Regan telah siap untuk berangkat kerumah sakit. Walau pun belum mandi namun regan terlihat masih tampan dan wangi. Hehehe.
Dia pun menuruni anak tangga rumahnya itu. Ezio dan riyan yang tengah bersih bersih pun menatapnya heran, mau kemana dia?
"Loh kamu mau kemana?" tanya ezio.
"Keluar bentaran. Udah izin kok sama bang bian, sama bunda juga." jawabnya. Regan mengambil kunci motornya yang tergantung di dekat lemari.
"Revan juga ikut?" tanya riyan.
"Enggak, gue aja."
Regan pun menyalami kedua tangan abangnya itu. "Cuci piring udah selesai. Assalamualaiku." ujar regan sambil berjalan kearah luar.
"Waalaikumsalam." jawab mereka berdua kompak.
Revan yang tengah asik mengelap mobil pun menatap regan bingung. "Lu mau cuci motor pake baju kaya gituan bang?" tanya revan. Reynal yang mendengar adiknya itu tengah mengobrol pun berjalan kearah revan dan regan.
"Mau kemana re?" tanya reynal.
"Keluar bentar." jawabnya.
"Kemana?" tanya revan kepo.
"Rumah sakit!" jawab regan santai. Dia pun menaiki motor kesayangannya itu.
Dahi revan menyerit heran, "siapa yang sakit?" tanyanya lagi.
"Gavin jatoh dari motor, barusan temennya si gavin telpon gue ngasih tau. Makanya sekarang gue mau liat dia kesana." jelas regan. Saat regan mau menyalami tangan reynal tiba-tiba saja revan berkata, "gue ikut!" sahutnya.
"Gak usah, lo diem aja. Bantuin bang rey cuci mobil. Nanti gue bilangin sama si gavin kalau lu lagi cuci mobil, tanggung juga." tolak regan.
"Anak-anak yang lain juga kesana?" tanya revan.
"Gak tau. Kayanya mereka belum tau." jawab regan apa adanya. "Yaudah bang gue cabut dulu ya?"
"Iya hati-hati." ujar reynal kepada adiknya itu. Revan hanya menatap kesal kearah regan, kenapa dia gak boleh ikut? Gavin kan juga sama temannya.
Reynal yang menyadari raut wajah revan cemberut pun mencubit gemas pipi adiknya itu. "Udah lanjut ngelapin mobilnya." gunamnya.
Mereka berdua pun melanjutkan kembali aksi cuci mobilnya lagi.
....
Aldi dan riyan tengah mengangkat lemari yang ingin zio pindahkan agar terlihat nyaman untuk dilihat.
"Coba geser dikit lagi." ujar ezio mengomandani.
Riyan dan Aldi pun hanya menurut saja dengan ucapan ezio barusan.
"Nah cukup!"
Aldi menghelai nafas beratnya. "Berat banget." keluhnya.
"Namanya juga lemari." sahut riyan.
"Mana lagi yang mau di ubah bang?" tanya aldi. Ezio tengah melihat sekeliling rumahnya itu.
"Kayanya kita harus beli lomari kaca lagi deh, buat koleksi mainannya revan." ujar ezio saat melihat banyak sekali koleksi mainan punya adiknya itu.
Riyan dan aldi refleks menatap koleksi mainan adiknya itu. "Padahal revan udah gede, masih aja suka beli mainan." beo aldi.
"Biar sekalian, boneka yang punya karina di satuin aja di lemari yang baru nanti." ujar ezio lagi memberi usulan.
"Lemari yang gede?" tanya riyan.
"Enggak yang sedeng aja. Biar mainan revan gak berantakan aja di liatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fiksi Penggemarhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜