Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"MINA!"
"JOEN!"
Greb, ponsel Lyra direbut oleh Joen.
"HEY Apakah ini nyata?"
"Joen finally! Kita udah ketemu Lyra Joen! Pesan kamu berhasil masuk waktu itu! Kita berhasil!"
"Aku gak bisa berkata kata lagi. HEY BRIAN STOP BERBISNIS, ADA LYRA DISINI!"
Joen terlihat memanggil seseorang di meja pelanggan tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Dad? Are u there?" Muncul wajah Ben dan seketika memenuhi layar.
"O MY GODBENN"Joen rasa dia akan terkena serangan jantung tidak lama lagi.
"What the fuck are u talking about Joen?"
Datang Brian, dengan tampang bercampur aduk antara kaget dan tidak percaya. Juga rasa malas karena harus menghampiri Joen yang agak jauh dari meja nya.
"Bodoh! Lihatlah, anakmu sudah besar"
"Dad?"Ben.
"Ben?" Brian.
"BRIAN I MISS YOU SO MUCH!"Mina.
"OMG HONEY!" Brian.
Joen dan Brian bertatapan sebentar, mereka heboh.
"AAAAAAAAAA"
✈✈✈
"Can you guys please..."
"Let me..."
"Uhhh take a deep breath?"
Setengah jam. Lyra tidak berbohong.
Selama setengah jam Brian dan Joen menangis sambil memeluk Lyra. Mereka sukses mengundang tatapan bingung bercampur iba dari pengunjung restoran yang lain.
Kenapa semua orang menangisinya sih?
Pak kiming, Bu Joy, Keyna, ah sebut saja mereka yang ada di bandara malam itu. Keyna menangis lagi tadi. Dan sekarang Joen dan Brian juga harus menangisinya?
"Aku minta maaf misoo-- ah maksudku Lyra. Tapi gaun mu lah yang membuat airmataku menetes"
Brian mengusap airmatanya, dia akhirnya melepas pelukan nya pada Lyra karena Lyra tidak sengaja menyikut dahinya saat dia mencoba melepas tangan kedua lelaki cengeng itu.
"Kamu benar benar mirip dengan Misoo, awalnya aku kira Misoo masih hidup dan mendatangi ku di restoran"
Mereka berdua memalingkan wajah bersamaan. Jadi canggung karena tidak sadar mereka telah menangis tersedu-sedu seperti tadi.
