97

183 11 0
                                    

Reynal Pradigta.

Reynal berjalan berdua bersama Andrea dilorong kampus. Mereka berdua ingin menyusuli Angga yang katanya sedang berada di Kantin kampus.

Disana sudah ada Tari, Sarah dan Angga tentunya.

"Lama banget lu berdua!" Omel Angga.

"Masih untung kita mau dateng." Ujar Andrea sedikit malas.

"Kesian Intan udah nungguin kita." Sahut Sarah kepada Reynal dan Angga.

"Intan ikut juga?" Tanya Reynal memastikan.

"Iya." Jawab Angga dengan raut wajah datar.

"Kenapa lu gak bilang?! Kalau tau gitu gue buburu tadi jalannya." Kata Andrea mengomeli Angga.

"Intan aja cepet lu!"

"Yaiyalah, Intan itu belahan Jiwa gue." ujar Andrea Lebay.

"Bacot!" Angga pun bangkit dari duduknya lalu mengajak Sarah untuk pergi lebih dulu.

Mereka semua mengikuti Angga dan Sarah dari belakang.

Sesampainya di caffe tersebut. Benar saja Intan sudah menunggu mereka disana sendiri.

"Sorry ya lama?" kata Sarah merasa tak enak.

"Iya gak papa. Gue juga baru nyampe." Balas Intan.

Mereka semua duduk di kursi yang sudah disiapkan. "Mau pesen?" Tanya Intan kepada yang lainnya.

"Mau kamu." Kata Andrea menggombali Intan.

"Jangan mau Tan, anaknya alay gak cocok buat lo." Kata Sarah mengompori.

"Eh juminten! Pacar lo noh yang alay!" Kata Andrea tak mau kalah.

"Sesama alay mendingan diem deh." Sahut Reynal kepada kedua temannya tersebut.

Asik mereka mengobrol dan tertawa sampai mereka lupa waktu. Hari sudah sore, Reynal harus pergi menjemput karina.

"Rey, anterin Tari ya seklian. Gue sama Angga mau cabut dulu. Kasian Tari gak ada temen balik." Kata Sarah kepada Reynal.

Tari menatap kaget dengan ucapan Sarah barusan. "Eng—enggak usah. Gue bisa balik sendiri." gugup Tari.

"Udah sama Reynal aja. Mau gak Rey?" Tanya sarah lagi.

"Boleh, tapi gue harus jemput adik gue dulu, gak papa?" Tanya Reynal kepada Sarah.

"Tapi.."

"Udah lo balik sama Si Rey aja. Sekalian lewat." Kata Angga.

"Intan, lo balik sama siapa?" Tanya Andrea basa basi.

"Taksi mungkin?"

"Sama gue aja. Gue anterin." Ajak Andrea kepada Intan.

"Yaudah yuk Tar." Ajak Reynal kepada Tari.

Kalau boleh jujur, Reynal cemburu. Namun Andrea adalah sahabatnya dia tidak mau merusak persahabatanya itu dengannya.

"Gue duluan ya Sar, Tan." Kata Tari kepada teman-temannya.

...

Dimobil hanya ada keheningan yang terasa. Reynal fokus menyetir mobil miliknya. Sementara Tari merasa deg-degan dan juga gugup.

"Tar.."

Panggil Reynal kepada Tari. Tari melirik kearah Reynal bertanya ada apa.

"Kenapa Rey?"

"Gue mau cerita sama lo boleh gak? Tapi janji lo jangan kasih tau siapa-siapa?"

Tari hanya diam. Apa dia tidak salah mendengar Kalau Reynal ingin bercerita kepadanya?

"Ini soal Intan."

Tari menatap bingung. Ada apa dengan Intan?

"Gue kaya nya suka sama dia..." Lolos sudah ucapan itu dari mulut Reynal.

Tari yang mendengarnyapun merasa terhantam oleh ombak yang begitu besar. Hatinya hancur, begitupula dengan harapannya. Apa dia tidak salah mendengar??

"Ma—maksudnya?"

"Iya gue suka sama dia. Tapi gue gak mungkin nyatain perasaan gue sama dia. Lo kan tau Andrea suka sama dia."

Ini kenyataan yang harus Tari dengar. Apa cintanya bertepuk sebelah tangan??

"Cuman lo yang tau Tar, jangan kasih tau siapa-siapa ya? Termasuk Sarah." Kata Reynal memohon.

"I—iya Rey. Gue janji."

Tari kembali diam dengan kenyataan yang baru saja dia dengar dari mulut orang yang dia suka.

Harapannya pupus begitu saja. Ketika dia tau cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.

Marah?

Tidak. Dia hanya kecewa dengan harapannya.





Tari:(




Jangan lupa vote:)

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang