40

334 14 0
                                    

Riyan telah pulang kerumah lebih awal dari biasanya. Setelah selesai melakukan perlombaan diluar. Akhirnya diapun bisa beristirahat dirumah dengan nyaman.

"Kamu mau bunda bikinin sesuatu sayang?" Tanya Rianti sambil menawarkan sesuatu yang anaknya itu inginkan.

"Gak usah bun. Aku mau tidur aja. Capek."

"Yaudah kalau begitu. Kalau butuh apa-apa panggil bunda ya?"

Riyan tentu tersentuh dengan perlakuan baik seorang ibu kepadannya. Walaupun bisa dikatakan umurnya sudah dewasa namun, ibunya itu tidak pernah membedakan perlakuan kasihsayang nya satu sama lain.

"Iya bun, aman." katannya sambil tersenyum manis.

Rianti pun kembali sibuk dengan perkerjaan rumah tangganya.

Reynal keluar dari kamarnya, dan berjalan turun kelantai bawah. Bisa reynal lihat jika bunda nya itu tengah beres-beres dibawah.

"Bun?!" panggilnya.

"Kenapa nak?"

"Barusan rey kaya denger suara bang riyan. Udah pulang?" tanyanya memastikan.

Rianti mengangguk mantap kearah reynal. "Udah. Bang riyan lagi dikamar, istirahat." jelasnya.

Riyan pun berniat untuk menghampiri abangnya itu.

Tok..tok..tok..

"Bang? Rey boleh masuk?" tanyanya di depan pintu kamar abangnya itu.

"Masuk aja."

Reynal pun masuk kedalam kamar Riyan.
"Kamu gak kuliah?" tanya Riyan.

"Nanti agak siangan." jawabnya.

"Gimana bang lombanya, menang?" tanya Reynal balik. Reynal duduk di tepian ranjang kasur Riyan. Sementara Riyan tengah sibuk mengeluarkan barang-barangnya dari dalam koper.

"Alhamdulillah. Juara dua." katanya.

"Syukur deh."

"Gimana rumah kemarin, aman?"

"Aman. Gak ada maling. Hahaha!!"

Reynal mengeluarkan sesuatu dari dalam koper abangnya itu, seperti sepatu baru.

"Ini baru bang?" tanya Reynal sambil memperlihatkan sepatu tersebut.

"Iya."

"Bangus banget. Beli dimana?" tanya reynal penasaran.

"Pasar loa! Ya di toko lah. Kan itu ada merk nya."

"Maksud gue, kapan lu belinya. Perasaan baru liat." Jelas Reynal.

"Udah lama sih, cuman baru di pakek sekarang aja."

"Dih, tau gitu gue pinjem buat ke kampus."

"Ambil aja." Reynal menatap Riyan tak percaya. Apa dia tidak salah mendengar.

"Maksud lo bang?"

"Yaudah pakek aja. Mau gak? Kalau gak mau nanti bang Riyan kasih ke Regan atau Revan." tawarnya.

"Ya maulah!" jawabnya penuh semangat. "Tapi bang, kan ini baru lo pakek, masa udah di kasih ke gue aja?"

"Emang kenapa? Bang riyan bisa beli lagi." jawabnya tanpa merasa penuh beban.

"Orang kayaaaa!!!" kata Reynal sambil tertawa keras.

"Bukan gitu. Kalau kamu suka yaudah pakek aja. Bang riyan bisa beli lagi nanti. Lagian mubadzir juga kalau sepatunya gak kepakek."

"Ini kalau si dua kunyuk liat pasti bakal mau juga." Tebak Reynal.

Reynal sudah menduga-duga jika kedua adik laki-lakinya itu melihat sepatu baru yang Riyan berikan kepadanya itu pasti mereka bakal ingin juga.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang