Kerajaan Sundoro #39

2.1K 76 0
                                    

Dan Sesuai dengan rencana lukita,Para wanita menjadi dayang2 untuk para selir dan istri raja,mereka ditempatkan dikeputren istana.
Sedangkan lukita,membuat balai pengobatan diluar lingkungan istana.mulai pagi sampai malam balai pengobatan itu melayani penduduk yg sakit atau hanya sekedar membeli obat saja.dibantu oleh perbol,Dan mereka tetap menginap didalam istana.

"Tuan tabib,obat gatal2nya 2 bungkus ya!!" Teriak seorang pembeli dari depan balai.

"Baik nyonya,tunggu sebentar saya ambilkan."jawab Lukita,Lalu bergegas mengambil obat gatal dilaci

Seorang prajurit masuk kedalam balai pengobatan lukita,Balai pengobatan itu diberi nama Toko Obat Rakyat oleh Lukita.

"Maaf tuan Tabib,Ada pesan dari baginda raja,Agar tuan tabib segera keistana.!" Ujar Kepala Prajurit yg bernama Sengkolo.Prajurit itu sudah dekat dengan lukita,karena ia yg selalu membukakan pintu gerbang istana dikala lukita dan perbol kembali keistana.

"Ada apakah paman Sengkolo???" Apakah sangat penting paman???" Tanya Lukita,ia masih mengobati beberapa Pasien yg terbaring dibalai2 dibantu oleh perbol.

"Benar tuan tabib,Kanjeng Larasati sedang sakit panas,Tuan diminta segera mengobatinya."Jawab Paman Sengkolo kembali.

"Baiklah,Tunggu sebentar." Tolong lanjutkan Bol,Aku akan keistana mengobati selir kanjeng lara dahulu." Ujar Lukita sambil membuka laci obat2an dan memasukkan kedalam kotak kecil.

"Mari paman"ujar Lukita

Paman Sengkolo segera berjalan keluar,dan langsung menuju istana.Mereka segera berjalan menuju keputren,Tempat tinggal Selir2 Raja Sundoro.

Didepan Kamar Selir,Dayang2 sudah menunggu lukita,Dayang2 yg masih muda2 itu tersipu2 melihat kedatangannya.Mereka kebanyakan tertarik dengan wajah lukita yg putih tampan.

"Mari tuan Muda tabib,saya antar kedalam.Dan Paman silahkan kembali ketempat."Ujar dayang Nani,Dayang ini adalah anak tertua dari Ki Jambang.yg telah dipekerjakan diistana.

Lukita yg sudah mengenal dayang itu,mengangguk sambil tersenyum.
Mereka pun memasuki ruangan yg sangat luas itu,Ruang tamu yg sangat lega,beberapa meja dan kursi tertata rapi,Jendela yg ditutup gorden hijau berbahan sutra.Aroma ruangan juga harum semerbak.

Lukita segera duduk dikursi yg telah disediakan

Dayang nani lalu masuk kedalam kamar Selir Kanjeng Larasati.
"Silahkan masuk Tuan Tabib,Kanjeng lara sudah tidak tahan dengan panas tubuhnya." Ucap Dayang Nani

"Ada siapa sajakah didalam dayang nani??" Tanya Lukita Sungkan

"Hanya Kanjeng Lara Tuan Tabib."Kanjeng lara memberi perintah,Agar ditinggal sendiri saja dikamar."Jawab Dayang Nani sambil matanya terus melirik2 kearah Lukita.

"Kau Ikut Bersamaku kedalam Dayang Nani,Tidak Baik Kalau Hanya Aku Sendiri yg Masuk kedalam Kamar Kanjeng Lara." Lukita segera menarik tangan Dayang Nani.

mendengar suara pintu kamar dibuka,Kanjeng Larasati segera bergeser melihat siapa yg masuk.
hmmm Tabib Muda itu,walaupun kepalanya gundul,tapi Wajahnya sangat tampan,tubuhnya juga sangat Kekar.gumam Kanjeng larasati.
Dia Melihat Dayang Nani Ikut Masuk kedalam dengan tangannya dipegang oleh lukita.

"Hai...Dayang!!!Apa kau Tidak mendengar titahKu tadi!!!" Bentak Kanjeng Larasati,Dari tempat tidur.

"Mohon Maaf,Hamba Yg memintanya Ikut Masuk Kedalam Kanjeng Larasati,Hamba tidak ingin ada Fitnah.Jadi,Kanjeng Larasati Mohon Mengerti." Jawab Lukita.

"Siapa yg berani memfitnahKu diistana ini!!"Bentak Kanjeng Larasati.

"Tidak ada yg akan memfitnah kanjeng larasati,Hanya kepada hamba hal itu bisa terjadi.Mohon Kanjeng Larasati memgerti posisi saya diistana ini.Atau saya Akan kembali keluar kamar ini tanpa perlu mengobati kanjeng lara."Jawab lukita dengan sedikit mengancam.Dia melihat keRanjang yg Tertutup Dengan Tirai Kelambu Berwarna Hijau Pula.

Titisan Dewa NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang