Semua keluarga sudah berkumpul di depan Ruangan Regan saat ini. Dokter yang menangani Regan pun juga masih belum keluar dari Ruangan tersebut.
Rianti menangis memeluk sang suami. Hatinya sangat hancur saat mendengar salah satu anaknya terluka.
Bukan hanya Rianti saja, namun Galen sang ayah juga ikut merasakan apa yang Istrinya itu rasakan juga.
Tak ada satupun suara diantara mereka selain suara isak tangis sang bunda.
Akhirnya Dokter yang mereka tunggu pun keluar juga. "Keluarga pasien?"
"Saya ayahnya. Gimana keadaan anak saya dok?"
"Pasien saat ini mengalami luka yang lumayan cukup serius. Ada beberapa di bagian tulang-tulang yang mengalami keretakan. Namun bapak dan ibu tenang saja. Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien kami ini." Jelas dokter itu.
"Tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya dok."
"Pasti! Bapak tenang saja."
Tak lama abian pun datang dengan tergesa-gesa.
"Dokter kim?!" Panggil abian kepada dokter tersebut.
"Dokter bian."
"Gimana keadaan adik saya?" Tanya abian to the point.
"Oh, jadi dia adik dokter bian?" Tanya dokter kim memastikan.
"Iya, dia adik saya. Dan ini keluarga saya."
"Oh, maaf saya tidak tahu kalau kalian semua adalah keluarga, Dokter bian." Dokter kim pun tersenyum hangat kearah seluruh keluarga Pradigta.
"Apa ada luka serius?"
"Hanya mengalami keretakan pada tulang. Dan mungkin ada beberapa bagian memar-memar di bagian tubuhnya. Dokter bian tenang saja saya akan melakukan yang terbaik untuk adik anda. Nanti saya akan memberikan salep untuk menghilangkan bekas memarnya itu."
"Terimakasih dok. Saya percayakan semuanya kepada dokter kim."
"Oh iya dokter bian. Untuk saat ini biarkan pasien istirahat terlebih dahulu, karena kondisinya sangat lemas sekali. Kalau pun dari pihak keluarga mau masuk Tolong jangan terlalu banyak. Mungkin satu atau dua orang dulu saja." Kata dokter kim kepada Abian. Abian mengangguk mengerti.
"Baik dok."
"Kalau begitu saya permisi dulu."
"Terimakasih dokter kim."
"Sama-sama."Dokter kim pun pergi meninggalkan Ruangan tersebut.
....
Regan telah di pindahkan keruangan yang lebih nyaman, Ruang inap.
Dikarenakan kondisinya yang masih belum stabil. Maka dari itu Regan harus di rawat inap.
Saat ini Rianti dan Abian yang masuk melihat kondisi Regan lebih dulu. Sementara yang lainnya berada diluar untuk menunggu giliran.
Rianti menitihkan air matanya tidak tega melihat kondisi anak nya itu yang tertidur lemas dengan luka lebam dimana-mana.
"Sayang nya bunda, bangun nak. Ini bunda sayang?" Lirihnya. Rianti memegang sebelah tangan Regan yang tak terkena inplusan.
Rianti membelai lembut rambut Regan penuh kasih sayang. "Mana yang sakit nak? Biar bunda obatin. Apa semuanya sakit, huh?"
Abian tidak kuat melihat kesedihan bundanya itu. Apalagi ditambah dengan kondisi Regan yang memprihatinkan.
"Bun, aku yakin Regan akan baik-baik aja. Bunda jangan nangis kaya gini ya?" kata abian meyakinkan Rianti.
Mau bagaimana pun juga. Rianti hanyalah seorang ibu yang tak mau melihat anaknya terluka sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fanfictionhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜