Abian mengetuk kamar adiknya pelan. "Dek? Boleh bang bian masuk kedalam?" tanyanya.
Taklama sang empunya pun keluar juga, menatap abian heran. "Ada apa bang?" tanya nya.
"Kamu belum tidur?" tanya abian memastikan.
"Belum, emangnya ada apa?" tanyanya lagi.
"Bang bian mau ngobrol sebentar, boleh masuk?" tanyanyanya. Adiknya pun hanya mengguk kecil saja. "Masuk saja." mereka pun masuk kedalam kamar, tak lupa adiknya itu menutup kembali kamarnya tersebut.
Abian duduk di tepian kasur adiknya itu, sementara regan duduk di kursi meja gamenya. "Kenapa bang?" tanya regan memecahkan keheningan.
"Bang bian mau minta maaf sama kamu." ujar abian sambil mentapa dalam adiknya itu. Regan menyerit heran, "minta maaf soal apa?" tanyanya.
"Soal kemarin malem, bang bian gak ada maksud bicara kaya gitu sama kamu." jawabnya.
"Bicara soal apa?" regan masih merasa bingung dengan ucapan abangnya itu.
"Soal karina. Bang bian minta maaf, bang bian bener-bener gak bermaksud..." jelasnya lagi.
Sedetik kemudian, regan baru mengerti maksud dari ucapan abangnya itu. "Oh soal itu, lu gak salah bang. Yang salah itu gue, gue gak becus jaga karina. Sampe dia gak makan siang." ralat regan.
Abian menggeleng cepat. "Engga, bang bian malahan berterimakasih sama kamu. Karena kamu udah mau jagain karina dan juga revan di sekolah."
"Mereka kan adik gue, dan gue sebagai kakak harus jaga mereka kan?" tanyanya regan kepada abangnya itu.
"Makasih ya dek." balas abian dengan senyum kecilnya.
"Iya bang, gue minta maaf ya karena udah lalai jalanin tugas dari lo:("
Abian berjalan kearah adiknya itu. Memeluknya lalu membelai rambutnya lembut. "Jangan minta maaf kaya gitu. Kamu udah melakukan yang terbaik." katanya sambil tersenyum.
"Udah lama banget gue gak liat lo kaya gini. " regan pun membalas pelukan abangnya itu.
"Kenapa emangnya?" heran abian.
"Ya akhir-akhir ini lo selalu sibuk, terus gue juga sibuk sama tugas sekolah. Lo juga jarang ngajakin kita jalan-jalan lagi."
"Kamu mau jalan-jalan?" tanya abian.
"Emm... Kalau lu gak sibuk, terus yang lainnya juga gak sibuk. Gue sih ayok ayok aja." jawab regan apa adanya.
"Kita atur aja." jawab abian menyetujui ucapan regan.
"Gue jadi takut deh bang, gimana kalau nanti lo udah punya keluarga lo sendiri, terus lo jadi lupa sama kita, dan gak ada waktu sama kita. Sekarang aja lo udah sibuk banget." curahan hati regan.
"Bang bian gak akan pernah lupain kalian." Jawab abian dengan sepenuh hati.
Regan berdiri dari duduknya, merangkul bahu abangnya itu. "Tapi, gue juga gak akan larang lo kaya karina barusan. Lo berhak hidup bahagia sama pilihan lo bang. Cari seseorang yang bisa buat lo merasa nyaman." Abian menatap heran adiknya itu, apa regan sudah mulai dewasa?
"Pasti." jawab abian mantap.
"Dek, katanya kamu disekolah diem terus? Kenapa?" Tanya abian mengalihkan pembicaraan.
"Kata siapa?"
"Revan."
"Dasar bocil, ngadu mulu kerjaannya." jawab regan sedikit malas.
"Emang kamu kenapa, ada masalah?"
"Enggak, cuman ya gak tau, gue ngerasa kaya gimana ya.. Em—merasa bersalah aja." jelas regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fanfichanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜