Keesokan Harinya,Ditengah Halaman istana telah berdiri Dua orang LakiLaki,Yg Satu Dengan pakaian perang yg lengkap.Dan satunya lagi hanya Mahluk Cebol berambut gimbal,Memakai pakaian sederhana.
Dihalaman istana berkumpul ratusan prajurit yg ber baris rapi sebelah kiri dan kanan dengan senjata lengkap.Paman Suroto,Dan Lukita Hanya berdiri diAula Istana melihat KeHalaman.
Sang Baginda raja yg mengetahui hal itu pun Hadir ditempat itu,Dia Melihat dari Tempat duduk yg khusus DiTeras Istana,Didampingi Patih dan para penasihatnya.Dia tau,Pertarungan ini hanya membuktikan jati diri laki,Sekalian Beliau juga penasaran dengan kekuatan SiCebol dari Hutan Lawas.
Panglima Perang Dengan pedang ditangannya telah berdiri dengan Siaga.
"Mana senjatamu Cebol,Aku tidak akan melawan orang yg Tak bersenjata" Teriaknya Tegas
"Senjataku Hanya Kepala dan kedua tanganku Panglima" Kau Bebas Menggunakan Senjata Apapun.Senjata itu Tak Kan Bisa Melukaiku." Jawab Perbol Dengan Suara Yg dialiri tenaga dalam.
"Baiklah,Aku Takkan Menggunakan Pedangku"Lalu menyarungkan kembali pedangnya yg Terselip dipinggangnya.
"Terserah kau Panglima"Jawab Perbol seenaknya
Hiaatttt...
Sang Panglima Mulai menyerang dengan Jurus2nya..
Seorang panglima perang kerajaan yg sudah sering memimpin pertempuran bukanlah orang sembarangan.Kekuatannya ilmunya,Setara dengan para pendekar dunia persilatan.Perbol Segea Bergerak ,Menangkis Dan berkelit dengan Ilmu Diatas awan dan tapak putihnya.
Beberapa kali mereka sering beradu tangan,Untuk menagkis dan menahan pukulan.Tangan Panglima perang seperti kesemutan ketika beradu tangan dengan Perbol.Ia Mulai Menyadari,Tenaga dalamnya kalah dengan Mahluk cebol didepannya.Dan Dia mulai terlihat kerepotan mendapat serangan dari Perbol.Gerakan perbol sangat lincah,Dan tubuhnya yg Kecil sangat sulit disentuh oleh jurus2 Panglima
Dan Sebaliknya,Perbol sangat mudah menyerang musuhnya yg berbadan tinggi besar.Mau Tidak Mau,Panglima Anggoro segera mencabut pedangnya.Dia berdiri menatap tajam ke arah perbol.
"Aku Harus Menggunakan pedang ini Cebol,Tubuhmu kecil,Sangat sulit dengan menggunakan tangan kosong." Ujar Panglima Anggoro"Sudah Kubilang daritadi,Terserah Kau Panglima,Senjatamu tak kan bisa melukaiku."Ucap Perbol kembali,Dia Sudah merasakan,Bahwa kekuatan Sang Panglima Masih Dibawahnya.
Dan pertarungan kembali terjadi,Diawal2 serangan,Mulai terlihat Cebol terdesak oleh serangan Panglima Anggoro,Setelah menggunakan pedang,Jurus2 dari sang panglima seperti mengepung tubuh Kecil didepannya.Beberapa Kali tubuh Perbol tersayat oleh pedang Sang Panglima.
Lukita yg melihat Hal Itu Terlihat Cemas,Dia lalu melakukan telepati kepada sahabatnya.Untuk menghentikan pertarungan itu.
Perbol Segera melompat mundur,dan Berhenti bertarung.Lalu Memandang Ke arah Lukita.Dia Tersenyum,Lalu Membalas Telepati Lukita.Kau Akan Melihat Seorang peri menggunakan Ilmu dari nenek moyangnya.Perbol pun Berdiri diam,Lalu Merapalkan sesuatu di mulutnya.
Panglima Anggoro yg sudah berada diatas angin mulai besar kepala,Pedangnya telah melukai beberapa tubuh lawannya.Dia berdiri menunggu Serangan Perbol.Dengan pedang yg melintang didadanya.
Tiba2 Asap Putih Mengepul Dari Ubun2 perbol,dan tubuhnya juga mulai mengeluarkan asap putih pula.
"Ssal tanah kembali jadi tanah,Asal Batu Kembali jadi Batu" Mantera yg diucapkan oleh perbol
Tubuhnya perlahan2 berubah keras dan retak2 seperti Patung Yg Retak2.Itulah Ilmu Dari Nenek Moyangnya Perbol yg Berasal dari sebuah Batu.Ilmu siluman batu.Semua orang yg melihat mahluk cebol pun terkejut,Lukita yg sudah lama bersama perbol pun baru tau akan hal itu.
"Apakah Tuan Cebol tidak membahayakan panglima anggoro Nak lukita?" Tanya paman Suroto mulai cemas
KAMU SEDANG MEMBACA
Titisan Dewa Naga
Historical FictionSeorang Bocah Gundul yg hidup sebatang kara,BerPenyakit keturunan,Tanpa sengaja menemukan Hutan Tempat Pertapaan Eyang Gurunya.Disanalah dirinya berubah menjadi seorang tabib dan pendekar yang sakti mandraguna,Hingga Dia mendapat pesan Agar Pergi Me...