51

280 15 3
                                    

Malam ini karina makan malam lebih awal dari biasanya. Biasanya dia akan makan bareng dengan yang lainnya namun dikarenakan tugas sekolahnya sedang menumpuk makanya dia makan lebih dulu.

Setelah melaksanakan sholat magrib Abian berjalan kearah meja makan. Dan melihat adiknya sedang makan. "Kok makannya udah duluan? Gak nungguin yang lainnya?" tanyanya.

"Adek masih banyak tugas bang. Tugas Osis tugas Sekolah" ujarnya.

"Jangan capek-capek. Nanti sakit. Makannnya pelan-pelan aja. Nanti bang bian kasih kamu vitamin biar kondisi kamu gak menurun." kata abian panjang lebar.

"Iya, makasih abang kusayang." karina tersenyum manis kearah Abian.

Taklama muncul Reynal dengan pakaian rapinya. Mau kemana dia?

"Kok udah makan aja?" tanyanya kepada Karina.

"Banyak tugas."

"Kamu mau kemana? Rapi banget?" tanya Abian kepada Reynal.

Reynal melihat dirinya sendiri lalu menatap abangnya itu dan berkata. "Gue mau keluar bentar bang, mau diskusiin tugas kuliah sama temen." katanya.

"Bolehkan?" tanya Reynal meminta izin.

"Yaudah boleh, tapi jangan pulang malem."

Reynal pun memberikan sikap hormat kepada abangnya itu. "Siap bos."

Rianti datang dengan masakan yang sudah dia buat. Dia pun mulai meletakan makanan tersebut diatas meja makan.

"Mau kemana sayang? Kok udah rapi aja?" tanyanya.

"Keluar bun, mau kerjain tugas kulian sama temen, bolehkan?" tanya Reynal kepada Rianti.

"Malem-malem gini?"

"Iya"

"Yaudah boleh, asal pulangnya jangan malem-malem." kata Rianti kepada Reynal.

"Yaudah bun, rey pergi dulu ya? Tolong bilangin ke ayah juga." Reynal pun menyalami tangan bundannya itu. Lalu bergantian kepada Abian.

Makan malam pun dimulai. Makan malam kali ini hanya ada Galen, Rianti, Abian, Ezio, Riyan dan juga Regan Revan.

Aldi masih belum pulang dari Surabaya, sedangkan Reynal dan Karina sedang sibuk dengan tugas kulaih dan sekolahnya.

"Karina, sama reynal mana?" tanya Ezio.

"Reynal baru aja pergi, katanya mau kerja kelompok sama temennya di luar." kata Rianti menjawab pertanyaan Ezio.

"Kalau karina, dia lagi sibuk ngerjain tugas dikamar, jadi dia makan duluan deh barusan."

"Van, cepet lu ngomong sama bunda. Minta izin buat keluar." bisik Regan kepada Revan.

"Elu aja ah, lu kan abang! Masa gue?"

"Dih, apa-apa gue mulu, heran deh." omelnya.

Riyan yang tak sengaja memperhatikan kedua adiknya itupun menegurnya. "Ngapain kalian bisik-bisik kaya gitu?" tanyanya.

Regan dan Revan pun saling padang. Seolah memberi isyarat untuk bicara.

"Lu yang ngomong!" kata Regan.

"Lu aja!" lempar Revan.

"Elu!" jawab Regan lagi.

"Mau sampai kapan kaya gitu, saling lempar-lemparan kaya gitu? Kenapa gak langsung ngomong aja?" Heran Abian.

Akhirnya mau tak mau Regan yang bicara. "Jadi gini, kita berdua mau minta izin sama ayah sama bunda dan abang-abang yang lainnya. Habis selesai makan. Kita berdua mau ke caffe, buat nongkrong. Boleh gak?" Regan dan Revan mentapa kedua orang tuanya seolah menunggu jawaban dari mereka berdua.

Pradigta (BTS Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang