Hari minggu yang sangat cerah, Riyan tengah sibuk membagunkan adik adiknya yang sudah tertidur kembali setelah melakukan solat subuh tadi pagi.
Kamar pertama adalah kamar reynal. Riyan menggoyangkan tubuh kecil adiknya itu. "Dek, ayok bangun. Waktu nya bersih-bersih." ujar riyan kepada reynal.
"Hmmm..."
Riyan berjalan kearah tirai kamar reynal. Lalu membukakan tirai tersebut supaya cahaya matahari masuk kedalam kamar tersebut.
"Hari ini jadwal kamu cuci mobilkan?" tanya riyan.
"Hmmm..." Reynal masih saja setia menutup matanya itu. Namun reynal juga masih tetap bisa mendengar ucapan abangnya itu.
"Yaudah cepet bangun."
"Hmmm..."
"Dari tadi hahemmm hahemmm mulu, cepet bangun." sahut riyan lagi.
"Iyaaaaaaaa" jawabnya dengan suara khas bagun tidurnya. "Yaudah bang riyan bangunin dulu yang lain. Kamu cepet bangun!"
Riyan pun berjalan kearah kamar regan. Sesampainya dikamar regan, Riyan pun menyalakan lampu kamar nya itu yang terlihat begitu gelap walaupun diluar sudah siang.
Riyan memeluk punggung adiknya itu yang tengah memeluk guling sambil menghadap kearah samping.
Bukannya bangun regan malah terlihat lebih pulas karna nyaman dipeluk oleh abangnya itu. "Hari ini jadwal kamu cuci piring, ayok bangun." bisik riyan di samping telinga regan.
"Lima menit lagi." jawabnya dengan suara serak bangun tidur.
"Pulang jam berapa semalem?" tanyanya lagi.
"Sebelas." jawabnya lagi.
Riyan pun bangkit dari tidurnya. Menarik selimut regan agar adiknya itu bangun. "Udah lima menit, ayok bangun." titahnya.
Regan mendudukan dirinya sambil menetralkan penglihatannya. Menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal.
"Jam berapa bang?" tanya regan.
"Sembilan."
Regan kembali menidurkan kepalanya diatas bantalnya lagi. "Baru juga jam sembilan." gunamnya malas.
"Ini udah siang adik ku sayang." riyan pun menarik tangan regan paksa agar adiknya itu kembali bangun.
"Ngantuk bang!!!" rengeknya.
"Gak ada ngantuk-ngantuk! Ayok bangun." riyan pun menarik tangan regan agar keluar dari kamarnya. Dengan malas regan pun hanya menurut saja.
Riyan berjalan sambil menarik tangan regan kearah kamar revan.
Disana riyan bisa melihat kalau revan juga tidak ada bedanya dengan regan dan reynal. Sama sama kebo!
Regan ikut berbaring lagi memeluk punggung revan yang tengah asik tertidur. Revan sama sekali tidak terusik dengan kehadiran kedua abangnya itu.
Riyan hanya bisa menggeleng kepalanya pasrah. "REGAN! REVAN! CEPET BANGUN!!!" Ujar riyan sedikit meninggikan suaranya agar adik-adiknya itu bangun.
"Hemmm..." sahut regan.
Riyan berjalan kearah tirai kamar revan. Membuka tirai tersebut dan langsung di sambut dengan cahaya matahari yang langsung menyinari wajah revan.
Revan pun terbangun karena cahaya tersebut.
"Silau lah bang!" kesalnya.
"Ini udah siang, ayok bangun. Kita bersih bersih!" sahut riyan menghiraukan keluhan adiknya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradigta (BTS Lokal)
Fanfictionhanya menceritakan kisah keluarga yang penuh kasih sayang satu sama lain tanpa membedakan satupun💜