6

402 19 0
                                    

Regan,Revan dan Karina sudah sampai dirumah pukul 2siang. Mereka pulang lebih awal satu jam dari biasanya. Mereka masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang, Dengan cepat regan menyuruh adik perempuannya itu untuk masuk kekamarnya.

Mau tak mau karina pun akhirnya menurut saja. Selalu saja kaya gini. Dasar posesif.

Regan dan revan berjalan kearah ruang tamu. Disana reynal dan temannya bisa melihat kehadiran kedua adik kakak itu yang berjalan kearah mereka.

"Karin mana?" tanya reynal yang tak melihat kehadiran karina diantara mereka berdua. "Udah masuk kamar." jawab regan apa adanya. Mereka pun menyalami tangan reynal selaku abang mereka.

"Bang, itu punya siapa?" bisik revan kepada reynal saat melihat ada kue brownies kesukaannya. "Mau?" tanya reynal. Revan pun mengangguk cepat.

Akhirnya reynal pun memberikan kue tersebut kepada adiknya. "Nih, ambil semua. Itu dari bang riyan yang ngasih."

"Bang riyan mana?"

"Dikamarnya." balas reynal memberitahu keberadaan abangnya.

"Makasih bang." Regan dan revan pun berjalan menuju kamar Riyan.

"Adik lo lucu banget." sahut andre kepada reynal. Sedari tadi andre memperhatikan gerak gerik revan yang penasaran dengan  banyaknya makanan di atas meja.

"Emang gitu kadang lucu kadang ngeselin."

"Adik cewek lu mana?" kini giliran angga yang bertanya. "Dikamar. Udah gue eksekusi biar gak lupada godain."

"Yaelah padahal mau kenala gua, hahah." sahur angga dengan ucapan mengodanya.

"Gue tonjok lo ga!." ancam reynal.

***

Riyan tengah sibuk menonton vidio dance di dalam laptopnya itu. Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka menampilkan adik adiknya yang baru saja pulang sekolah. Riyan tersenyum heran melihat revan yang tengah mengunyah sambil membawa sekantung kue brownise yang barusan ia belikan untuk reynal.

Regan berjalan menyalami abangnya itu. "Kok udah pulang?" heran riyan.

"Iya, besokan udah mulai belajar."

"Karin?" tanya riyan.

"Dikamar."

Regan melepaskan tas punggungnya itu di atas tempat tidur. Dan tak lupa juga dia pun ikut merebahkan tubuhnya di kasur empuk milik abangnya itu.

"Arghh!!! Anak banget." lirihnya.

Saat revan mau ikut berbaring tiba tiba saja riyan melarangnya. "Revan! Gak boleh. Nanti makanan nya jatuh kemana-mana kalau sambil tiduran!" Cegah riyan. Revan pun hanya menyengir saja. Akhirnya dia duduk di salah satu kursi yang ada di kamar abangnya.

Riyan melirik regan yang sudah mulai tidur di tempat tidurnya. Terlihat disana wajahnya yang sangat lelah. Bukankah belajarnya belum kondusif?

"Bang, jajan seblak yuk?" ajak revan tiba-tiba.

"Enggak ah. Males."

"Dih. Tumben banget. Yaudah gue mau ajak rina aja." ujar revan kepada riyan.

"Yaudah bang riyan nitip." ujar riyan.

"Uangnya?" pinta revan. "Sekalian buat revan. Itung itung ongkirnya." sahut revan dengan cepat saat melihat riyan mau mengambil uang didalam dompetnya.

Riyan memberikan 100ribu kepada adiknya itu. "Kaya biasakan?" tanya revan. Riyan hanya mengangguk saja.

"Bang regan gimana?"

Riyan melirik regan yang sudah lelap tertidur. "Gak usah. Nanti biar dibagi dua aja yang punya bang iyan." ujar riyan.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang