salahkan wajah datarnya yang membuat orang-orang jadi takut mendekatinya. Tapi sekarang dia berjanji akan mencoba untuk lebih berekspresi seperti yang Jimin bilang. Dia tidak mau jika nanti Taehyung malah takut dan berakhir kabur darinya.
"Oke, sekarang saatnya menjemput my prince. Tunggu aku Tae," katanya sambil tersenyum tipis yang bahkan ia sendiri tak menyadarinya. Sepertinya hidupnya akan lebih berwarna mulai sekarang. Bersama Taehyung tentunya.
The End.
Kukukuku...
Up ini dulu yah 😆
Vote!!!
Komen!!!
See u next chap!!
Borahae Army 💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionCOMPLETED!! Kumpulan cerita (BTS) dengan berbagai macam genre. Dengan Taehyung sebagai cast utama disetiap ceritanya. (My first book. Maaf kalau tulisannya masih berantakan. Borahae. 💜)