9

347 16 2
                                    

Malam ini tepatnya di meja makan terdapat satu keluarga yang terlihat begitu harmonis. Setelah kepulangan ayah dan bundanya itu. Mereka semua merasa senang dan bahagia karna bisa kembali kumpul bersama sama.

"Bunda, aku kangen banget sama masakan bunda." ujar karina yang merasa senang karna kini bisa memakan masakan bundanya itu.

"Emang masakan bang zio sama bang bian gak enak?" tanya ezio dengan pura pura terlihat sedih.

"Enak! Enak banget malahan. Tapi kan adek kangen masakan bunda." jawab karina jujur. Semua yang mendengarpun hanya bisa tertawa puas, karna telah berhasil membuat adiknya itu terlihat panik.

"Wah parah sih rina. Liat noh bang zio sedih kaya gitu,  nanti gak mau masakin lagi, lagi." sahut regan.

Karina menatap ezio serius. "Bang zio marah sama karin?" tanya karina.

"Enggak kata siapa?"

"Noh anak onta!" karina mendelik sinis kearah regan.

"Loh berarti ayah sama bunda onta dong?" tanya Galen dengan nada pura pura kaget.

Regan kembali tertawa puas mendengar ucapan ayahnya itu. "Enggak ayah. Cuman bang regan aja yang onta." elak karina.

"Wah parah lu bocil. Masa anak ganteng kaya gini di sebut onta." kesal regan.

"Dia itu bukan onta." ujar reynal menyauti.

"Apa dong?" tanya regan.

"Anak biawak, Hahaha!!" kini giliran revan yang menyauti ucapan regan.

Semua tertawa puas dengan candaan revan,regan dan reynal. "Mantap adek gue!" ujar reynal merasa bangga.

"Udah-udah, sekarang ayok cepet makan." rerai Rianti kepada anak-anaknya itu.

Setelah semuanya selesai. Kini mereka semua berkumpul di ruang keluarga.

Regan berjalan kearah seluruh keluarganya itu. "Bunda, ayah?!" regan memanggil kedua orang tuanya itu. Semua mata tertuju kepadanya.

"Loh kamu udah rapih gini mau kemana?" tanya rianti kepada regan. "Regan mau izin keluar sebentar, boleh gak?"

"Mau kemana?" tanya Riyan.

"Ketemu temen-temen aja sebentar."

"Revan gak ikut?" heran Aldi. Pasalnya teman regan ya teman revan juga.

Tiba-tiba saja revan menepuk jidatnya lupa. "Oh iya gua lupa, tunggu bang gue ambil dulu jaket sama dompet." Revan pun pergi berlari kearah kamarnya itu.

"Gimana bun boleh gak?"

"Iya boleh, asal kamu jagain adik kamu yang bener. Terus pulang nya jangan malem-malem, terus jangan buat yang aneh-aneh,terus—"ucapan rianti belum selesai namun regan sudah memotong ucapannya itu begitu saja. "Iya bunda kusayang. Aman pokoknya." ujar regan tersenyum manis.

"Bang, pulang nya jangan lupa beli makanan, cilok kayanya enak tuh." Sahut karina kepada regan.

"Cilak cilok. Eh bocil ini udah malem. Jangan makan kaya gituan."

"Iya dek bener tuh kata bang regan. Gak baik makan yang kaya gituan malem-malem kaya gini." ujar abian. Abian memang sangat propektif terhadap makanan yang keluarga nya itu makan..

"Lu naik motor perginya?" tanya reynal kepada regan..

"Yaiyalah, emang mau naik apa, bus?" Balas regan seenaknya.

"Kenapa gak naik mobil aja?" tanya ezio.

"Males bang, kalo macet lama."

"Tapi lebih aman. Ini juga udah malem. Udara malem juga lagi gak enak." sahut abian.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang