Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Misoo Jung
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benedict Drey
Lyra melenguh, tubuhnya dibawa kesamping kanan.
Merasakan ada hembusan nafas menerpa wajahnya, Lyra mengerinyit dan perlahan membuka matanya. Lyra mengerjap, berusaha memfokuskan penglihatan nya.
Ahh, seperti ini rupanya wajah wanita paruh baya semalam. Memang sangat mirip dengan bundanya, hanya saja, wanita paruh baya ini mempunyai bentuk alis yang sedikit berbeda dan mempunyai tahi lalat di bawah alisnya.
"Bunda" gumam Lyra.
Kenapa mimpinya terasa senyata ini?
Kalau di dalam mimpinya Lyra bisa melihat wajah orang-orang dengan jelas, maka Lyra akan memilih hidup di dalam mimpi saja.
Bayangkan jika setiap hari Lyra bisa melihat wajah seseorang yang semirip bundanya, Lyra akan sangat bahagia dan menghargai setiap detik waktu yang dia punya.
Lihat mata hazel itu, sangat indah dan mampu menenangkan hati Lyra saat menatapnya.
Mata itu bening dan teduh. Sampai Lyra pun bisa melihat pantulan wajahnya di mata itu.
"Lyra"
Suara lembut itu, tidak hanya menatapnya sekarang, namun juga memanggil namanya dengan lembut.
