Taruhan berat #38

2.1K 74 0
                                    

Disebuah kamar terlihat panglima anggoro terbaring,Kakinya dipenuhi serbuk obat pemulih tulang.lukita sedang membaluri kaki sang panglima,perbol yg juga berada didalam kamar itu membantu lukita mengobati sang panglima.

"Besok pagi kaki tuan panglima mudah2an sudah sembuh sedia kala"ujar lukita kepada laki2 didepannya.

"Benarkan secepat itu tabib"tanya sang panglima heran,sepengetahuan dia,orang yg retak kaki bisa berbulan2 baru bisa sembuh total.

"Mudah2an tuan panglima,Obat2an yg saya buat,semua nya berasal dari hutan lawas,bahan2 yg langka ditempat ini,sangat banyak ditemukan disana.

"Maafkan saya,yg telah meragukan kalian berdua.Ini Balasan yg saya terima akibat dari keraguan saya tabib." ujar sang panglima lirih,dengan rasa penyesalan yg dalam

"Sudahlah tuan,terkadang kita harus berlaku seperti ini untuk meyakinkan hati kita.Jangan lagi dipirkan,kami juga mohon maaf karena telah melukai panglima." Jawab lukita lagi

"Hamba mohon maaf yg sebesar2nya tuan panglima,atas kelancangan saya tadi." Perbol juga ikut bicara

"Ahhh...kau tuan cebol,sudah sepantasnya aku mendapat pelajaran darimu atas kesombonganku sendiri." Kalian berdua,ternyata orang2 yg sakti mandraguna,tapi sikap kalian membuat aku malu,telah berani melawan pengguni hutan lawas.Hehehe" Ujar Panglima anggoro sambil tertawa.
"Harusnya Aku yg belajar dari kalian,"Bukan sebaliknya"Hahahaha...Panglima anggoro tertawa lagi

Lukita dan perbol jadi ikutan tertawa,

"Kami belum mengenal dunia dinegeri kami sendiri,Selama kami hidup,lebih banyak bergaul dengan binatang dan siluman penunggu hutan lawas."Jadi mohon bimbinganmu tuan panglima." Ujar Perbol kembali

"Jangan sungkan2 lagi meminta atau bertanya apapun denganku,Kalian sudah menjadi bagian dari istana ini sekarang.Kita akan bersama2 membantu sang baginda raja,walau nyawa taruhannya."Jawab Panglima anggoro dengan sungguh2.

"Kami akan berusaha semampu kami,untuk membantu sang baginda raja tuan"Ujar lukita pula

"Kalian harus berhati2 bicara,karena aku sendiri belum tau,siapa lawan dan siapa kawan saat ini,Istana ini seperti ada mata dan telinga dimana2." Ujar Panglima Anggoro berbisik

Sebenarnya disaat pertarungan tadi,Lukita memperhatikan orang2 disekitar istana yg menontong pertarungan perbol dan sang panglima,Ada beberapa orang yg mencurigakan yg dilihat oleh lukita.tapi dia hanya diam saja,belum akan membukanya,sebelum bukti2nya jelas.

Tok...tok..tok..
Tiba2 pintu kamar diketuk seseorang

"Silahkan masuk,"Jawab Panglima Anggoro

Seorang pelayan pun muncul dari balik pintu.

"Maaf Tuan Panglima,baginda raja meminta tuan tabib dan temannya untuk menemui beliau diruangannya."Ujap pelayan sambil menjura hormat.

Lukita melihat kearah sang panglima,seolah meminta izin kepadanya.

"Pergilah,jangan membuat raja kalian menunggu terlalu lama." Ucap Sang Panglima sambil tersenyum

Lukita dan perbol segera menjura hormat kepada sang panglima,lalu beranjak pergi menemui sang baginda raja.Mereka berdua berjalan menyusuri istana,Mengikuti sang pelayan wanita didepannya.

Sampai disebuah tempat seperti Ruang pertemuan,bangunan itu sangat indah,Dinding yg terbuat dari kayu Jati pilihan,Dipenuhi ukiran.

setelah mereka masuk kedalam ruangan,Terlihat sang baginda raja,Paman Suroto dan 4 orang patih kepercayaan sang baginda raja.Sedang Duduk dikursinya masing2.

Titisan Dewa NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang