48

275 14 0
                                    

Saat sedang fokus sarapan, Reynal menatap keluarganya satu persatu lalu berkata, "Semalam kayanya Rey denger ada suara motor, siapa yang pergi malem-malem?" Tanyanya.

"Gak ada, oh mungkin itu suara motor temennya Regan." Kata Rianti menjawab pertanyaan anaknya itu.

"Temen Regan? Ada temen lu Re semalem?" tanya Reynal memastikan.

Regan yang tengah fokus makan pun hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Siapa?" tanya Ezio penasaran. "Temen sekolah?"

"Bukan, Dia yang sering service motor gue, kebetulan mau ketemu aja." jawabnya cuek.

"Kayanya dia lebih dewasa dari kamu ya?" tanya Rianti.

"Iya, seumuran sama bang zio." jawabnya lagi.

"Wah, keren banget bang Regan. Punya temen yang seumuran sama bang zio." Sahut karina sedikit merasa kaget.

"Kenapa gak bilang kalau ada temen kamu yang datang kerumah? Tanya Abian.

"Kan elu yang gak ngizinin gue buat keluar, yaudah gue suruh aja dia kerumah." ketusnya. Sepertinya Regan masih marah sama Abian.

Abian melirik Rianti yang tengah memberikan kode menyuruhnya untuk tidak membalas lagi.

"Regan gak boleh gitu ngomongnya sama sama abangnya. Itu gak sopan namanya. Ayok minta maaf dulu sama bang Bian." Tegur Galen.

"Sorry bang." gumamnya. "Iya." jawab abian.

Merekapun kembali melanjutkan sarapan paginya. Sarapan kali ini tidak begitu hangat karena Regan mungkin masih sedikit kesal dengan Abian. Namun nyatanya Regan tak benar-benar marah kepada Abian. Apalagi yang Abian katakan itu memang bener, seharusnya dia tidak berpergian terlebih dahulu karena kondisinya yang baru saja sembuh.

...

Diperjalanan menuju kelas, Revan dan Regan tak sengaja bertemu dengan Dino. Seseorang yang sudah mengeroyok Regan sampai masuk kedalam Rumah sakit.

Dino tersenyum smrik kearah Regan dan Revan. Hal tersebut membuat emosi Revan terpancing. Namun dengan cepat Regan menahan bahu adiknya itu agar tidak melakukan sesuatu yang tak diinginkan..

"Kenapa gak jadi? Takut?" Awalnya Revan ingin menghajar wajah songong laki-laki itu. Namun karena bahunya di tahan oleh Regan. Ia pun mengurungkan niatnya tersebut.

"Gak usah sok jagoan kalau gak punya nyali!!" sindirnya kepada Revan.

Revan berdecak kesal "ck. Siapa yang gak punya nyali?!" tanya Revan tak suka.

"Asal lu tau ya! Elu yang banci beraninya main keroyokan!! Atau lu takut kalau harus ngadepin sendiri? Huh?!!" Sahut Revan tak mau kalah.

Dino pun menggepalkan kedua tangannya setelah mendengar ucapan yang barusan Revan katakan kepadanya. "Diem lu anjing!" ujarnya tak suka.

"Kenapa? Omongan gue benerkan? Hahah!!!" Ejek Revan.

Dino pun maju satulangkah kearah Revan. Namun dengan cepat Regan menarik adiknya itu untuk mundur dan berdiri di belakang tubuhnya.

Kini Reganlah yang berdiri dihadapan Dino. "Lu sentuh adik gue! Itu artinya lu cari ribut sama gue!" Ujarnya penuh penegasan.

"Harusnya lu bersyukur karena gue gak bales dendam sama lo! Tapi bukan berarti lo bisa seenaknya kaya gini sama Gue dan teman-teman gue!" kata Regan lagi.

Dino hanya diam. Tak menjawab ucapaan Regan barusan. "Kayanya yang gak punya nyali itu elo deh! Bener kata adik gue barusan. Kalau lu cowok harusnya lo gak main keroyokan. Tapi karena lu gak berani makanya main keroyokan! Iya kan?" Regan tersenyum smirk kearahnya.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang