Pagi ini seluruh keluarga kecuali Reynal sedang sarapan pagi seperti biasanya.
Hari ini adalah Hari Senin. Hari dimana Regan akan Bertanding Bermain Basket dengan Sekolah lain di ibu kota.
Regan makan hanya secukupnya saja. Takutnya malah nanti susah untuk berlari.
"Rina lu berangkat sekolah sama siapa?" Bisik Revan kepada Karina.
"Kenapa emang nya bang? Mungkin di anter sama Bang Riyan. Kan bang Rey gak ada." Jawabnya apa adanya.
Revan pun menatap kearah Riyan yang tengah makan. "Bang Riyan gue berangkat sekolah bareng lo ya?" ujarnya Tiba-tiba.
Regan melirik kearah Revan yang berada disebelahnya. Begitu pula dengan yang lainnya. Kenapa tidak dengan Regan seperti biasa?
"Loh, kenapa gak sama Regan?"
"Gak mau! Gue mau sama lo aja bang." Jawabnya singkat.
Regan hanya diam saja. Dia tau kalau adiknya itu masih marah kepadanya. Tak mempermasalahkan hal tersebut, Regan pun bangkit dari duduknya. Karena makan nya sudah selesai.
"Yaudah kalau gitu. Bunda ayah, Regan berangkat dulu." Regan pun menyalami tangan kedua orang tuanya serta abang-abangnya.
"Loh dek..." Abian ingin memnaggil Regan namun Regan sudah pergi begitu saja.
Galen menatap kearah Revan. "Kamu masih marah sama abang kamu?"
Tidak ada jawaban. Sepertinya iya.
"Dek, kan Regan udah minta maaf sama kamu?" Heran Aldi.
"Enggak ada. Apaan dia cuman minta maaf kemarin aja!" ketusnya.
"Loh, jadi Regan belum minta maaf lagi?" Heran Ezio.
"Belum. Nyebelin kan? bukannya minta maaf. Kan dia yang salah." Kesal Revan.
"Tapi kan kemarin bang Regan udah minta maaf sama bang Revan?" Heran karina."Emang harus minta maaf lagi? Bukannya bang Revan yang gak mau maafin bang Regan?" Lanjut karina.
"Lu belain bang Regan?" Tanya Revan gak suka.
"Ya bukan gitu bang. Adek cuman gak mau aja bang Regan sama bang Revan dieman kaya gini." Karina mencoba meluruskan ucapannya tersebut. Takutnya Abangnya ini malah salah paham.
"Yasudah. Revan sayang. Kamu gak boleh kaya gitu dong nak. Bener kata adik kamu barusan. Bang Regan kan udah minta maaf. Mungkin sekarang dia lupa buat minta maaf lagi." Rianti mencoba menjelaskan kepada anaknya itu agar tidak terus-terusan berantem.
"Tapi dia nyebelin bunda!"
"Yaudah gak papa. Nanti bunda suruh abang buat minta maaf sama kamu. Lagi."
***
Sesampainya di sekolah Regan berjalan kearah kelas sendirian. Tidak dengan sang adik.
Regan masuk begitu saja. Lalu berjalan kearah Tempatnya di belakang.
Disana sudah ada Gavin yang datang lebih awala.
"Revan mana?" tanyanya yang tak melihat Revan masuk dengan Regan.
"Di jalan mungkin. Gue gak bareng sama dia."
"Kenapa?" Heran Gavin.
"Taulah. Ngambeuk dia. Yaudalah biarin aja." jawabnya malas.
"Lo jailin dia kan pasti?" Tuduh Gavin.
"Heum. Ya gitu."
Gavin sudah tau akar permasalahannya itu. "Lo mau langsung ke lapang?" Tanya Gavin. Regan hanya mengangguk saja. Lalu mengeluarkan sepatu yang dia bawa dari Rumah. Sepatu Basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fiksi Penggemarhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜