26

302 14 3
                                    

Regan dan teman-temannya tengah makan dikantin. Sudah berulang kali teman-temannya itu menanyakan keadaan regan dari tadi, namun jawaban regan tetap sama 'gue gak papa'

Revan saja sempat heran dengan abangnya itu, bahkan regan terlihat berbeda saat tadi pagi dirumah.

Saat sedang asik makan, tiba-tiba saja datang seorang wanita menghampiri meja makan regan dan teman-temannya.

"Hai re?!" ujarnya sambil memegang bahu regan manja.

Regan melirik tangan tersebut, menatap sang pemilik tangan dengan raut wajah dinginnya.

"Ganggu gak?"

"Ganggu!"

Bukan regan yang menjawab melainkan yusuf—teman regan.

"Gue gak nanya sama lo!" sahut wanita itu kepada yusuf dengan raut wajah tak suka.

"Dih, apaan orang gue lagi ngobrol sama si bima, iya kan bim?" yusup menatap bima seolah meyakinkannya.

"Heum.." jawab bima dengan dehemannya.

Wanita itu memutar bola matanya malas. Ia pun kembali melirik wajah regan kembali. Tangannya sudah tak lagi memegang bahu regan.

"Pulang sekolah sibuk gak?" tanyanya.

"Kenapa?" jawabnya dingin.

"Gue mau minta anterin lo ke mall buat beli sepatu, buat kado adik gue. Lo kan cowok jadi tau selera cowok suka yang kaya gimana?" ujarnya memberitahu regan alasannya mengajak regan pergi.

"Selera orang itu beda-beda. Ngapain lo ngajak si regan?" tanya riko.

"Gue tau! Tapi selera si regan tuh bagus, gak kaya lo! Norak!" tegasnya.

"Dih, Norak? Elu yang norak." jawab riko tak mau kalah.

"Coba lo tanya adik gue, boleh gak gue pergi sama lo?" bukannya menjawab regan malah menyuruh wanita itu untuk meminta izin kepada revan.

Wanita itu pun berniat untuk meminta izin kepada revan namun saat mau berucap tiba-tiba saja revan sudah langsung menyela "Gak!" jawab revan cepat.

Spontan semua sahabatnya pun tertawa terbahak, kecuali regan.

"Tapi—"

"Kenapa?" tanya revan sedikit menantang."terus kalau abang gue anterin lo ke mall, gue balik sama siapa, hah?" tanya revan kepada wanita itu.

"Lo kan bisa balik sama temen-temen lo." Wanita itu tetap keukeuh dengan pendiriannya.

"Bang, emang lu mau nganterin dia ke mall?" tanya revan kepada regan. Regan hanya menatap adiknya itu lalu berkata, "terserah..."

Wanita itu sedikit tersenyum kecil dengan jawaban regan barusan, berati dia masih ada kesempatan untuk meminta tolong regan anterinnya ke mall.

"Wah re, kok terserah?" heran agus.

Regan mengedikan bahunya acuh. Ya terserah gimana revan, kalau dia gak ngizinin ya gak usah, tapi kalau dia ngizinin yaudah boleh, lagian orang itu meminta tolong, tidak salahkan menolong satu sama lain???

Revan menatap tak suka kearah wanita itu. "Terserah." satu kata yang mampu membuat wanita itu tersenyum menang.

"Terserah apa van?" tanya yusuf kepo.

Kenapa jadi malah jawab, terserah terserah???

Revan tak menjawab. "Berarti boleh dong?" tanya wanita itu meyakinkan.

Krikk...

"Oke kalau gitu, nanti pulang nya gue tungguin di parkiran ya re." setelah mengucapkan kalimat tersebut wanita itupun pergi begitu saja dengan raut wajah yang bahagia.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang