88

241 17 0
                                    

Galen, Aldi dan Regan kembali berjalan kearah Rumahnya. Setelah mengobrol sedikit dengan ayahnya barusan, Regan mersa sedikit lebih Lega.

Dia masih merahasikan semuanya ini dari yang lainnya kecuali Galen—sang Ayah.

"Olahraga pak?" Sapa salah satu bapak-bapak komplek.

"Iya pa. Ini anak-anak ngajakin joging pagi."

"Mari pak?" Pamit Galen dengan Ramahnya.

"Regan!" Teriak salah seorang dari arah sebrang. Regan melirik kearahnya.

"Mau kemana Re?" tanyanya.

"Berenang." jawab Regan ngasal.

"Sini nongkrong." ajak Temannya tersebut.

Sebenarnya dia mau sekali ikutan bergabung. Namun ini masih terlalu pagi jika harus kumpul-kumpul seperti itu.

"Nanti aja. Gue mau balik dulu. Mau mandi." Jawabnya.

"Oke!"

Mereka bertiga kembali melanjutkan Jalan paginya tersebut. Namun tiba-tiba dari arah depan terlihat Orang - Orang tengah mengejar seseorang. Maling?

"Maling!!!" teriak Warga tersebut.

"Maling." ujar Regan. Dengan cepat Regan menghadang Orang tersebut.

"Mau kemana lu!" sahut Regan sambil tersenyum Smrik.

Maling tersebut bersiap untuk Melawan Regan. Namun nyatanya Regan mampu menghadang semua perlawanan tersebut.

Bugh!

Regan memukul perut maling tersebut sampai maling itu tersungkruk kebawah.

Warga pun langsung memegang kedua tangan maling tersebut.

"Nak Regan terimakasih ya?"

"Kok bisa pagi pagi gini ada maling?" Tanya Aldi tak habis pikir.

"Dia udah ngincer dari semaleman." Jawab Bapak-bapak tersebut.

"Ayok pak bawa kekantor Pos ajaa biar nanti langsung di urus. Langsung di bawa ke kantor Polisi." Kata Galen memberi saran.

"Baik pak Galen." Orang tersebut pun membawa maling tersebut kekantor Pos untuk di proses. Lalu kekantor Polisi.

"Kamu gak papa dek?" Tanya Aldi kepada Regan.

"Aman bang."

"Kamu jago juga ya berantem?" kata Galen kepada Regan.

"Sering belajar sama Bang Bara buat bela diri."

"Bagus kalau gitu. Ingat Nak, bela diri itu harus di pergunakan dengan baik. Jangan pakai buat beranteman yang gak Jelas ya?" pesan Galen kepada Regan.

"Iya Yah, kalau gak kepepet itu juga. Hahah" Regan Tertawa puas setelah mengucapkan kalimat Tersebut.

Galen pun merangkul kedua jogoannya tersebut, lalu kembali lanjut berjalan pulang.

***

Akhirnya Reynal bangun juga meski harus di bangunkan Oleh Riyan. Kini Reynal tengah mengumpulkan nyawanya di sofa bersama Dengan Revan.

"Gue gak liat Regan? Dia belum bangun?" Tanya Reynal kepada Revan.

"Joging sama Ayah."

"Pantesan."

Riyan datang menghampiri Kedua adiknya itu. "Rey, kamu udah beresin kamar kamu kan?"

"Ya belumlah, kan tadi bang Riyan yang nyuruh gue turun kebawah." Jawab Reynal apa adanya.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang